***
Siang itu Sherani mengendarai mobilnya tak tentu
arah, Karan belum siap meeting padahal janjian dengannya untuk makan siang
bareng. Tiba-tiba didepan sebuah halte mata Sherani tertuju pada seorang anak
laki-laki yang duduk sendirian disana.
Aditya… “gumamnya senang. Segera Sherani memutarkan
mobilnya kearah halte tersebut. Begitu turun, dia langsung menghampiri anak
itu...
Aditya... hai... ngapain disini sendirian sayang?
Tante Sherani, “Adi menatap Sherani dengan wajah
yang sumringah dan memeluknya dengan hangat.
Aku lagi nungguin papa tante, “ucap Adi sambil
tersenyum.
Kok papanya belum datang, tapi ngk apa-apa tante
temenin kamu disini ya...
Beneran tante?
Iya…
Asiiikkk… “Adi tampak sangat kegirangan. Tak lama
kemudian sebuah mobil berhenti di depan halte itu, Raj keluar dari mobilnya dan
melihat dari kejauhan, Adi anaknya tengah bersama seorang wanita, dia menatap
kebingungan… siapa itu?
Papa… “Adi langsung berteriak begitu melihat Raj
berjalan mendekatinya. Gadis itupun berbalik, Raj terpana bukan kepalang… gadis
yang di hadapannya kini... Sherani? Raj seakan terperanjat di tempatnya
berdiri, kakinya begitu berat untuk dilangkahkan, sari jingga? Tatapannya masih
menghanyutkan, bindia itu… ya yang berdiri didepannya sekarang benar-benar
Sherani, tidak salah lagi… gadis yang dirindukannya selama lima tahun, gadis
yang sampai sekarang tidak bisa digantikannya dengan siapapun, gadis yang
begitu dicintainya… kini ada dihadapannya.
Papa... kemarilah…”panggilan Adi membuyarkan lamunan
Raj, dia berjalan mendekati anaknya tapi tatapannya tidak bisa dia alihkan dari
Sherani sedikitpun.
Hello…”Sherani mengulurkan tangan padanya? Apa yang
terjadi? Sherani tidak mengenalnya, tiba tiba ingatan Raj berbalik ke lima
tahun yang lalu saat Karan menjelaskan kalo Sherani… Amnesia?
Hello... “Sherani mengulang ucapannya...
Hai, “Raj membalas jabatan tangan Sherani.
Papa… ini tante Sherani, yang waktu itu Adi ketemu
waktu belanja di mall itu lho.
Oh... aku Raj…
Sebenarnya aku tadi lewat sini, trus lihat Adi duduk
sendirian, aku cuma menemaninya disini, ngk apa-apa kan?
Oh… ngk apa-apa, makasih ya” Raj tampak gugup tak
bisa menyembunyikan keterkejutannya melihat Sherani lagi.
Papa… bener kan aku bilang, tante Sherani itu
cantik, baik lagi… iya kan pa? Adi merengek minta persetujuannya tentang
Sherani.
Ya… sangat cantik… “balas Raj tulus.
Ada apa? Kamu kok natap aku terus… “tiba tiba Raj
kaget dengan ucapan Sherani.
Ngk apa-apa… “Raj hanya memalingkan wajahnya dengan
tersenyum.
Raj… anakmu sangat manis, aku suka… “sekali lagi
ucapan Sherani membuat Raj kaget. Dia anakmu Sherani ”hati Raj seakan
berteriak.
Oke aku pergi dulu ya… suamiku mungkin sudah lama
menunggu.
Adi... tante pergi dulu ya, nanti kapan-kapan kita
ketemu lagi…
Oke... tante sini dech “panggil Adi, Sherani
membungkukkan badannya dan cup… tiba-tiba Adi mencium pipi Sherani, gadis itu
hanya tersenyum sambil mengacak-ngacak rambut Adi.
Oke, Raj… aku pergi dulu...
Oke… terima kasih udah nemenin Adi.
Ya... “Sherani pun melangkah gontai meninggalkan
mereka, tapi tak membuat Raj bangun dari keterpanaannya.
***
Sherani tak berubah sedikitpun, dia masih seperti
dulu… Kenapa kamu datang lagi Sherani? Raj seakan berbisik pada bintang malam
diujung langit, dia masih belum bisa menyembunyikan kekagetannya hari ini,
kenapa setelah lima tahun, kenapa kita harus bertemu lagi... aku sudah berusaha
keras untuk melupakan kamu.
Perlahan ada butiran bening mengalir di sudut
matanya.
Raaaajjjjj…. “terdengar suara Naina dari luar, buru-buru
Raj menyeka air matanya.
Raj, kenapa kamu diam saja, kamu ngk denger ya aku
manggil kamu?
Sorry, aku ngk denger…”ujar Raj sembari mengusap
wajahnya yang terlihat basah.
Eh… kamu kenapa Raj, kamu nangis ya? Ada apa? “Naina
menangkap ada guratan kesedihan di wajah Raj…
Ngk apa-apa kok, aku cuma kelilipan...
Kamu yakin? Naina tampak kebingungan dengan sikap
Raj yang tidak biasa.
Ya... kamu ada apa?
Ngk, besok kamu sibuk ngk? Soalnya aku mau ngajak
kamu ke undangan pernikahan teman aku, ngk enak datang sendiri, kamu ngk
keberatan kan Raj nemenin aku?
Oke… jam berapa?
Bener Raj, kamu mau nemenin aku? Naina tampak
bahagia sekali karena Raj menyanggupi undangannya.
Hmm… “Raj hanya mengangguk sambil tersenyum.
Jam 5 sore, oke sampai ketemu besok ya… “ujar Naina
tampak kegirangan.
Eh... Naina…
Ya… “Naina tiba-tina menghentikan langkahnya yang
hendak pergi.
Kamu bilang beberapa hari yang lalu bertemu
seseorang di mall, kamu bilang Adi menyukainya...
Ah... iya ya, kenapa?
Namanya siapa?
Hmmm… Naina tampak lama terdiam, Shera... akh ya
Sherani “ungkapnya pasti.
Tapi kok tiba-tiba bertanya sekarang, ada apa?
Ngk, aku ketemu dia, dia nemenin Adi di halte
sebelum aku jemput…
Oh ya… kamu tau Raj, entah kenapa aku melihat Adi
begitu menyukainya, padahal baru pertama kali bertemu, dia bilang Sherani baik
lah, cantiklah… terkadang aku cemburu lho, “ujar Naina sambil bercanda.
Raj hanya terdiam mendengar penjelasan Naina, dalam
hatinya berbisik… karena dia wanita yang melahirkan Adi Naina tentu saja dia
menyukainya…
Raj... Raj, kembali Naina memanggil Raj yang tampak
kebingungan sekali lagi.
Eh ya…
Kamu kenapa sich, bengong aja… kamu suka ya sama
dia? Awas lho Raj, dia udah menikah… dan waktu di mall kemaren aku juga ketemu
sama suaminya “Naina pura-pura cemberut.
Raj hanya tersenyum, ngk kok... eh ya, lupakan itu,
besok kita ketemu jam 5 ya...
Oke. Good night Raj… “Naina berlalu dari hadapan Raj
sambil tersenyum senang.
***
Suasana pesta sudah mulai hiruk pikuk, banyak
undangan yang sudah datang.
Naina dengan bahagia menggandeng tangan Raj memasuki
ruangan pesta. Mereka mengucapkan selamat kepada pengantin yang duduk di sudut
ruangan, mereka adalah temen lama Naina.
Setelah acara salaman selesai Raj dan Naina duduk di
kursi undangan, tiba-tiba Naina melihat seseorang yang dikenalnya.
Raj… lihat disana dech, itu Sherani kan?
Deg, jantung Raj berdetak cepat, dia buru-buru
melihat ke arah yang ditunjukkan Naina, tampak di kejauhan seorang perempuan
dengan sari biru…
Ya itu Sherani dan laki-laki disebelahnya… Karan?
Raj menggumam.
Aku kesana dulu ya...
Naina… “panggilan Raj tidak didengarnya, karena
Naina keburu pergi.
Sherani? Naina mencoba meyakinkan kalo Sherani masih
ingat padanya.
Dia mengerutkan kening sebentar, oh… Naina? Oh hai…
“Sherani menjabat tangannya, ternyata Sherani masih ingat padanya meskipun baru
sekali bertemu.
Kamu disini juga?
Iya, pengantin perempuannya temen lama aku, kamu?
Jawab Naina.
Pengantin prianya temen kerja suamiku…
Oh... benarkah? Kebetulan sekali bertemu disini,
"ucap Naina tampak senang.
Raj buru-buru menghampiri mereka…
Oh hai Raj, kamu disini juga… “ucap Sherani begitu
melihat Raj datang diantara mereka.
Iya, dia… Naina istri aku… “buru-buru Raj memotong
ucapan Naina sambil menggandeng tangannya.
Oh ya?? Surprise bgt ya… oh ya, aku lupa Naina kan
istri kamu ya, aku kan kemarin ketemu Naina di mall bareng Aditya...
Kontan saja Naina kaget bukan kepalang, kenapa Raj
mengatakan kalo dia istrinya… dan kenapa juga Sherani bisa langsung berpikir
kalau dia dan Raj adalah suami istri, apa mungkin karena waktu di mall itu dia
terlajur bilang kalau Aditya anaknya, atau...
Kenapa ngk ajak Aditya? Tanya Sherani yang membuat Naina
kaget dari keterpanaannya.
Iya, dia ngk mau ikut… “jawab Raj mantap.
Sherani tersenyum melihat mereka, tak lama pun Karan
yang daritadi bersama temannya menghampiri mereka, bukan main kagetnya Karan,
betapa tidak seseorang yang berusaha dia jauhkan selama ini dari istrinya,
sekarang ada di hadapannya…
Raj? Belum hilang kekagetannya, Raj buru-buru
mengulurkan tangan pada Karan…
Hai... “sapa Raj yang membuat Karan membalas jabatan
tangan itu dengan mulut masih terbungkam, melihat kecanggungan di antara mereka,
Sherani buru-buru bicara.
Karan, ini Raj… papanya Aditya, itu lho anak yang
kita temui di mall minggu yang lalu, ini Naina istrinya yang waktu ketemu itu
juga... “ucap Sherani tampak bersemangat.
Oh ya? Akhirnya kata itu keluar juga dari mulutnya
Karan seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya.
Iya… sebentar ya, aku ke toilet dulu “Sherani
berjalan menuju toilet sedangkan Naina minta izin untuk menemui pengantin
wanita sahabatnya yang sebenarnya ingin tau apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Naina memperhatikan mereka dari jauh… Mereka tampak
diam cukup lama…
Hmmm… jauh-jauh aku bawa Sherani kesini, ternyata
sekarang kita bisa ketemu setelah lima tahun Raj, tapi terima kasih… “Karan
membuka pembicaraan.
Untuk apa?
Untuk pengganti Sherani, aku bahkan tidak pernah
bermimpi kita bisa bertemu lagi… tapi kenapa ya Raj, aku seakan tidak yakin
kalo Sherani bisa tergantikan… tapi walau bagaimanapun, aku cukup senang bertemu
kamu dalam situasi seperti ini.
Raj hanya diam menatap Karan dengan pandangan yang
tidak bisa diartikan…
Kamu lihat, Sherani sudah melupakan kamu… dan kamu
sudah menemukan pengganti Sherani, ya cukup adil… ini saat yang aku tunggu.
Kenapa kamu diam Raj? Kamu tidak senang ketemu aku?
Aku senang Karan, bagaimanapun juga kamu sahabatku…
“hanya kalimat itu yang diucapkan Raj.
Karan tersenyum lega, Aditya… dia bukan anak Sherani
kan? Raj terdiam, pertanyaan itu seperti menguak luka lamanya tentang bagaimana
Karan lima tahun yang lalu memisahkan anaknya dari Sherani. Anak siapapun dia,
aku harap tidak mengganggu hubunganku dengan Sherani, oke Raj… “Karan tersenyum
sinis, sepertinya kebencian dalam hatinya terhadap Raj masih ada sampai
sekarang.
Aditya anak aku, cuma aku… anak Sherani sudah tidak
ada sejak lima tahun yang lalu… “Raj berkata sambil berlalu pergi dari hadapan
Karan, sedangkan cowok itu masih dengan pandangan sinisnya… jadi Aditya anak
Sherani “gumamnya sambil mendengus.
***
Sepanjang perjalanan pulang mereka hanya diam, Raj
hanya melihat ke depan sementara Naina terus menatapnya seakan meminta
penjelasan tentang semua yang terjadi di pesta tadi.
Raj… “akhirnya Naina bicara dan tiba-tiba Raj
mengerem mobil mendadak.
Naina... maaf karena aku mengatakan kepada mereka
kalau kau istriku, aku harap kamu tidak terlalu mempertanyakannya.
Tapi kenapa Raj, aku lihat kamu sepertinya kenal
baik dengan Karan… apa sich yang sebenarnya terjadi? Naina menatap Raj dengan
heran.
Lama Raj terdiam, dia berbalik menatap Naina… tidak
ada apa apa Naina, tadi aku hanya ingin terlihat seperti yang lain, semua tamu
membawa pasangannya kan? Dan aku hanya ingin aku juga membawa seorang istri...
kamu ngk marah kan?
Ngk kok Raj “jawabnya walaupun masih ragu dengan
jawaban yang diberikan Raj, dia seakan tidak yakin entah kenapa hatinya seperti
berkata bahwa ada sesuatu yang terjadi. Sementara Raj kembali sibuk menyetir
mobil membelah jalan malam yang sudah sepi.
To be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar