Jumat, 20 Maret 2015

Cerbung BHN 2 (Part 16)



Part 16

***
Ujian kelulusan telah berakhir. Malam ini adalah acara rutin disekolah setiap tahun ajaran berakhir, promnight. Neha sangat gugup, tidak biasanya dia seperti ini. Semua orang masih menatap sinis kearahnya, tiba-tiba ada seseorang yang menggenggam tangannya erat…

Nikhil? Neha kaget melihat siapa orang itu. cowok itu tersenyum ke arahnya.
Neha memaksakan diri untuk tersenyum, sampai sekarangpun dia tidak mengerti kenapa Nikhil selalu berada disampingnya, cowok itu begitu memahami, dia tidak seperti yang lain.

Hai Neha… kamu cantik banget “tiba-tiba Meera datang diantara mereka. Kali ini Neha hanya tersenyum.

Cantik sich… luarnya aja, hatinya penghianat lho sama kayak mamanya… hahaha “salah satu teman sekelas Neha menimpali sambil berlalu pergi.

Neha tampak marah dan berusaha mengejarnya tapi Nikhil buru-buru memegang tangannya, biarin aja… “ucap cowok itu berusaha menghalangi Neha.

Tapi Nikhil, dia… “Neha bicara terbata-bata, dadanya sesak.

Kamu mau marah sama dia, justru akan memperkeruh keadaan.

Kamu sabar ya Neha… “Meera ikut menenangkannya sambil mengusap punggung Neha, gadis itu melepaskan tangan Meera dan berlari keluar ruangan.

Neha menangis terisak, dia menumpahkan segala kekesalannya. Tiba-tiba Nikhil datang menghampirinya, dia membiarkan gadis itu menangis. Membiarkannya menumpahkan segala rasa yang berkecamuk dihatinya.

Neha… kita ngk mungkin bisa menghentikan orang lain berbicara apapun tentang kita, tapi yang harus kita lakukan hanya menutup telinga untuk hal yang tak ingin kita dengar.

Kamu ngk ngerti perasaan aku Nikhil… “ucap Neha disela tangisnya.

Aku emang ngk ngerti, bagaimana rasanya diposisimu tapi kamu harus tahu Neha… kamu ngk perlu marah dengan apa yang terjadi. Bukannya kamu udah ngerti, apa yang terjadi tidak seperti yang mereka pikirkan.

Aku emang ngerti tapi bagaimana dengan mereka, bagaimana caranya aku mengatakan kalau mereka itu salah, mamaku tidak seburuk itu. Mereka menghinaku, mengucilkanku… sampai kapan? Besok adalah hari terakhir sekolah dan setelah itu mereka akan tetap berpikir kalau aku anak dari seorang wanita penghianat. Aku ingin jelasin ke mereka, kalau mama tidak seperti itu.

Neha kembali terisak, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Tapi tiba-tiba dia berdiri dan berlari memasuki ruangan, Nikhil kaget melihat Neha dan berusaha memanggilnya tapi tidak digubris.

Suara hentakan musik begitu keras, Neha membaranikan diri untuk naik ke atas panggung. Pak Akash yang melihat Neha berusaha menghampirinya…

Ada apa Neha?

Pak.. aku… aku… “Neha terbata-bata berbicara.

Katakan Neha… “

Aku ingin mengatakan sesuatu pada semua orang, boleh aku minta waktunya. Ngk lama kok… please “

Oke… “ujar pak Akash sambil tersenyum.

Suara musik terhenti, Neha melihat semua orang menatap kearahnya. Nikhil pun heran dengan apa yang akan dilakukan Neha, tapi dia hanya diam.

Neha… “Meera pun tak kalah kaget melihat sahabatnya itu diatas panggung.

Maaf aku mengganggu acara kalian… aku ingin menyampaikan sesuatu. “Neha terdiam cukup lama, semua mata tertuju padanya… dia sangat gugup dan berkali-kali menggigit bibir.
Aku ingin bertanya pada kalian, kenapa kalian membenciku? Kenapa kalian mengejekku? Apa salahku?
Semua teman-temannya hanya diam sambil saling berbisik satu sama lain.
Kenapa kalian diam? Tolong kasih tahu aku, apa salahku? Sehingga aku dikucilkan, dihina…kesalahan apa yang aku lakukan.

Kalian tidak bisa jawab? Lalu kenapa kalian menghinaku, apa yang salah denganku? Apa yang kalian tahu tentang keluargaku? Kalian hanya orang luar, tidak tahu apa yang terjadi lalu kenapa kalian malah bersikap seakan-akan kalian tuhan, semua berita yang ada di media, apa yang mereka tahu tentang keluargaku, tentang mamaku, kenapa malah kalian yang merasa marah dan sakit hati? Seharusnya aku… kalian sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalahku, lalu kenapa kalian bersikap seolah-olah kalian adalah orang yang paling berhak untuk mengakimi? Memangnya kalian siapa?

Kalian teman-temanku… aku yakin kalian tidak ada disaat itu, 20 tahun yang lalu… dimana kalian waktu itu? Lalu bagaimana bisa kalian yang hanya mendengar bisa menyalahkan mamaku? Apa kalian tahu apa yang sebenarnya terjadi? Kalian bilang mamaku penghianat, selingkuh? Tahu apa kalian?

Ya… aku akan akui satu hal, aku jatuh cinta dengan seseorang yang ternyata adalah kakakku, apa salahku disini? Apa aku salah mencintai seseorang? Apa kalian tidak pernah jatuh cinta? Apa kita bisa memilih siapa orang yang ingin kita cintai? Aku rasa tidak… kalau aku bisa memilih aku ngk akan pernah memilih dia.

Kalian tidak tahu apa yang aku rasain, aku jatuh cinta dan patah hati disaat yang bersamaan. Dan lebih menyakitkan dia anak mamaku dengan laki-laki lain, kedengarannya memang sangat memalukan tapi… apa yang terjadi tidak seperti yang kalian pikirkan. Susah untuk aku jelaskan disini.
Saat tahu semua itu aku marah, kecewa dan tidak terima, kenapa harus aku? Ternyata dihidupku yang selama ini aku pikir sempurna ada sebuah noda besar. Tapi apa yang bisa aku lakukan, aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, kalianpun tidak tahu apa-apa, lalu bagaimana bisa kalian semua menghakimi mamaku, bagaimana bisa kalian mengatakannya bukan wanita baik-baik. Sudah baikkah kalian? Apa kalian tidak pernah melakukan kesalahan? Semua bungkam tanpa berniat menjawab pertanyaan Neha.

Kalian pikir kalian sudah baik? Tidak pernah salah? Kalian seenaknya bergaul dengan pria yang baru kalian kenal dan bahkan ada yang hamil tanpa tahu siapa ayahnya hingga menggugurkan kandungannya… Apa itu bukan kesalahan? “semua mendadak saling pandang, tidak mengerti dengan ucapan Neha… Jessy dan Tina terdiam tanpa kata, mereka hanya menundukkan kepala.
Sebenarnya aku tidak ingin bicara tentang orang lain tapi kenapa kalian hanya menghujatku tanpa tahu apa salahku sementara kesalahan kalian tidak kalian sadari.

Ya… mamaku memang melakukan kesalahan, tapi kalian lihat… setidaknya dia memperbaiki kesalahannya, setidaknya dia tidak bersembunyi, dia terbuka dan mengatakan apa adanya.
Dia hanya sedang jatuh cinta dan tiba-tiba dihadapkan pada pilihan yang sulit. Mama mengorbankan kebahagiaanya untuk kebahagiaan semua orang, hanya saja tiba-tiba ada batu yang membuatnya tersandung dan terjatuh, aku tidak tahu banyak karena emang saat itu aku ngk ada, kalian juga… lalu bagaimana bisa kalian menghakimi sesuatu yang ngk kalian lihat dan ngk pernah kalian rasakan.

Yang seharusnya marah dan kecewa itu aku dan papa… tapi lihat, papaku baik-baik saja karena apa, karena dia mencintai mama. Ya cinta… sejak itu aku selalu berpikir kalau cinta adalah sesuatu yang mengerikan, sangat mengerikan, bagaimana bisa kita bertahan bersama orang yang jelas-jelas menyakiti? Tapi semakin aku berpikir aku semakin mengerti… cinta itu tidak mengerikan, dia hanya tidak sejalan dengan logika.

Sejak kejadian ini aku menyadari kalau papaku bukan orang yang picik, menerima seseorang dengan segala kesempurnaa itu mudah dan semua orang bisa tapi menerima seseorang dengan kesalahannya itu sulit. Aku menyadari satu hal kalau cinta itu tidak menyalahkan tapi memaafkan.
Kalian tahu, setiap detik, setiap hari dan bahkan setiap saat aku berusaha untuk membenci mama tapi… “Neha terdiam sambil menyeka airmatanya… aku terlalu mencintainya. “Neha menunduk, terlihat jelas tetes bening itu jatuh dari matanya. Apakah kita hanya melihat kesalahan seseorang tanpa mengingat kebaikannya? Apa kita harus menuntut seseorang itu sempurna tanpa cela? Betapa egoisnya aku kalau hanya mengingat kesalahan mama tanpa melihat hal luar biasa yang telah dia lakukan, kalian tahu… selama aku ada, aku tidak pernah melihatnya melakukan kesalahan, aku tidak pernah melihatnya menyakiti papa, dia telah melakukan yang terbaik, dia ibu yang terbaik. Rasanya aku tidak berhak untuk menghakiminya dengan sesuatu yang tak pernah aku lihat.

Papaku pernah bilang, “saat kamu jatuh cinta akan ada situasi dimana kamu merasa lelah untuk bertahan tapi terlalu sakit bila melepaskan” papa benar… aku lelah dengan keadaan ini, tapi rasanya jauh dari mama lebih sakit dari pada bertahan didekatnya.
Mama… aku kangen. “Neha menunduk dan berusaha menyeka airmatanya.

Kalian pasti tahu betapa aku mencintai mama, aku tidak punya idola wanita karena aku pikir tidak ada wanita yang sehebat mama, tidak ada wanita yang secantik dia, tapi disaat aku tahu semua ini, aku marah, kecewa… tapi entah kenapa aku tidak bisa membencinya, aku berusaha tapi aku gagal… bagiku mama masih wanita terbaik dan seandainya aku dilahirkan kembali, aku ingin tetap jadi anaknya… Aku kangen mama… aku ingin pulang dan mengatakan aku kalau sangat sayang padanya… sekarang aku tanya pada kalian? Apa salahku? Apa salah mamaku? Apakah dia seburuk yang kalian pikir? Apa salah jika aku memaafkannya dan melupakan yang terjadi?”semua teman-teman Neha terdiam, tak ada yang bersuara.

Besok adalah hari terakhir kita disini, aku minta maaf ya jika selama ini banyak sikapku yang kurang berkenan dihati kalian. Aku hanya ingin menegaskan sekali lagi, mamaku tidak seburuk yang kalian pikir, apapun yang terjadi aku tetap bangga jadi anaknya, tanpanya aku ngk akan pernah ada, bagiku dia tetap wanita terbaik. Aku mencintainya bagaimanapun dia dan seandainya aku diminta untuk mengulang hidup aku ingin tetap terlahir dari rahimnya. Buat temen-temen wartawan, kalian ngk perlu menyorotku... aku bukan siapa-siapa lagi, jika semua kepopuleranku menyulitkan mama, aku akan tinggalkan semuanya karena bagiku dia yang terpenting.

Neha menekurkan kepalanya… airmatanya menetes, semuanya tertegun, terdiam dan tanpa tersadar mereka ikut bersimpati pada gadis itu. Benar… apapun yang terjadi sama sekali bukan kesalahan Neha, gadis itu ngk salah apa-apa... kenapa harus menyalahkannya?

Dengan semua pengakuannya, semakin terlihat kalau Neha adalah gadis yang pantas diidolakan. Bukan hanya wajah, tapi dia juga memiliki hati yang cantik, yang mungkin tidak semua orang bisa melihatnya.

Tina, gadis yang selama ini menghina Neha tapi tiba-tiba dia terdiam tanpa kata, dia tidak tersadar kalau ada satu butiran bening jatuh dari matanya. Dia berjalan mendekati Neha…

Maafin aku ya… aku yakin mamamu pasti perempuan yang hebat kalau tidak dia tidak mungkin mempunyai putri sepertimu… Friend??? Tina mengulurkan tangannya, Neha terdiam dan akhirnya menjabat tangan Tina sambil tersenyum. Semua teman-teman akhirnya bertepuk tangan atas keberanian Neha… Tina menyadari satu hal, dia tidak akan pernah bisa menyaingi Neha, disaat gadis itu terpuruk sekalipun dunia masih menatapnya, meskipun sempat berpaling tapi kini dunia kembali memeluknya, ya… Neha benar-benar perfect girl, tidak ada yang berubah darinya.

Ditempat lain, Sherani melihat anaknya di layar televisi. Dia mendengar dan menyaksikan apa yang diucapkannya barusan, dia mengatakan seluruh isi hatinya. Bulir bening itu begitu deras turun dari matanya. Betapa dia ingin memeluk Neha sekarang, Neha itu Karan, dia ingat bagaimana Karan dulu memaafkannya dan hari ini Neha melakukan hal sama, dia tidak pernah menyangka kalau Neha yang manja bisa menjadi sebijak ini. Dia terlalu beruntung berada disekitar orang-orang yang teramat mencintainya dengan tulus dan sepenuh hati.

To be continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar