***
Sherani kamu baik-baik aja kan? “Karan masih bingung
dengan sikap Sherani yang diluar dugaannya.
Aku baik-baik aja kok Karan... kenapa? Ada yang
aneh?
Kamu sudah ingat semuanya kan? Tapi kenapa?
Kenapa begaimana?
Raj…
Sherani tersenyum, Karan… kamu tahu, saat aku
tertidur, aku seperti berada diruang yang begitu gelap… aku tidak melihat
apapun, aku kehilangan arah... tiba-tiba ada sebuah tangan menggenggam
jemariku, aku tidak tahu itu siapa karena disana begitu gelap tapi tiba-tiba
ada cahaya mendekatiku, aku mencoba menatap wajah yang memegang tanganku,
begitu suram hingga akhirnya dia begitu utuh dan orang itu... kamu, orang itu
suamiku… kamu Karan.
Karan terperangah mendengar penjelasan Sherani...
Ya Karan aku mencintaimu dan itu sejak lama, sejak
aku masih pulih, sejak kecelakaan 5 tahun yang lalu itu belum terjadi, kamu
menerimaku dengan kondisiku saat itu, kamu selalu buat aku tersenyum dan…
“Sherani mendekatkan tangannya ke wajah Karan dan berkata kamu selalu
memindahkan mendung dari wajahku, seperti ini... aku mencintaimu sejak itu
”Karan terdiam dengan semua penjelasan Sherani, gadis itu telah mencintainya
sejak lama, dia tersenyum dengan mata berkaca.
Kamu tahu, kenapa aku berusaha untuk bunuh diri
waktu itu, karena aku begitu terpukul karena kau menolak menerimaku, aku marah
pada diriku dan disaat Raj datang aku sudah mengatakan padanya kalau aku tidak
akan kembali, aku sudah mengatakan itu padanya 5 tahun yang lalu dan aku sudah
memilihmu sejak saat itu... aku akan tetap disini… bersamamu, selamanya. Dan
waktu aku kehilangan ingatanku, cuma kamu yang ada didekatmu, mengenalkanku
pada dunia, dan kamu pernah bilang kamu akan mengajariku untuk mencintaimu… dan
kamu berhasil, hari ini aku akan katakan satu hal ingin aku katakan sejak
lama... aku mencintaimu, aku ingin bersamamu sampai akhir… dan Raj, dia hanya
masa lalu buat aku, dan kamu… Sherani terdiam lama, kamu masa depanku, suamiku
dan teman hidupku “sambungnya yakin.
Kenapa kau tidak memberitahuku?
Aku ingin memberitahumu, aku membawa mobil dengan
begitu cepat untuk menemuimu… aku begitu gugup saat itu. Aku begitu ingin cepat
sampai untuk mengatakan kalau aku mencintaimu… tapi tiba-tiba kecelakaan itu
menghentikanku. Terima kasih telah mempertahankanku, tetap bersamaku meski aku
tak mengingat apapun dan... Terima kasih telah menghadirkan Neha dalam
kehidupanku, dia anugerah terindah buatku.
Karan... hari ini aku akan katakan sekali lagi… aku
mencintaimu Karan, aku ingin hidup bersamamu, selamanya dan seumur hidupku.
Karan meneteskan airmata seraya memeluknya, Sherani
mencintainya… ini kata-kata tulus yang ditunggunya selama bertahun tahun, kata
yang diucapkan Sherani dalam keadaan sadar... Karan tak bisa berkata apapun,
dia hanya memeluk Sherani semakin erat…
Katakan sekali lagi Sherani, katakan kalau kamu
mencintaiku…
Aku mencintaimu Karan, aku sangat mencintaimu “ulang
Sherani yang membuat airmata Karan semakin menetes… Kenapa kamu diam aja?
Sherani… aku diam bukan karena aku tidak merasakan,
hanya saja aku tidak menemukan kata-kata yang lebih besar dari perasaanku
“Sherani tersenyum mendengar ucapan Karan.
***
Naina tampak berdiri di gerbang rumah Karan, entah
apa yang dia pikirkan, lama dipandanginya pagar putih itu. Setelah menghela nafas
diapun masuk berharap bisa bertemu dengan Sherani.
Non… ada seseorang yang ingin bertemu anda… “seorang
pembantu rumahnya memanggil Sherani dan sedang sibuk mengurus anaknya.
Siapa?
Katanya namanya Naina Non…
Naina… “Sherani mengerutkan keningnya.
Ya…
Suruh dia masuk.
Baiklah… “Sherani pun menemui Naina yang sedang
menunggu di luar…
Hai Naina, kok diluar aja… masuk yuk… sendirian aja?
Raj mana?
Ngk usah Sherani, aku mau ngomong sama kamu penting…
kita bicara diluar aja, bisa?
Ada apa ya? Mereka duduk ditaman rumah Sherani…
Ada apa Naina?
Aku ngk tahu mesti mulai darimana. Aku hanya ingin tahu apa kamu tidak mencintai Raj lagi?
Apa? Pertanyaan Naina membuat wajah Sherani
keheranan...
Ya Sherani, kamu sudah pulih kan, kamu sudah ingat
semuanya kan? Tapi kenapa kamu berubah? Bukannya kamu mencintai Raj?
Hm… Sherani tersenyum, kamu gila ya Naina? Kamu
bertanya apa aku mencintai suami kamu? Ini aneh banget buat aku… aku sudah
menikah dan aku punya anak, bagaimana mungkin aku mencintai orang lain. Dengar
Naina… kita sudah punya kehidupan masing-masing sekarang… dan Raj… dia hanya
masa lalu buat aku. Aku tidak ingin mengingatnya lagi… “Sherani beranjak pergi…
Tapi aku tidak pernah menikah dengan Raj, Sherani…
“ucapan Naina menghentikan langkah Sherani… Aku tidak pernah menikah dengannya...”Naina
mengulangi ucapannya.
Apa? Sherani berbalik…
Dia bohong waktu itu, aku memang mencintainya… tapi
dia tidak pernah mencintaiku, dia hanya mencintai kamu Sherani, hanya kamu…
lima tahun, lima tahun dia bertahan, memang dia sering mengatakan padaku kalau
dia sudah melupakan dan merelakanmu tapi aku tahu dia sedang menunggumu
kembali, dia tidak pernah membagi hatinya Sherani… tapi ini yang dia dapat
setelah bertemu kamu… ini tidak adil buat dia.
Sherani benar-benar terperanjat dan tidak bisa
berkata apapun, dia terdiam mendengar semua perkataan Naina…
Lalu apa yang kamu inginkan setelah aku tahu semua
ini? Apa aku harus meninggalkan suamiku dan kembali pada Raj? Tidak Naina… aku
tidak akan pernah melakukan itu. Aku mencintai Karan, dan aku akan tetap
mencintainya… dia segalanya untukku, dia duniaku. Raj pasti masih ingat, aku
sudah mengatakan ini sejak 5 tahun yang lalu, aku tidak akan kembali meskipun
dia menunggu seumur hidup... jadi aku mohon dia tidak usah membuang waktunya
hanya untuk menungguku, karena apapun yang terjadi keputusan aku ngk akan
berubah.
Sherani… “Naina benar-benar kaget dengan semua yang
diucapkan Sherani.
Maaf Naina… aku harus mengurus anakku, kita bicara
lain waktu.
Aditya itu anak kamu Sherani, “sekali lagi langkah
Sherani terhenti mendengar pengakuan Naina untuk kedua kali...
Anak kamu selamat waktu kecelakaan itu, Aditya bukan
anak aku, karena aku memang tidak pernah menikah dengan Raj... dia anakmu, kamu
pasti ingat kan Sher? Kalau kamu sudah tidak peduli dengan Raj, apa kamu tidak
peduli juga dengan anak kamu? Sherani hanya terdiam beberapa saat lalu beranjak
pergi meninggalkan Naina yang masih termangu tidak percaya dengan apa yang
sedang dilihatnya, Sherani pergi tanpa berkata apapun...
***
Mobil Karan memasuki pekarangan rumah, dia baru
pulang dari kantor... tampak Sherani membukakan pintu dengan senyuman seperti
biasanya tidak ada yang berubah pada wajahnya setelah apa yang terjadi tadi
siang dengan Naina.
Setelah berganti baju, Karan duduk di balkon
kamarnya...
Karan… “Sherani memanggilnya seperti ada sesuatu
yang ingin dikatakannya.
Ya…
Sherani hanya tersenyum, lalu Karan berdiri dan
memeluk istrinya…
Ada apa? Kamu terlihat agak gelisah…
Ngk apa-apa… aku belum mengatakan sesuatu hari ini…
“ucap Sherani kemudian.
Apa itu…
I love you… “ucap Sherani tersenyum, kembali Karan
memeluk istrinya.
I love you too…
Benarkah? “tiba-tiba Sherani mempertanyakan kalimat
itu.
Ya Sherani… benar, aku sangat mencintaimu…
Karan, selama kita menikah dan selama aku kehilangan
ingatanku… kamu tidak menyembunyikan apapun dariku kan? Tiba-tiba Karan
terdiam, dia melepaskan pelukannya… dan menatap Sherani.
Tidak… memangnya kenapa?
Ngk apa-apa, Sherani kembali memeluknya... Aku hanya tidak ingin orang yang aku cintai menyembunyikan
sesuatu dariku…
Karan hanya terdiam, dia seperti sangat ketakutan…
Malam terasa begitu panjang, Karan tidak dapat
memejamkan matanya sedikitpun. Ada sebuah kegalauan yang begitu menyesakkan
hatinya. Apa dia harus memberitahu Sherani tentang anaknya? Bukankah dulu dia
pernah berjanji disaat Sherani pulih dan bertanya susuatu, dia tidak akan
menutupi apapun? Lalu bagaimana sekarang, apa yang harus dia lakukan?
***
Minggu pagi yang cerah, Sherani membuka mata… dia
melihat ke samping, tidak ada Karan di sampingnya…
Karan... Karan, “dia memanggilnya berulang-ulang,
tapi tidak juga menemukan cowok itu. Dia melihat keluar jendela... dia melihat
Karan tengah duduk di kursi taman, Sherani pun tersenyum, setelah mandi dan
berganti pakaian dia buru-buru menghampirinya…
Karan... kenapa kamu disini? Kok tumben kamu bangun
pagi banget…
Aku tidak bisa tidur Sherani…
Kenapa?
Setelah aku pikir-pikir, aku harus mengatakan satu
hal... kalau…
Kalau apa Karan?
Sherani, ada satu hal yang ingin sekali aku katakan
sejak lama, Aditya itu anak kamu... maaf kalau aku tidak pernah memberitahumu
soal ini, waktu kecelakaan 5 tahun yang lalu, aku yang meminta Raj membawanya,
aku yang memisahkan kalian, tapi Sherani aku melakukan semua ini karena aku
sangat mencintai kamu, aku tidak ingin ada apa-apa denganmu… dokter melarangku
untuk mengingatkanmu tentang apapun yang membuatmu tertekan, jadi aku pikir
sebaiknya kamu tidak perlu tahu tentang apapun dimasa lalumu, jadi aku harus
melakukan itu, aku juga bingung... 5 tahun ini aku selalu berpikir bagaimana
caranya untuk memberitahu ini padamu... dan aku…
Dan…”sambung Sherani datar.
Dan aku juga tidak ingin kamu mengingat Raj, karena
aku tidak ingin kehilangan kamu Sherani, aku ingin kamu jadi milik aku
sepenuhnya... Aku ingin kamu tetap disisiku, aku tidak ingin kamu kemana-mana
“Karan mulai berkaca-kaca.
Sherani tak bicara apapun, dia hanya menatap Karan
dengan tatapan datar…
Maafkan aku Sherani… mungkin waktu itu aku terlalu
egois, aku hanya memikirkan perasaanku, sekarang terserah kamu, kamu sudah
ingat semuanya kan? Kamu ingin kembali? Ngk apa-apa, aku akan menerima apapun
keputusanmu asalkan kamu bahagia Sherani… karena memang kamu bukan milikku
sejak awal…
Sherani hanya diam… tiba-tiba dia mengambil
handphonenya dan menekan nomor…
Raj… aku ingin bertemu denganmu dan Aditya… telpon
mati, Sherani tetap diam dia tidak mengucapkan sepatah katapun pada Karan.
Dia semakin pasrah dengan keadaan… baru saja Sherani
menelpon Raj, ya… Sherani akan meninggalkannya.
Sherani tiba-tiba beranjak pergi meninggalkan Karan
yang masih termangu tanpa mengatakan apa-apa, Karan tahu… Sherani pasti kaget
dan sangat membencinya, tapi dia sudah pasrah dengan apapun yang terjadi nanti…
***
Disebuah gereja, Sherani tampak seperti sedang
berdoa… tak lama Raj datang dan berdiri disampingnya.
Sherani… “panggil cowok itu yang membuat Sherani
membuka matanya. Sherani menatap cowok itu lama... Ada apa? Tanya Raj dingin.
Aditya mana?
Dia dimobil bersama Naina…
Hmm… Sherani tersenyum... aku ingin bertemu dia...
Dia diluar... “Sherani pun berjalan keluar,
dilihatnya Aditya sedang bersama Naina...
Adi... “panggil Sherani…
Tante… “Adi buru-buru berlari menghampirinya. Tante...
tau ngk? Adi kangen banget…
Benarkah? Sherani memeluk Aditya sangat erat, ada
butiran bening mengalir disudut matanya.
Tante kok nangis? Adi bertanya dengan lugunya sambil
menghapus airmata Sherani.
Sherani hanya tersenyum, berkali-kali bulir bening
itu jatuh dari matanya, dia menatap Aditya sangat lama, seolah-olah ingin
memastikan kalau Aditya adalah anaknya.
Kalo tante jadi ibunya Adi… Adi mau ngk? Raj kaget
mendengar penuturan Sherani.
Mau, tapi bagaimana dengan tante Naina, Adi juga
ingin dia jadi mamanya Adi.
Adi sangat menyukai tante Naina ya? Tanya Sherani.
Sangat… tante Naina baik banget, dia selalu datang
kesekolah Adi seperti teman-teman yang lain. Sherani hanya tersenyum mendengar
penuturan anaknya.
Dia menatap Naina sejenak, gadis itu hanya tersenyum
tipis, entah apa yang dia pikirkan, Adi lebih menginginkan Naina daripada
dirinya, ibunya sendiri.
Adi… Adi sama tante Naina dulu ya, papa mau ngomong
bentar sama tante Sherani… “Naina membawa Adi naik mobil, sepertinya dia mengerti
dengan keadaan yang terjadi.
Bye tante… bye papa…”dengan lugunya Adi langsung
pergi bersama Naina.
Kenapa kamu bicara seperti itu Sher,… “ujar Raj.
Kamu bohong Raj, dia anakku, Aditya anak aku… “jawab
Sherani cepat.
Raj terperangah sambil menatap Sherani…
Kenapa kamu bohong sich Raj… kamu tidak menikah
dengan Naina kan? Dan Aditya itu anak aku kan? Pantesan aku merasa begitu
mengenalnya.
Tiba-tiba Sherani menatap Raj lama, dia tersenyum...
Makasih ya, aku tahu mungkin sulit buat kamu melewati waktu 5 tahun ini.
Makasih telah jaga Aditya sampai saat sekarang, aku tidak pernah tahu bagaimana
kamu melakukannya sendiri, aku tidak pernah tahu bagaimana dia tumbuh, apa yang
dia suka dan tidak dia suka, tapi kamu benar-benar melakukan yang terbaik...
Maafkan aku tidak pernah datang. Tapi Raj... Kenapa kamu tidak menikah? Aditya
butuh seorang ibu dan aku lihat dia sangat menyukai Naina, kenapa tidak menikah
dengannya?
Sherani... Ibu Aditya itu kamu, aku tidak bisa menggantikannya
dengan siapapun.
Raj, tolonglah mengerti. Karan sudah memberitahuku
semuanya, tentangmu, Aditya... Tapi Raj, ternyata aku tidak bisa membencinya.
Aku ingin bertemu kamu hanya ingin mengatakan… kalau aku sudah melupakan semua
yang pernah terjadi, pertemuan kita, kenangan kita, cinta kita… dan kamu, aku
sudah melupakan semuanya. Raj... semua yang terjadi adalah kesalahan. Aku sudah
punya kehidupan baru, Karan dan Neha... mereka yang ada dihatiku saat ini, dan
kamu… sama sekali sudah tak ada lagi disana.
Raj terperangah mendengar pengakuan Sherani, ada
bulir bening mengalir disudut matanya…
Kamu tahu Sher, 5 tahun aku menunggu bukan untuk
mendengar kata-kata ini darimu. Aku bahkan masih berharap kamu kembali, dan
bahkan aku masih tidak percaya kalau kalimat ini keluar dari bibirmu, tapi…
Kenapa?
Maafkan aku Raj ”potong Sherani cepat… ya, aku
pernah mencintaimu dan kita sempat berjanji untuk banyak hal, kita akan hidup
bersama... ya kan? Tapi Raj… janji itu dibuat antara dua orang kekasih tapi aku
dan Karan… itu janji dua orang manusia dengan tuhan Raj, aku mencintainya Raj,
aku benar-benar mencintainya, sejak lama dan sekarang aku semakin mencintainya,
dia yang terbaik, dia teman hidupku… dia dewaku Raj… Papa benar... beliau
pernah bilang aku pasti akan mencintai Karan, dan lihat… aku mencintainya Raj
dan aku tidak bisa hidup tanpa dia. Kamu tahu Raj? Tanpa aku sadari aku jatuh
cinta padanya sejak dulu, sejak dia berusaha untuk menerimaku dengan segala
keadaanku yang aku yakin tidak akan ada lagi laki-laki yang mau untuk itu. Aku
tahu dia sakit dan kecewa, tapi dia berusaha untuk menerimaku dan menganggap
semuanya baik-baik saja. Dia selalu katakan pada dunia kalau itu anaknya, dia
berusaha menutup kesalahanku, dia bahkan sering terjaga di malam hari untuk
menemaniku.
Kamu tahu Raj waktu hamil Aditya aku sering sekali
ngk bisa tidur malam, aku masih ingat bagaimana dia selalu menemaniku ”kenang
Sherani sambil tersenyum dan menyeka airmatanya.
Raj tersenyum mendengar ucapan Sherani, sayang… dia
tidak pernah punya kesempatan untuk melihat saat-saat itu karena Sherani tidak
pernah mengizinkan dia datang.
Saat itu aku jatuh cinta padanya, aku jatuh cinta
pada suamiku, Karan… “seketika wajah Raj berubah, senyumnya pudar. Aku jatuh
cinta padanya saat dia menyuapiku, saat dia menuntunku berjalan, saat dia
memakaikan selimut untukku, saat dia mendengar Adi bergerak dalam rahimku dan
saat dia meletakkan tangannya di wajahku sambil berkata… “Sherani… aku sedang
memindahkan mendung dari wajahmu,” aku mencintainya sejak itu Raj. Dan sekarang
aku mencintainya saat dia menatapku, saat dia tersenyum padaku, aku jatuh cinta
padanya saat dia memelukku... aku jatuh cinta padanya setiap hari,
bertahun-tahun, berkali kali dengan orang yang sama.
Raj hanya terdiam dengan perkataan Sherani.
Tiba-tiba dia menyadari satu hal, ternyata Sherani serius dengan ucapannya 5
tahun yang lalu... Ya, dia tidak akan pernah kembali.
Kamu tau Raj, selama ini dia sangat sabar denganku,
dia selalu ada untukku, meskipun aku menghianatinya dan bahkan aku mengandung
anak orang lain... dia tetap menerimaku, beritahu aku Raj… dimana lagi aku bisa
menemukan orang seperti itu? cuma Karan... cuma dia… Lihat… tuhan telah
mengirimkan seseorang yang terbaik untukku, aku tidak akan meninggalkannya
dengan alasan apapun.
Aku yang pertama kali mencintaimu Sher ”Tampak bulir
bening itu semakin bergenang di pelupuk mata Raj.
Raj, tolong... Kamu tidak tahu gimana rasanya jadi
aku Raj. Aku benci dengan semua yang terjadi, kamu ngk tahu bagaimana rumah
tanggaku setelah itu. Aku menyakiti Karan, bahkan sangat menyakitinya tapi dia
menerimaku dengan tulus, dia selalu tersenyum padaku. Dan sejak itu aku merasa
hidup dalam penyesalan tiada akhir. Ingin rasanya aku mengugurkan kandunganku,
aku tidak menginginkan anak itu, dia kesalahan. Dia kesalahan Raj. Tapi hari
ini aku sangat menyayanginya, seandainya aku ada kesempatan, izinkan aku
menjaganya... Aku ingin dia memanggilku ibu meskipun sekali... tapi, tadi kamu
dengar sendiri kan? Aditya tidak menginginkan aku tapi Naina. Dia ingin Naina
jadi ibunya bukan aku. Kamu bilang kamu yang pertama mencintaiku? Raj, cinta
bukan tentang siapa yang pertama dan yang kedua, tapi tentang siapa yang terakhir,
tentang siapa yang akan bersama kita seumur hidup.
Sherani menyeka airmatanya sambil berusaha
tersenyum.
Raj, aku mengatakan semua ini sama sekali bukan
untuk menyakitimu tapi untuk meyakinkanmu kalau aku sudah melupakan semuanya
dan aku harap kamu juga bisa melupakan semuanya. Naina gadis yang baik Raj… aku
yakin dia akan jadi ibu yang baik untuk Aditya. Gantikan aku, karena aku ngk
akan pernah kembali... lupakan semuanya, maafkan aku… Aku pergi dulu. Maafkan
Karan, aku mengerti kenapa dia melakukan semua itu, kalau dia bisa memaafkan
kesalahan terbesarku kenapa aku tidak bisa memaafkan kesalahan kecilnya.
Dan satu hal lagi, Kamu mau kan jadi sahabatku?
Sherani mengulurkan tangannya, tapi Raj hanya diam tak membalas uluran tangan
Sherani, gadis itu menarik tangannya kembali... Dia berusaha untuk tersenyum.
Aku berharap disaat kita bertemu lagi, kamu sudah
tidak mencintaiku agar aku bisa ceritakan kalau aku telah menemukan cinta
sejatiku… aku sudah menemukan pilihan terakhirku.
Belum sampai Sherani didepan pintu dia melihat Karan
sedang berdiri disana, menatapnya dan terlihat sekali ada butiran bening mengalir
disudut mata laki-laki itu…
Aku sudah memaafkanmu Sherani, aku sudah
memaafkanmu… ikhlas dan tak ada kemarahan lagi dihatiku sedikitpun, percayalah
"ucap Karan disela tangisnya.
Karan… “Sherani kaget melihat kedatangan suaminya,
ternyata Karan mendengar pembicaraan mereka sejak tadi. Sherani langsung
berlari dan memeluknya…
Kenapa kamu melakukan semua ini? tanya Karan menatap
istrinya.
Sherani terdiam, dia menatap Karan agak lama… Karena
aku mencintaimu, hanya kamu, bukan orang lain ”jawabnya yang membuat Karan
tersenyum dan memeluknya.
Karan menatap Raj yang tengah berdiri mematung
dihadapannya dengan perasaan tidak menentu, entah apa yang dirasakannya… dia
melihat Raj begitu terpukul dengan apa yang terjadi, mereka berpandangan...
tampak guratan kesedihan yang mendalam di mata Karan melihat sahabatnya itu,
tidak ada lagi tatapan sinis yang sering ditunjukkan Karan padanya.
Dari balik dinding gereja tampak sepasang mata
sedang memperhatikan mereka, ya… Naina mendengar semua penuturan Sherani, semua
seakan berkecamuk di hatinya… seharusnya dia bahagia karena Sherani tidak akan
kembali pada Raj, tapi kenapa ada rasa sakit yang teramat sangat dihatinya melihat
keterpurukan Raj…
Pemandangan dihadapannya benar-benar membunuhnya,
Raj hanya bisa terdiam tapi batinnya berbisik…
"Sherani… aku tidak pernah sesedih ini. Kukira
waktu yang kubutuhkan untuk melupakanmu juga tak sepanjang ini. Aku salah
besar, hari hari yang kulalui bersama dengan usaha untuk melupakanmu ternyata
tidak menemukan titik temu. Kamu masih jadi segalanya, masih berdiam dalam
kepala, masih jadi yang paling penting dalam hati. Maaf… jika segala
kejujuranku terdengar bodoh. Sebentar lagi…kamu pasti akan berkata bahwa
sikapku berlebihan. Seandainya aku sanggup, akan kuceritakan sebuah kisah
tentang melupakan dan mengikhlaskan itu, sungguh… dua hal itu bukanlah hal yang
mudah dan berhenti mencintaimu adalah hal yang tidak mungkin aku bisa."
To be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar