Kamis, 19 Maret 2015

Cerbung BHN (Part 13)

Part 13



***
Raj menatap keluar jendela pesawat, hanya tampak gumpalan awan putih. Kejadian di rumah sakit itu terus terngiang di telinganya, ya dia telah memutuskan akan pergi demi kebaikan Sherani, gadis yang sangat dicintainya. Dia harus bisa menerima kenyataan kalau Sherani memang bukan miliknya. Dia milik orang lain dalam ikatan yang pasti dan tidak ada yang bisa merubah itu termasuk dirinya.
Dia akan kembali ke Houston, Amerika dan meninggalkan India, Sherani dan semua kenangan mereka. Mungkin memang gadis impian itu hanya seseorang yang singgah di hidupnya dan kemudian pergi dengan takdirnya.

***
Seminggu kemudian…

Di sebuah ruangan yang serba putih, gadis cantik itupun berusaha membuka mata, entah berapa lama dia tertidur.

Sherani… panggil laki-laki disampingnya. Perlahan pandangan itu semakin utuh, gadis itupun menangkap semua yang ada disekelilingnya, dia seperti kebingungan, bola matanya menatap semua yang ada dengan penuh tanda tanya.

Sherani... akhirnya kamu bangun… berhari-hari kamu tidak sadarkan diri.

Siapa kamu?? “Ucap Sherani yang membuat Karan terpana cukup lama, tepat… itu yang ada dalam benaknya, Sherani terbangun tanpa ingatan tentang masa lalunya, memang inilah yang diharapkannya. Sebuah senyum tersungging di wajahnya.

Aku Karan, suamimu… itu papa mamaku, itu papa dan mamamu mereka yang menjagamu selama ini, dan ini Mona… saudaramu “ujar Karan sambil memperkenalkan semua orang di ruangan itu kepada Sherani, gadis itu tetap terdiam.

Tenang sayang, kamu tidak perlu takut kita semua disini keluargamu dan kami semua menyayangimu, percayalah… semua akan baik baik saja”ucap mamanya sambil merangkul Sherani.
Tak lama pun seorang dokter datang memeriksa keadaan Sherani, semua udah baik baik saja Sherani, kamu memang mengalami amnesia, lebih tepatnya semua ingatan tentang masa lalu hilang tapi secara keseluruhan tidak masalah dengan kesehatannya, kamu bisa datang kesini bila mengingat sesuatu, tapi jangan dipaksakan, biarkan semuanya berjalan normal... oke Sherani…”dokter itupun membelai rambut Sherani dan mereka semua keluargamu dan ini Karan, suamimu... oke besok sudah boleh pulang, saya permisi dulu,”dokter itupun meninggalkan ruangan.

Sherani kembali menatap pria yang ada di hadapannya…

Kamu?? Suamiku? “wajah Sherani tidak lepas dari kebingungan.

Iya... kita sudah menikah satu tahun “ujar Karan sambil tersenyum...

Tidak... aku tidak kenal kalian semua, pergi… Sherani tampak begitu histeris sambil memegang kepalanya.

Aku tidak ingat apa apa… aku tidak kenal kalian, “ulangnya setengah berteriak.

Karan panik, dia segera keluar memanggil dokter yang kemudian datang memeriksa Sherani. Dia hanya shock... mungkin karena dia tidak mengingat apa-apa dan tiba-tiba ada yang mengaku suaminya, jelas ini membuatnya kaget dan sangat beruntung sekali Karan, setidaknya dia mengingat namanya... “ujar dokter pada Karan setelah memeriksa Sherani.

Lalu bagaimana dok?

Bawa saja dia pulang, dia hanya perlu menerima keadaannya saat ini... perlahan-lahan Karan. Oke… “ujar dokter itu sambil tersenyum.

***
Karan terduduk lemah disamping tempat tidur Sherani, dia menatap wajah yang dicintainya itu dengan pandangan kosong. Benarkah apa yang dia lakukan? Mejauhkan Sherani dari anaknya, benarkah itu untuk kebaikan Sherani ataukah untuk dirinya? Bagaimana kalau suatu saat Sherani bertanya, apa yang harus dia jelaskan? Egoiskah dia? Memaksa seseorang yang tidak mencintainya untuk tetap bersamanya. Ya... Sherani tidak pernah mencintainya, karena memang dia tidak pernah mengatakannya satu kalipun, lalu salahkah dia? Beribu pertanyaan berkecamuk dibenaknya.
Perlahan Karan menggenggam tangan Sherani, dia tampak tertidur pulas.

Sherani... Jujur, aku tidak sekuat yang kamu lihat, sungguh aku sangat takut saat Raj datang kamu akan pergi... Tidak adakah sedikit rasa dihatimu untukku? Terlihat satu tetes bening turun dari mata Karan.

Maafkan aku kalau sikapku ini salah, tapi aku janji jika suatu saat kamu bertanya sesuatu tentang Raj dan anakmu... Aku tidak akan menutupi apapun...

***
Aku sudah bilang kan, jangan dekati aku, Sherani histeris lagi saat Karan mendekatinya. Sejak pulang dari rumah sakit Sherani masih saja tak mau bicara dengan siapapun.

Sherani... aku suamimu. Sudah seminggu Sherani... apa semua ini tidak cukup meyakinkanmu? Foto pernikahan kita? Semua keluarga yang selalu berusaha untuk meyakinkanmu…

Aku suamimu Sherani, aku sangat mencintaimu... bagaimana lagi dan dengan cara apa aku bisa meyakinkanmu. Tapi kalau kamu tetap tidak bisa menerima, terserah!!! Karan menghidupkan mobilnya dan berlalu dari hadapan Sherani. Sherani terdiam cukup lama, dipandanginya Karan sampai hilang di tikungan jalan.

Entah kenapa suara hatinya seperti membenarkan semua yang dikatakan Karan. Dia percaya kalau laki-laki itu suaminya tapi… dia merasa ada sesuatu hal yang tidak bisa dia jelaskan, semuanya begitu gelap, dia sama sekali tidak mengingat apapun. Tapi satu hal, dia merasa laki-laki itu tidak sedang membohonginya. Perlahan dia berjalan tak tahu arah dan tiba-tiba dia melihat Karan tengah duduk, ternyata cowok itu tidak pergi jauh. Sherani menghampirinya dan duduk disebelah Karan, dia menatap cowok itu lama, tapi Karan seakan tidak menyadari kehadirannya.

Aku hanya marah dengan keadaan, bukan denganmu... aku benar-benar tidak bisa mengingat apapun. Sebenarnya hati aku bilang, kamu suamiku…

Karan berpaling menatap Sherani…

Hanya saja aku terlalu asing dengan semuanya. Aku ingin mengingatmu, aku ingin mencintaimu... kamu, hanya kamu… Karan tersenyum dan memeluk Sherani. Kali ini Sherani hanya diam, ada apa? Pelukan ini, seperti tak asing dan seperti ada rasa yang membuat debaran hati.

Kamu akan mengingatku Sherani, hanya aku… Semuanya akan baik-baik saja.

5 TAHUN KEMUDIAN…

Aditya… “Raj memanggil anak kecil yang berdiri di depan sebuah sekolah.

Papa… “anak itupun berlari ke pangkuannya.

Maaf ya sayang tadi papa banyak kerjaan jadi telat jemput kamu.

Ngk apa-apa kok pa, lagian masih banyak teman Adi kok disekolah… tapi papa… “anak itu tampak sedih tiba-tiba.

Ada apa? Tanya Raj melihat anaknya tampak sedih.

Besok ada acara di sekolah, semua teman-teman membawa orang tuanya… Adi pengen banget ngajak mama “tampak raut kesedihan di wajah anak manis itu.

Adi, papa kan udah bilang mama udah tenang di surga... jadi kan bisa acaranya papa aja yang datang, ngk apa-apa kan? “Raj berbohong pada Aditya dan mengatakan kalau ibunya sudah tiada.

Bocah manis itu masih saja cemberut lalu tiba-tiba wajahnya merona… Papa, Adi ajak tante Naina ya? Dia pasti mau Adi ajak… iya kan pa?

Adi, jangan ngerepotin tante Naina terus. Siapa tau dia sibuk, Adi jangan ganggu ya...

Ngk ganggu kok pa, kan kalo tante Naina ngk sibuk… pa, kenapa sich papa ngk sama tante Naina aja, dia kan baik, cantik lagi… Adi suka kok pa, kalo tante Naina jadi mamanya Adi.

Lama Raj terdiam… Adi, jangan ngomong soal ini lagi ya…

Kenapa pa? Adi juga pengen kayak temen-teman, punya papa mama… “anak itu semakin memanyunkan wajahnya.

Lama Raj terdiam, entah kenapa saat ini dia belum bisa menggantikan Sherani, gadis yang dicintainya, gadis impiannya yang sampai saat sekarang belum bisa dilupakannya. Tapi setelah 5 tahun ini, dia tak pernah lagi mendengar kabarnya entah dimana dia sekarang, apa yang sebenarnya terjadi, Sherani bahkan tak pernah mencarinya bahkan bertanya tentang Aditya. Benarkah Sherani telah melupakan semua yang terjadi???

Papa, kenapa diam… ayo kita pulang, “suara Adi mengagetkannya.

Iya sayang…

***
Akhirnya Adi berhasil membujuk papanya untuk membawa Naina ke acara sekolahan. Naina adalah anak sahabat ayah Raj, sebenarnya mereka dijodohkan tapi karena Raj belum mengambil keputusan tentang itu, untungnya Naina gadis yang baik dia tidak pernah menanyakan soal perjodohan, Raj cukup sebagai sahabat dan dia sangat menyayangi Aditya anaknya Raj. Tapi satu hal yang selalu membuatnya bertanya-tanya, Raj tidak pernah bercerita tentang ibu Aditya ataupun tentang semua masa lalunya.

Tante ngk keberatan kan Adi ajak ke acara sekolahan, soalnya teman-teman Adi semuanya bawa mamanya, tante Naina jadi mama Adi ya… “bocah lugu itupun terus ngoceh tanpa memperhatikan tatapan Naina yang tertuju pada Raj yang pura-pura tidak melihatnya.

Ngk apa-apa kok sayang, tante Naina justru senang bisa lihat kamu seneng kayak gini.

Tante, kenapa tante ngk jadi mama beneran Adi aja sich??

Adi, jangan tanya itu lagi… tante Naina kan udah jadi temen Adi sekarang, yuk turun“Raj buru-buru memotong percapakan mereka.

Naina masih menatap Raj, entah apa arti tatapan itu… Naina, jangan diambil hati ucapan Adi ya, mungkin dia terlalu ingin mempunyai ibu karena melihat teman-temannya.

Ya Raj, ngk apa-apa kok”Naina tersenyum, mereka pun melangkah menuju gerbang sekolah.

***
Adiiii…”jangan lari-lari downk, tante kan lagi repot nich…”Naina berlari kecil dengan banyak belanjaan di tangannya, sementara Adi terus berlari semaunya, hari ini Naina sengaja mengajak Adi ikut bersamanya karena berhubung hari libur dan Raj lagi ada meeting diluar kota.

Bruk… “tiba-tiba Adi menabrak seorang wanita memakai sari kuning, dia terus bersembunyi di balik tubuh wanita itu.

Eh… anak siapa nich? Sayang… ada apa? Mama kamu mana? “wanita itu menoleh pada anak itu yang ternyata adalah Sherani.

Anak itu malah memajukan bibirnya dengan meletakkan jari telunjuk di depannya, tante jangan kasih tau ya kalau aku sembunyi disini.

Kenapa? Kamu lagi main petak umpet ya? Sherani tergelak melihat tingkah anak itu, seperti sangat menyukainya…

Siapa Sherani? Tiba tiba Karan datang.

Ngk tau Karan, anak ini terus saja mengikutiku.

Hmmm… namanya siapa? “Karan tersenyum memandang Adi.

Adi, Aditya om…

Nama yang bagus, “Karan mangut-mangut.
 
Tak lama kemudian Naina datang dengan nafas tak beraturan.

Adi… jangan lari-lari donk.

Hahahaha…” bocah itu malah tertawa, Maaf, Adi cuma becanda… “anak itu tertawa cekikikan.
Ini anak kamu? Tanya Sherani pada Naina.

Ya… jawab Naina cepat, entah kenapa jawaban itu keluar begitu saja dari mulutnya… maaf ya, dia memang kadang bandel, maaf kalo dia mengganggu kalian “ ucap Naina pada Sherani dan Karan.
Ngk apa-apa kok, “ucap Sherani sambil tersenyum.

Oh ya... aku Naina, “Naina mengulurkan tangannya.

Sherani... dan ini suamiku Karan. “jawab Sherani sambil membalas jabatan tangan Naina.

Oh ya aku permisi dulu… ayo Adi” Naina meraih tangan Adi untuk pulang.

Sebentar… tante, namanya siapa tadi? Adi berbalik dan menanyakan nama Sherani.

Sherani…!

Tante, kapan-kapan kita ketemu lagi ya… bye!

Bye... anak yang manis ya Karan.

Ya… “sahut Karan sambil merangkul Sherani dan meninggalkan tempat itu.

***
Raj… tadi Adi nakal lho waktu kami belanja di mall, dia lari-lari kesana kemari sampe gangguin orang yang lagi belanja.”Naina pura pura marah dengan mengatakan kenakalan Adi pada Raj.

Benar Adi? Kamu jangan merepotkan tante Naina downk, lain kali jangan seperti itu lagi ya…”

Adi kan cuma becanda pa, tapi pa… tadi Adi ketemu tante, dia baik banget, cantik lagi… Adi pengen ketemu dia lagi… “Adi dengan lugunya bercerita tentang hal yang dia alami tadi.

Kemudian Raj memandang Naina, memangnya dia ketemu siapa Naina? Tidak biasanya Adi menyukai orang asing pertama kali…

Aku juga tidak tahu Raj, ya maklumlah Adi menyukainya… dia baik kok, tadi tuh waktu Adi hilang aku ampe pusing nyarinya, eh… ternyata dia bersama cewek itu. Raj mangut-mangut dan tidak bertanya lagi.
 
Raj… “panggil Naina.

Ya…

Kita kenal cukup lama Raj, dan bahkan orang tua kita...

Menjodohkan kita kan? Sambung Raj cepat.

Tapi aku bukan ingin membahas itu Raj, aku ngerti kok mungkin ada banyak hal yang membuat kamu belum membuat keputusan.

Naina, aku bukannya ingin menyakitimu, tapi jujur… aku masih butuh waktu, terlalu banyak hal yang terjadi di masa lalu, semua itu benar-benar sulit untukku…

Raj… aku tidak mempermasalahkan perjodohan kok, itu kan menurut orang tua kita, buat aku kamu sahabat dan aku sangat menyayangi putramu. Aku juga tidak akan menikah dengan orang yang tidak mencintaiku… ya kan? Naina tertawa tertahan.

Raj tersenyum ke arahnya, Naina, kamu gadis yang baik… mungkin hanya orang bodoh yang tidak mencintaimu..

Kamu orang bodohnya… “potong Naina cepat.

Hahaha… Raj tertawa, iya… mungkin aku memang bodoh.

Raj… kalau aku memang kamu anggap sahabat, kenapa kamu tidak pernah berbagi tentang masa lalumu Raj, tentang siapa ibunya Adi… kamu tidak pernah mengatakan apa apa…
Karena aku sedang melupakan semuanya…

Apa sebenarnya yang terjadi Raj? Apa semua begitu menyakitkan...

Sangat, sangat menyakitkan Naina... “Raj menatap gadis itu, ada bulir bening di matanya yang berusaha dia tahan.

Siapa ibunya Adi Raj? Dimana dia sekarang? Apa dia masih hidup…
Raj menghela nafas, seperti ada beban berat yang menghimpitnya…

Entahlah… sudah 5 tahun lebih, aku tidak pernah mendengar kabarnya. Naina… jangan tanya soal ini lagi ya… please!

Ya Raj… “Naina mengangguk sambil tersenyum.

To be continue...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar