Kamis, 19 Maret 2015

Cerbung BHN (Part 5)

Part 5



***
Sherani senyum-senyum sendiri di depan kaca sambil melihat kalung yang diberikan Raj untuknya sebagai hadiah ulang tahun.

Bagus banget Sher... “celutuk Priya yang baru datang.

Ih… ngagetin aja sich…

Yeeee… gitu aja kaget, kayaknya dia bener cinta ya sama kamu…

Iya downk... nanti aku bakal kenalin dia ke papa dan mama...

Ngenalin? Kamu mau nikah sama dia? Canda Priya…

Lho? Iya downk… “jawab Sherani yakin.

Wah… udah bahas masa depan nich kayaknya… hahaha”Priya berusaha menggoda sahabatnya itu.

Emang kenapa? Ada yang salah?

Ngk sich? Jangan mikir itu dulu… mending pikirin tuh tugas akhir, mau tamat tepat waktu kan?

Huuuuu…. Tumben mikirin skripsi biasanya ntar-ntar mulu, “Sherani menimpuk sahabatnya itu pake bantal.

Lah... harus itu Sher, waktu kita cuma satu tahun lagi lho, atau kamu mau tahun berikutnya masih disini?

Ya ngklah, tahun berikutnya tuh aku mau nikah tau…. Hahahaha… “ujar Sherani sambil tertawa.
Wuek… “Priya mencibir.

Tapi Sher, kok aku ngk yakin ya kalau kamu cinta sama Raj? Tukas Priya yang membuat Sherani kaget.

Maksudnya? Tanya Sherani heran.

Ya… aku berpikir kamu hanya simpati dengan kebaikannya dan kamu hanya merasa berhutang budi karena dia menyelamatkanmu… hanya itu, “Priya mengakhiri penjelasannya karena melihat Sherani tertegun menatapnya. Kenapa kamu jadi serius gitu sich Sher, itu kan cuma pendapat aku aja… ya kalau kamu beneran cinta sama dia, ya bagus… tapi aku pikir terlalu cepat kamu mendefenisikan perasaan kamu itu sebuah cinta.

Sherani tertegun… dia tidak mengerti dengan penjelasan Priya, tapi diapun tak bisa mengatakan apapun.

***
Setahun berlalu…

Sherani sedang memandang senja yang semakin tenggelam, raut jingganya begitu mempesona.

Ha… “tiba-tiba seseorang mengagetkannya.

Raj… apa yang kamu lakuin, bikin jantungan aja…

Lagi ngapain disini, bentar lagi gelap lho Sher… yuk pulang.

Sini dech... Sherani meminta Raj untuk duduk disampingnya...

Kamu tahu kan? Aku begitu menyukai senja… rasanya begitu tentram, damai… hmmmm ”Sherani memejamkan mata sambil menghirup dalam-dalam udara yang ada disana.

Ngk terasa ya… minggu depan adalah hari terakhir kita di kampus, aku udah lama banget menunggu saat-saat ini Raj, wisuda… rasanya ngk sabar banget menunggu moment itu, tapi entah kenapa sekarang aku justru berat meninggalkan kampus.

Sherani terdiam agak lama... kenapa kamu ngeliatin aku kayak gitu? Sherani heran juga melihat Raj yang dari tadi hanya menatapnya dalam diam.

I love you…

Aku tahu… “jawab Sherani sambil tertawa.

Raj… kok sekarang aku jadi kepikiran soal gadis impian kamu itu ya? Bener itu aku?

Iya... gadis itu kamu…

Bagaimana bisa?

Raj menatap jauh ke arah matahari yang mulai tinggal separuh... dia menghela nafas panjang, tatapannya jauh seakan mencoba menjemput seseuatu yang tertinggal di masa lalu. Aku benar-benar melihatmu Sherani… begitu jelas, churidar jingga, bindia dan senyumannya… itu kamu. Aku yakin aku ngk salah… “Raj berbalik menatap Sherani, gadis itupun sedang menatapnya... mereka terdiam cukup lama…

Sherani... tiba-tiba Raj memegang tangan gadis itu… aku ingin bersama kamu selamanya, berbagi impian, suka duka bersamamu, kamu mau kan menikah denganku? Sherani kaget mendengar pernyataan Raj barusan, dia terdiam lama… dan kemudian mengangguk dengan tersenyum. Raj menyematkan cincin di jari manis Sherani tapi… cincin itu kebesaran. Sherani agak kaget tapi kemudian memasang cincin itu di ibu jarinya... Lihat… pas kan? Tapi Sher, cincin itu seharusnya di jari manis kamu…

Lalu kenapa? Ini cuma simbol kan?

Kok perasaan aku ngk enak ya… aku udah pesen seukuran jari kamu tapi kenapa ngk pas ya? “tampak sekali ada gurat kecewa di wajah cowok itu.

Raj… Jangan berpikir yang aneh-aneh dech, ini cuma hal kecil kok... “ujar Sherani sambil tersenyum.

***
Tok… tok… tok… terdengar suara pintu diketuk perlahan, Sherani membuka mata dengan malas, dilihatnya jarum jam dinding masih menunjukkan pukul 7 pagi.

Siapa sepagi ini? Kan minggu? Gerutunya sambil beranjak turun dari tempat tidur dengan mata yang masih terlihat ngantuk. Sherani membuka daun pintu… dan papa? Mama? Mona? Kapan datang? Kok ngk ngasih tahu? “mata Sherani mendadak terang melihat siapa yang datang.

Surprise sayang... mereka memeluk Sherani bergantian, masuk yuk ajak Sherani begitu menyadari mereka hanya berdiri di depan pintu.

Papa… kok ngk ngasih tahu dulu kalau mau datang, kan aku bisa jemput…

Jemput? Lah kamu jam segini masih molor…

Hehehe…”Sherani cuma nyegir.

Kan kita mau lihat acara wisuda kamu Sher, minggu depan kan? Mona menimpali sambil mengangkat barang ke kamar. Kenapa Sher? Kamu kangen aku kan?

Ngk tuh… wuek, “Sherani mencibir.

Sher, sini dech… aku pengen ngobrol ama kamu nich “Sherani segera berlari ke kamar menemui saudaranya itu.

***
Sherani senang sekali dengan kedatangan papa, mama dan Mona ke India, dia ingin sekali memberitahu mereka tentang Raj…

Papa, mama aku ingin memberitahu sesuatu “Sherani memberanikan diri untuk bicara di sela makan malam.

Papa juga ingin memberitahu sesuatu sama kamu Sher…

Iya Sher, papa punya kejutan banget buat kamu..."Mona ikut menimpali.

Apa itu? Sherani tampak penasaran.

Kamu mau ngasih tau apa ke papa?

Papa dulu dech… ntar Sherani kasih tau belakangan…

Begini Sher... sebentar lagi kamu wisuda, papa ingin setelah itu kamu segera menikah. Papa ingin kamu menikah dengan anak teman papa… namanya Karan, Karan Oberoi… dia laki-laki yang baik Sher…

Kya? Sherani tampak kaget dan menghentikan makannya.

Papa tidak minta kamu menikah secepatnya Sher, kenali dulu setelah itu papa akan hargai apapun keputusan kamu, ini bukan perjodohan… hanya saja, papa ingin yang terbaik buat kamu... Sherani hanya diam…

Kenapa nak? Kamu mencintai orang lain? tanya papanya begitu melihat wajah Sherani tampak berubah…

Eh… ngk kok pa, aku ngk mencintai siapapun… aku hanya kaget“ kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Sherani.

Dia laki-laki yang baik nak, mama yakin dia akan jadi pendamping hidup terbaik buat kamu… “ucap mamanya menambahkan.

Iya Sher, Karan itu cowok yang baik… kalau dia suka ama aku, aku pasti mau dech, sayang banget dia sukanya ama kamu, ngelihat foto kamu aja dia langsung setuju tuh... lagian ya kuliah aku masih kelar dua tahun lagi, jadi ya… buat kamu aja dech “canda Mona yang sama sekali tidak lucu bagi Sherani, dia hanya terdiam dan berusaha melanjutkan makannya dengan perasaan yang campur aduk.
Oh ya Sher, kamu tadi mau katakan apa nak? tanya papa.

Eh itu... huf aku lupa pa, hehehe… “Sherani berusaha tersenyum semanis mungkin.

Kamu ini belum tua udah pelupa... oh ya Sher besok lusa mereka akan datang, kamu mau kan bertemu dengan mereka... “papa meminta persetujuan Sherani.

Iya pa… aku mau kok. Papa tersenyum lega sambil melanjutkan santap malamnya, beliau tampak bahagia.

***
Sherani membasuh wajahnya dengan air dingin, dia menatap wajahnya di cermin. Perlahan ada tetesan bening mengalir di sudut matanya. Dia menangis. Ucapan papa semalam benar-benar membuatnya tidak bisa memilih. Dia tidak tega mengewakan papa… hanya ada satu pilihan saat ini, dia harus meninggalkan Raj dan setuju dengan permintaan papa. Menolak, hanya akan membuat papa kecewa sekalipun papa berkata dia baik-baik saja.

Sherani berangkat ke kampus seperti biasa, hari ini ada pengarahan tentang acara wisuda minggu depan. Sherani tidak menghiraukan Raj yang sedari tadi memanggilnya dari belakang. Dia seperti tidak mendengar apa-apa…

Sherani, Raj manggil kamu tuh “ucap Priya mengagetkan Sherani tapi cewek itu tetap diam dan terus medengarkan penjelasan dosen didepan dengan tenang.

Kamu kenapa sich Sher… kok tiba-tiba berubah gitu? Kamu ada masalah ya sama Raj? tanya Priya di sela makan siang.

Sherani hanya diam... Sher… “suara Priya mulai meninggi.

Aku ngk mau bicara tentang dia, “ucap Sherani sambil menatap Priya dengan marah.

Tapi kenapa? Tiba-tiba Sherani mengemasi tasnya dan beranjak pergi... “Priya tampak kebingungan.

Sherani… tiba-tiba Raj mencegatnya di pintu kantin… Kamu kenapa sayang? Ada apa? Sherani terus berjalan tanpa memperdulikan Raj yang terus bicara padanya… Sherani, kamu denger aku kan? Raj memegang tangan cewek itu.

Lepasin... “Sherani menarik tangannya. Mulai hari ini jangan pernah temui aku lagi “Sherani kemudian menyetop taksi dan pergi meninggalkan Raj yang masih terheran menatapnya dari kejauhan.

To be continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar