***
Karan benar-benar membawa Sherani untuk menemui Raj…
gadis itu tampak sangat gugup. Berkali-kali dia menggigit bibir dan meremas
tangannya.
Itu dia Sher... “Sherani sangat kaget.
Ya itu Raj… dia sedang mendekat kearah mereka duduk
sekarang. Dia sudah berusaha untuk tenang, tapi gagal… gemuruh di hatinya
terlalu kencang untuk diredakan hanya dengan segelas air putih.
Sherani, kamu? Raj heran melihat Sherani ada bersama
Karan.
Aku tahu kalian pasti saling kenal, ini dia Raj…
Sherani, calon istri aku… “ucap Karan sambil merangkul bahu Sherani.
Kya? Ucapan Karan seperti petir disiang bolong bagi
Raj, dia begitu tidak menyangka. Dia menatap Sherani tak berkedip seolah
meminta penjelasan tentang apa yang sedang terjadi sebenarnya. Gadis itu hanya
menunduk tanpa berani menatap Raj yang seolah ingin membunuhnya.
Kenapa Raj? Kok kamu kayak kaget gitu?
Ah… ngk kok, dia sekelas dengan aku Karan… “Ujar Raj
sambil berusaha tenang dan duduk.
Iya… makanya kemaren aku ngk mau bilang dulu.
Karan… kamu terlalu banyak membuat kejutan…
Hahaha… “Karan hanya tertawa, dia tidak menyadari
kalau Raj sedang tidak bercanda.
Oh ya… gimana gadis yang sering kamu ceritain? Udah
ketemu?
Sudah… “jawaban Raj membuat Sherani menatap ke
arahnya...
What? Amazing… kenalin sama aku donk Raj… dimana dia
sekarang?
Dia ada diantara kita... “ucap Raj yang membuat
Sherani terbelalak.
Kya? Karan sangat tidak mengerti dengan perkataan
Raj, Sherani menatap Raj dengan pandangan yang tajam.
Ya... disini, dia disini, dihatiku “ucap Raj sambil
memegang dadanya.
Hahaha... hampir saja aku berpikir kalau gadis itu
Sherani... “
Ngk mungkinlah Karan, aku bahkan tidak ingin dia
seperti Sherani.
Kenapa?
Karan, kamu harus hati-hati dengan Sherani, dia
mencuri hati dalam sekejap dan juga bisa mematahkannya dalam sekejap “ucap Raj
sambil menatap Sherani.
Hahahaha... sepertinya kamu sangat mengenal Sherani
ya...
Tentu saja, kita dan udah kenal sejak setahun kan
Sher...
Karan, Raj emang suka becanda kok “kilah Sherani
sambil tersenyum ke arah Karan.
Karan hanya tersenyum pada Sherani seperti tidak terpengaruh
dengan omongan Raj.
Oh ya Raj... besok kamu kenalin ya gadis itu sama aku,
atau kamu bawa aja di hari pernikahan kami, ya kan Sher...
Iya... “jawab Sherani sambil memaksakan tersenyum.
Karan, dia sudah ngk bersamaku lagi... “wajah Raj
terlihat agak sendu.
Kya? Karan tampak kecewa...
Sudahlah… kapan kalian menikah?
Secepatnya… iya kan Sher? Karan bertanya sambil
menggenggam tangan Sherani...
Ya… “jawab Sherani singkat sambil tersenyum kearah
Karan.
Pemandangan yang begitu menyakitkan, Raj hanya diam
melihat semua itu. Dia masih tidak mengerti kenapa Sherani menghianatinya.
***
Sherani… “Raj mencegat gadis itu ketika memasuki
perpustakaan.
Ada apa? Apa-apaan ini Sher?
Kamu yang apa-apaan, apa maksudnya omongan kamu
kemarin? Kamu mau mengacaukan pernikahan aku? Itu sama sekali ngk lucu Raj...
Ada apa dengan kamu Sherani? Please… katakan Sher,
kalau semua yang terjadi kemarin cuma lelucon kan? Katakan Sher…
Maafkan aku Raj… apa yang kamu lihat kemaren, itu
benar… aku akan menikah dengan Karan.
Tapi kenapa?
Sudahlah... “Sherani segera pergi, tapi Raj memegang
tangan gadis itu sekali lagi. Lepasin aku ngk? Sherani terlihat setengah
mengancam.
Aku ngk akan lepasin kamu sebelum kamu jelasin apa
yang terjadi…
Lepasin… atau aku akan teriak. “ucapan Sherani
benar-benar membuat Raj kaget dan kebingungan, ada apa dengan Sherani? Kenapa
gadis yang begitu dicintainya berubah menjadi sosok yang menakutkan.
Raj terpaksa melepaskan tangan Sherani dan
membiarkannya pergi, dia hanya bisa menatap punggung gadis itu dari jauh.
Sherani benar-benar berubah, dia merasa tidak mengenal lagi sosok gadis yang
dicintainya itu.
***
Sherani duduk menatap senja, berkali-kali dia
menghela nafas panjang seperti ada beban berat yang menghimpit batinnya. Dia
mengambil handpone dan mengetik sms…
“Raj… Maafkan aku, papa yang memintaku menikah
dengan Karan dan aku setuju, aku tidak bisa menolak permintaan papa. Aku minta
lupakan aku... bye!!!”
Sherani kembali menatap senja yang semakin mulai
tenggelam. Tatapannya nanar…
Sherani… “tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya,
Sherani menoleh…
Raj?
Raj menatap Sherani, sorot mata itu begitu sendu.
Ada tangis yang menyesak untuk keluar tapi dia berusaha untuk tegar…
Aku tahu kamu disini… Kenapa Sherani? Kenapa?
“akhirnya Raj bertanya setelah diam cukup lama... kamu bisa katakan kan, kamu
mencintai orang lain dan menolak perjodohan itu. Dia ayahmu Sherani, dia pasti
akan mengerti…
Hening diantara mereka cukup lama... Sherani tampak
berulang kali menghela nafas panjang dan menghembuskannya perlahan dan Raj…
cowok itu hanya menatap gadis yang dicintainya itu tanpa berkedip…
Dia bukan ayahku Raj, dia bukan ayah kandungku…
Kya? Ucapan Sherani membuat Raj terpana…
Sherani menghela nafas panjang, dia menatap jauh
seolah berusaha mengenang banyak hal yang tertinggal di masa lalu...
Ayah dan ibuku bercerai waktu umurku masih 5 tahun,
ayah pergi meninggalkan aku dan ibu. Saat itu semua begitu sulit untuk aku
jalani, aku memang tidak mengerti apa-apa tapi setiap kali teman-temanku
bertanya, ibu selalu mengajarkan aku untuk katakan kalau ayah sudah meninggal.
Setiap kali mengatakan itu hatiku begitu sedih... seringkali aku menangis, aku
sangat merindukannya. Mereka menikah atas nama cinta, tapi lihat cinta mereka
hilang setelah 5 tahun... bahkan mereka tidak seperti orang yang saling
mencintai. Ayah sibuk dengan pekerjaannya, bahkan tidak punya waktu hanya untuk
menjemputku dari sekolah, aku ingin seperti teman-temanku yang lain Raj…
ayahnya datang setiap kali pulang sekolah, sedangkan aku, aku hanya sendirian.
Aku kesepian Raj, aku sangat kesepian… aku sering melihat mereka bertengkar.
“Sherani menyeka air matanya dan terdiam cukup lama.
Ibu meninggal karena sakit jantung waktu aku berumur
10 tahun, tapi ayah tidak datang. Saat itu aku sangat membencinya. Aku
benar-benar sendiri, nenek dan kakek juga udah ngk ada... dulu ibuku sempat
dijodohkan dengan orang lain… kamu tahu orang itu siapa? Dia Mukesh Khanna...
tapi ibu menolak dengan alasan dia tidak mencintainya, bahkan ibuku
meninggalkan rumah untuk bisa menikah dengan ayah. Tapi lihat cinta yang mereka
elu-elukan ternyata tidak mempertahankan apapun.
Mukesh Khanna? Bukannya dia papamu? Raj kaget
ternyata orang yang dipanggil papa selama ini oleh Sherani ternyata bukan ayah
kandungnya...
Ya… dia hanya orang yang dulu pernah dijodohkan
dengan ibuku. Dia bukan ayah kandungku. Dia orang yang menjagaku sekarang,
menemaniku, menyayangiku seperti seorang ayah dan dia memberiku namanya karena
dia ingin menunjukkan pada dunia kalau aku ini anaknya. Setelah ibu meninggal
dia membawaku bersamanya, kami tinggal di Sydney, papa membawaku kesana agar
aku bisa melupakan segala hal buruk yang pernah terjadi disini. Dia benar-benar
membawa kehidupan baru untukku. Dia tidak pernah membuatku merasa sendiri, dia
mengembalikan duniaku yang sempat hilang, istri dan anaknya juga menerimaku
dengan baik...
Aku malu Raj, aku marah dengan keadaan dan sampai
saat sekarangpun aku masih menyesali kenapa bukan dia ayahku… kenyataannya dia
orang lain Raj dan sama sekali tidak ada hubungan darah denganku, tapi dia
mengasihiku, menyayangiku seperti anak kandungnya sendiri. Dia laki-laki
terbaik di dunia. Aku selalu berpikir apa yang bisa aku lakuin untuk membalas
semua yang dia berikan untukku… dan sekarang dia memintaku menikah dengan
laki-laki yang dia pilihkan, apa aku harus menolak dan mengecewakannya?
Raj terdiam mendengar pertanyaan Sherani, rasanya
dia seperti terdakwa yang tengah disidang.
Katakan Raj? Apa aku salah?
Tapi Sherani, aku mencintaimu… aku tidak seperti
ayahmu, aku tidak akan pernah meninggalkanmu…
Aku tahu, aku juga mencintaimu… tapi aku lebih
mencintai papaku, dia seperti nyawa yang membuatku hidup. Ibuku pernah
mengecewakannya dan aku tidak akan melakukan itu untuk kedua kali, aku akan
lakuin apapun yang membuat dia bahagia... seandainya aku katakan aku mencintai
orang lain aku yakin papa akan mengerti tapi aku juga tahu beliau pasti kecewa
dan aku ngk mau lakuin itu.
Kemaren waktu aku bilang aku setuju menikah dengan
Karan, papa terlihat sangat senang. Aku bahagia melihatnya…
Maafkan aku Raj, aku tidak bisa menikah denganmu,
please… lupain aku. Aku memang tidak mencintai Karan, tapi aku yakin papa tidak
akan memilihkan orang yang salah untukku…
Cobalah untuk mengerti Raj,… lupakan aku, mungkin
bukan aku gadis yang datang dalam mimpimu Raj, dia orang lain… aku yakin nanti
kamu akan menemui seseorang yang lebih baik dari aku. Mungkin kita hanya
ditakdirkan untuk bertemu, bukan untuk bersama… aku pergi, bye“ Sherani
berjalan meninggalkan Raj yang masih mematung, ada bulir bening mengalir di
sudut matanya, sakit memang tapi dia harus memilih... lambaian angin malam terasa
semakin dingin, Raj hanya menatap setiap langkah Sherani yang mulai menjauh
darinya, setiap langkah terasa seperti hentakan yang menyayat hati.
***
Hari kelulusan itu berubah menjadi moment yang
sangat buruk, Raj hanya melihat gadis yang dicintainya itu dari kejauhan, dia
tak ingin merusak kebahagiaan Sherani didekat papa, mama, adiknya dan tentu
saja Karan… calon suaminya. Raj sudah berusaha menerima kenyataan, tapi…
Raj… “seseorang menepuk pundaknya dari belakang.
Rahul… “Raj berusaha menyeka airmatanya, dia sudah
berusaha tersenyum tapi gagal… Rahul tahu persis bagaimana keadaan temannya
itu.
Pulang yuk, disini bakalan bikin kamu tambah sakit...
lagian udah sore juga...
Ya… “Raj menyetujui ajakan Rahul.
Kenapa harus dia Rahul, kenapa harus Karan? Raj bertanya
untuk kesekian kalinya. Dia sahabatku, dia sudah seperti saudara untukku.
Rahul hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun,
dia sendiri juga tidak menemukan jawaban dari pertanyaan Raj…
Aku bahkan ingin sekali menceritakan tentang Sherani
padanya, bercerita tentang semua hal yang terjadi disini. Aku ingin memberi dia
kejutan kalau aku sudah menemukan gadis impianku tapi lihat… justru dia yang
memberikanku kejutan, kejutan yang bahkan tidak pernah terpikirkan olehku.
Raj mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan menatap
kertas itu dengan tatapan yang begitu sendu… covernya bertuliskan Karan &
Sherani…., ya itu undangan pernikahan mereka yang akan dilangsungkan 2 hari
lagi.
Lihat Rahul… kamu tahu betapa menyakitkan melihat
ini...
Rahul mendekat dan mengambil undangan itu dari
tangan Raj… dia pun menatapnya dengan tatapan tak mengerti. Ini bukan isapan
jempol semata, Sherani benar-benar akan menikah... dia benar-benar meninggalkan
Raj.
Kamu dapat darimana Raj? Kok aku ngk tahu?
Tadi pagi Karan memberikan padaku sewaktu kita baru
masuk aula... “Raj tiba-tiba tersenyum, entah apa arti senyuman itu yang jelas
ada air mata di sela senyumnya itu.
To be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar