Kamis, 19 Maret 2015

Cerbung BHN (Part 14)

Part 14



***
Siang itu Sherani mengendarai mobilnya tak tentu arah, Karan belum siap meeting padahal janjian dengannya untuk makan siang bareng. Tiba-tiba didepan sebuah halte mata Sherani tertuju pada seorang anak laki-laki yang duduk sendirian disana.

Aditya… “gumamnya senang. Segera Sherani memutarkan mobilnya kearah halte tersebut. Begitu turun, dia langsung menghampiri anak itu...
 
Aditya... hai... ngapain disini sendirian sayang?

Tante Sherani, “Adi menatap Sherani dengan wajah yang sumringah dan memeluknya dengan hangat.
Aku lagi nungguin papa tante, “ucap Adi sambil tersenyum.

Kok papanya belum datang, tapi ngk apa-apa tante temenin kamu disini ya...

Beneran tante?

Iya…

Asiiikkk… “Adi tampak sangat kegirangan. Tak lama kemudian sebuah mobil berhenti di depan halte itu, Raj keluar dari mobilnya dan melihat dari kejauhan, Adi anaknya tengah bersama seorang wanita, dia menatap kebingungan… siapa itu?

Papa… “Adi langsung berteriak begitu melihat Raj berjalan mendekatinya. Gadis itupun berbalik, Raj terpana bukan kepalang… gadis yang di hadapannya kini... Sherani? Raj seakan terperanjat di tempatnya berdiri, kakinya begitu berat untuk dilangkahkan, sari jingga? Tatapannya masih menghanyutkan, bindia itu… ya yang berdiri didepannya sekarang benar-benar Sherani, tidak salah lagi… gadis yang dirindukannya selama lima tahun, gadis yang sampai sekarang tidak bisa digantikannya dengan siapapun, gadis yang begitu dicintainya… kini ada dihadapannya.

Papa... kemarilah…”panggilan Adi membuyarkan lamunan Raj, dia berjalan mendekati anaknya tapi tatapannya tidak bisa dia alihkan dari Sherani sedikitpun.

Hello…”Sherani mengulurkan tangan padanya? Apa yang terjadi? Sherani tidak mengenalnya, tiba tiba ingatan Raj berbalik ke lima tahun yang lalu saat Karan menjelaskan kalo Sherani… Amnesia?

Hello... “Sherani mengulang ucapannya...

Hai, “Raj membalas jabatan tangan Sherani.

Papa… ini tante Sherani, yang waktu itu Adi ketemu waktu belanja di mall itu lho.

Oh... aku Raj…

Sebenarnya aku tadi lewat sini, trus lihat Adi duduk sendirian, aku cuma menemaninya disini, ngk apa-apa kan?

Oh… ngk apa-apa, makasih ya” Raj tampak gugup tak bisa menyembunyikan keterkejutannya melihat Sherani lagi.

Papa… bener kan aku bilang, tante Sherani itu cantik, baik lagi… iya kan pa? Adi merengek minta persetujuannya tentang Sherani.

Ya… sangat cantik… “balas Raj tulus.

Ada apa? Kamu kok natap aku terus… “tiba tiba Raj kaget dengan ucapan Sherani.

Ngk apa-apa… “Raj hanya memalingkan wajahnya dengan tersenyum.

Raj… anakmu sangat manis, aku suka… “sekali lagi ucapan Sherani membuat Raj kaget. Dia anakmu Sherani ”hati Raj seakan berteriak.

Oke aku pergi dulu ya… suamiku mungkin sudah lama menunggu.

Adi... tante pergi dulu ya, nanti kapan-kapan kita ketemu lagi…

Oke... tante sini dech “panggil Adi, Sherani membungkukkan badannya dan cup… tiba-tiba Adi mencium pipi Sherani, gadis itu hanya tersenyum sambil mengacak-ngacak rambut Adi.

Oke, Raj… aku pergi dulu...

Oke… terima kasih udah nemenin Adi.

Ya... “Sherani pun melangkah gontai meninggalkan mereka, tapi tak membuat Raj bangun dari keterpanaannya.

***
Sherani tak berubah sedikitpun, dia masih seperti dulu… Kenapa kamu datang lagi Sherani? Raj seakan berbisik pada bintang malam diujung langit, dia masih belum bisa menyembunyikan kekagetannya hari ini, kenapa setelah lima tahun, kenapa kita harus bertemu lagi... aku sudah berusaha keras untuk melupakan kamu.

Perlahan ada butiran bening mengalir di sudut matanya.
Raaaajjjjj…. “terdengar suara Naina dari luar, buru-buru Raj menyeka air matanya.

Raj, kenapa kamu diam saja, kamu ngk denger ya aku manggil kamu?

Sorry, aku ngk denger…”ujar Raj sembari mengusap wajahnya yang terlihat basah.

Eh… kamu kenapa Raj, kamu nangis ya? Ada apa? “Naina menangkap ada guratan kesedihan di wajah Raj…

Ngk apa-apa kok, aku cuma kelilipan...

Kamu yakin? Naina tampak kebingungan dengan sikap Raj yang tidak biasa.

Ya... kamu ada apa?

Ngk, besok kamu sibuk ngk? Soalnya aku mau ngajak kamu ke undangan pernikahan teman aku, ngk enak datang sendiri, kamu ngk keberatan kan Raj nemenin aku?

Oke… jam berapa?

Bener Raj, kamu mau nemenin aku? Naina tampak bahagia sekali karena Raj menyanggupi undangannya.

Hmm… “Raj hanya mengangguk sambil tersenyum.

Jam 5 sore, oke sampai ketemu besok ya… “ujar Naina tampak kegirangan.

Eh... Naina…

Ya… “Naina tiba-tina menghentikan langkahnya yang hendak pergi.
Kamu bilang beberapa hari yang lalu bertemu seseorang di mall, kamu bilang Adi menyukainya...

Ah... iya ya, kenapa?

Namanya siapa?

Hmmm… Naina tampak lama terdiam, Shera... akh ya Sherani “ungkapnya pasti.
Tapi kok tiba-tiba bertanya sekarang, ada apa?

Ngk, aku ketemu dia, dia nemenin Adi di halte sebelum aku jemput…
Oh ya… kamu tau Raj, entah kenapa aku melihat Adi begitu menyukainya, padahal baru pertama kali bertemu, dia bilang Sherani baik lah, cantiklah… terkadang aku cemburu lho, “ujar Naina sambil bercanda.

Raj hanya terdiam mendengar penjelasan Naina, dalam hatinya berbisik… karena dia wanita yang melahirkan Adi Naina tentu saja dia menyukainya…

Raj... Raj, kembali Naina memanggil Raj yang tampak kebingungan sekali lagi.

Eh ya…

Kamu kenapa sich, bengong aja… kamu suka ya sama dia? Awas lho Raj, dia udah menikah… dan waktu di mall kemaren aku juga ketemu sama suaminya “Naina pura-pura cemberut.

Raj hanya tersenyum, ngk kok... eh ya, lupakan itu, besok kita ketemu jam 5 ya...

Oke. Good night Raj… “Naina berlalu dari hadapan Raj sambil tersenyum senang.

***
Suasana pesta sudah mulai hiruk pikuk, banyak undangan yang sudah datang.

Naina dengan bahagia menggandeng tangan Raj memasuki ruangan pesta. Mereka mengucapkan selamat kepada pengantin yang duduk di sudut ruangan, mereka adalah temen lama Naina.
Setelah acara salaman selesai Raj dan Naina duduk di kursi undangan, tiba-tiba Naina melihat seseorang yang dikenalnya.

Raj… lihat disana dech, itu Sherani kan?

Deg, jantung Raj berdetak cepat, dia buru-buru melihat ke arah yang ditunjukkan Naina, tampak di kejauhan seorang perempuan dengan sari biru…

Ya itu Sherani dan laki-laki disebelahnya… Karan? Raj menggumam.

Aku kesana dulu ya...

Naina… “panggilan Raj tidak didengarnya, karena Naina keburu pergi.

Sherani? Naina mencoba meyakinkan kalo Sherani masih ingat padanya.

Dia mengerutkan kening sebentar, oh… Naina? Oh hai… “Sherani menjabat tangannya, ternyata Sherani masih ingat padanya meskipun baru sekali bertemu.

Kamu disini juga?

Iya, pengantin perempuannya temen lama aku, kamu? Jawab Naina.

Pengantin prianya temen kerja suamiku…

Oh... benarkah? Kebetulan sekali bertemu disini, "ucap Naina tampak senang.

Raj buru-buru menghampiri mereka…

Oh hai Raj, kamu disini juga… “ucap Sherani begitu melihat Raj datang diantara mereka.
Iya, dia… Naina istri aku… “buru-buru Raj memotong ucapan Naina sambil menggandeng tangannya.

Oh ya?? Surprise bgt ya… oh ya, aku lupa Naina kan istri kamu ya, aku kan kemarin ketemu Naina di mall bareng Aditya...

Kontan saja Naina kaget bukan kepalang, kenapa Raj mengatakan kalo dia istrinya… dan kenapa juga Sherani bisa langsung berpikir kalau dia dan Raj adalah suami istri, apa mungkin karena waktu di mall itu dia terlajur bilang kalau Aditya anaknya, atau...

Kenapa ngk ajak Aditya? Tanya Sherani yang membuat Naina kaget dari keterpanaannya.

Iya, dia ngk mau ikut… “jawab Raj mantap.

Sherani tersenyum melihat mereka, tak lama pun Karan yang daritadi bersama temannya menghampiri mereka, bukan main kagetnya Karan, betapa tidak seseorang yang berusaha dia jauhkan selama ini dari istrinya, sekarang ada di hadapannya…

Raj? Belum hilang kekagetannya, Raj buru-buru mengulurkan tangan pada Karan…

Hai... “sapa Raj yang membuat Karan membalas jabatan tangan itu dengan mulut masih terbungkam, melihat kecanggungan di antara mereka, Sherani buru-buru bicara.

Karan, ini Raj… papanya Aditya, itu lho anak yang kita temui di mall minggu yang lalu, ini Naina istrinya yang waktu ketemu itu juga... “ucap Sherani tampak bersemangat.

Oh ya? Akhirnya kata itu keluar juga dari mulutnya Karan seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya.

Iya… sebentar ya, aku ke toilet dulu “Sherani berjalan menuju toilet sedangkan Naina minta izin untuk menemui pengantin wanita sahabatnya yang sebenarnya ingin tau apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Naina memperhatikan mereka dari jauh… Mereka tampak diam cukup lama…
Hmmm… jauh-jauh aku bawa Sherani kesini, ternyata sekarang kita bisa ketemu setelah lima tahun Raj, tapi terima kasih… “Karan membuka pembicaraan.

Untuk apa?

Untuk pengganti Sherani, aku bahkan tidak pernah bermimpi kita bisa bertemu lagi… tapi kenapa ya Raj, aku seakan tidak yakin kalo Sherani bisa tergantikan… tapi walau bagaimanapun, aku cukup senang bertemu kamu dalam situasi seperti ini.

Raj hanya diam menatap Karan dengan pandangan yang tidak bisa diartikan…

Kamu lihat, Sherani sudah melupakan kamu… dan kamu sudah menemukan pengganti Sherani, ya cukup adil… ini saat yang aku tunggu. Kenapa kamu diam Raj? Kamu tidak senang ketemu aku?
Aku senang Karan, bagaimanapun juga kamu sahabatku… “hanya kalimat itu yang diucapkan Raj.
Karan tersenyum lega, Aditya… dia bukan anak Sherani kan? Raj terdiam, pertanyaan itu seperti menguak luka lamanya tentang bagaimana Karan lima tahun yang lalu memisahkan anaknya dari Sherani. Anak siapapun dia, aku harap tidak mengganggu hubunganku dengan Sherani, oke Raj… “Karan tersenyum sinis, sepertinya kebencian dalam hatinya terhadap Raj masih ada sampai sekarang.

Aditya anak aku, cuma aku… anak Sherani sudah tidak ada sejak lima tahun yang lalu… “Raj berkata sambil berlalu pergi dari hadapan Karan, sedangkan cowok itu masih dengan pandangan sinisnya… jadi Aditya anak Sherani “gumamnya sambil mendengus.

***
Sepanjang perjalanan pulang mereka hanya diam, Raj hanya melihat ke depan sementara Naina terus menatapnya seakan meminta penjelasan tentang semua yang terjadi di pesta tadi.

Raj… “akhirnya Naina bicara dan tiba-tiba Raj mengerem mobil mendadak.

Naina... maaf karena aku mengatakan kepada mereka kalau kau istriku, aku harap kamu tidak terlalu mempertanyakannya.

Tapi kenapa Raj, aku lihat kamu sepertinya kenal baik dengan Karan… apa sich yang sebenarnya terjadi? Naina menatap Raj dengan heran.

Lama Raj terdiam, dia berbalik menatap Naina… tidak ada apa apa Naina, tadi aku hanya ingin terlihat seperti yang lain, semua tamu membawa pasangannya kan? Dan aku hanya ingin aku juga membawa seorang istri... kamu ngk marah kan?

Ngk kok Raj “jawabnya walaupun masih ragu dengan jawaban yang diberikan Raj, dia seakan tidak yakin entah kenapa hatinya seperti berkata bahwa ada sesuatu yang terjadi. Sementara Raj kembali sibuk menyetir mobil membelah jalan malam yang sudah sepi.

To be continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar