***
Berhari-hari Karan berpikir apa yang dia lakukan
benar? Menceraikan Sherani, apa dia yakin? Melepaskan orang yang dicintainya
begitu saja? Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam hatinya, dimana Sherani
sekarang? Apa dia baik-baik saja? Apa dia bersama Raj? Bagaimana kandungannya?
Tiba-tiba telpon bordering…
Hallo…”Karan menjawab panggilan.
Hallo Karan, aku Priya… sahabat Sherani... maaf aku
tidak tahu harus menghubungi siapa, Sherani sekarang dirumah sakit, dia mencoba
bunuh diri…
Apa? Karan kaget mendengar ucapan Priya.
Ya… Karan, aku takut banget… kamu bisa kesini
sekarang kan?
Ya… aku kesana sekarang “Karan menutup panggilan
telpon dan langsung beranjak pergi.
***
Sesampai dirumah sakit.
Bagaimana Sherani?
Dia sedang ditangani dokter, aku sangat takut
makanya aku menghubungimu, aku tidak tahu harus bicara dengan siapa lagi Karan…
Aku tidak tega untuk menghubungi orangtuanya.
Apa yang terjadi? Tanya Karan heran.
Dia mencoba bunuh diri, aku sangat takut Karan…
entah kenapa dia melakukan semua ini padahal aku tidak pernah melihatnya
serapuh ini. Dia datang kerumahku dan Sherani sudah menceritakan semuanya… aku
mengerti kenapa kamu tidak memaafkannya tapi Karan, dia sangat menyesal dengan
apa yang terjadi dan bahkan aku tidak mengerti kenapa dia malah mencariku bukan
Raj… tapi terima kasih kamu mau datang kesini “Priya menangis sesugukan.
Karan hanya diam, tak lama seorang dokter datang dan
memberitahu keadaan Sherani.
Bagaimana dok? Tanya Priya tak sabar.
Dia baik-baik saja, untung anda cepat membawanya
kesini.
Bagaimana kandungannya dokter? Tanya Karan.
Semuanya baik-baik saja, tidak ada yang perlu di
khawatirkan, pasien sepertinya hanya tertekan. Saya tinggal dulu… “dokter itupun
berlalu dari hadapan mereka.
Karan segera menemui Sherani diruangannya…
Sherani... "Panggil Karan sambil menatap balutan
perban ditangan istrinya.
Karan… kamu disini? Sherani kaget melihat kedatangan
Karan. Pasti Priya yang memberitahumu.
Kenapa Sherani? Kenapa kamu lakukan ini? Karan mengalihkan
pertanyaan Sherani.
Aku sudah berpikir berkali-kali tapi aku tidak
menemukan alasan untuk apa aku hidup...
Kenapa kamu tidak menemui Raj?
Untuk apa? Aku ngk ingin ketemu dia lagi... aku yang
memintanya untuk pergi “jawab Sherani.
Ayo… pulang bersamaku “ajak Karan yang membuat
Sherani kaget.
Kenapa? kamu kasihan padaku…
Ngk… tapi aku kasihan pada anakmu, dia ngk bersalah
Sherani, kenapa kamu menghukumnya? Ayo pulang bersamaku, kita lupakan semuanya…
aku akan katakan pada dunia kalau itu anakku. Aku menerimaku Sherani…
Kenapa? kenapa kamu lakukan ini…
Karena aku mencintai kamu, aku pernah bilang kan…
hidup ini singkat Sher, tapi aku akan mencintaimu sangat lama... aku
mencintaimu bukan berarti kamu harus mencintaiku juga. Kita akan hidup bersama…
kalau kamu tidak ingin sebagai suami istri, kita bisa menjalaninya sebagai
sahabat.
Sherani hanya terpana menatap Karan, dia tidak
mengerti cinta seperti apa yang sedang Karan tunjukkan padanya.
Aku sudah berpikir berkali-kali dan inilah
keputusanku... Sherani, tetaplah bersamaku tapi jika nanti kamu ingin pergi aku
akan melepaskanmu tapi bukan sekarang, terlalu pengecut kalau aku
meninggalkanmu saat ini walaupun sebenarnya semua ini bukan tanggung jawabku...
aku hanya ingin menyelamatkanmu dari pandangan orang-orang terhadapmu, kamu mau
kan?
Dan akhirnya bulir bening itu turun dari sudut mata
Sherani, dia tersenyum dan mengangguk pertanda dia setuju untuk kembali.
Priya sedang menatap mereka dari balik pintu...
“Sherani… sekarang aku mengerti kenapa papamu memilih Karan. “gumamnya dalam
hati dan dia yakin ada perasaan yang berbeda di hati sahabatnya itu saat ini.
***
Kenapa gugup, ini rumahmu… masuklah ”Karan
mempersilahkan Sherani untuk masuk karena dia terlalu lama berdiri didepan
pintu. Dan… mulai hari ini, aku akan lupakan apa yang terjadi kemaren. Terserah
kamu mau tidur di kamar yang mana, dan kalau ada apa-apa… panggil aku, oke… aku
ke atas dulu.
Sherani tersenyum…
Karan... “panggilnya. Cowok itu menoleh... Makasih
ya... “ujarnya sendu. Karan hanya tersenyum sambil berlalu pergi.
Sherani kembali menata barangnya di kamar, baru 2
hari pergi entah kenapa rasanya dia begitu merindukan tempat ini. Dia membuka
jendela kamar, angin menerpa wajahnya... dia tersenyum tipis, dia merasa sangat
bahagia hari ini, entah kenapa? Karan serasa memberinya kehidupan baru.
Malam harinya Sherani tidak bisa tidur sama sekali,
entah kenapa dia sangat susah tidur saat malam. Dia sendirian, Karan tidur di
kamar lain… tiba-tiba Sherani beranjak turun dan berjalan ke kamar Karan. Dia
mengetuk pintu... Masuk, terdengar sahutan dari dalam…
Sherani? Kamu belum tidur?
Aku ngk bisa tidur Karan, boleh aku disini?
Masuk aja Sher… kamu kenapa minta izin segala sich…
Sherani melangkahkan kakinya masuk dan duduk di
tempat tidur. Perlahan dia merebahkan tubuhnya…. Dia terus memandang Karan yang
tengah sibuk dengan komputernya. Entah apa yang membuat Sherani tersenyum
tipis... Seiring malam yang semakin larut akhirnya dia terlelap juga.
***
Dan ketika pagi mulai datang, Sherani membuka mata…
dia melihat Karan tidur di sofa disamping tempat tidurnya. Berbagai pertanyaan
berkecamuk di benaknya… apakah Karan menghormatinya ataukah dia jijik
dengannya?
Karan... “Sherani mencoba membangunkan suaminya
karena jarum jam sudah menunjukkan pukul 6.30 pagi.
Ya... “Karan terlihat masih sangat mengantuk.
Kamu ngk kekantor?
Oh iya... “Karan segera bergegas ke kamar mandi.
Sherani turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan.
Kamu ngk sarapan Sher? Karan bingung juga karena
dari tadi Sherani terlihat sangat uring-uringan.
Perut aku ngk enak banget Karan, ngk tahu kenapa…
Kamu baik-baik aja kan?
Sherani hanya diam sambil memegangi perutnya.
Sepertinya dia sangat kesakitan.
Karan mengambil ponselnya dan menekan no… “hallo…
tolong hari ini meetingnya ditunda dulu ya.
Saya ngk bisa datang, istri saya
sakit… “telpon terputus.
Sherani menatap Karan heran...
Karan… apa yang kamu lakukan?
Kita kerumah sakit sekarang ya…
Karan, nanti aku bakalan baik-baik aja kok… bentar
lagi juga hilang sakitnya.
Ngk Sherani, nanti kalau ada apa-apa gimana? kita
kerumah sakit sekarang, aku antar… “Karan segera keluar untuk mengambil mobil.
***
Dia hanya kecapean, kurang makan juga… istri anda
terlalu memanjakan mualnya pak Karan. “ujar dokter setelah memeriksa keadaan
Sherani.
Tapi istri saya baik-baik aja dok?
Iya… dia baik-baik saja, saya akan berikan beberapa
vitamin dan pastikan dia makan dengan teratur. Biarpun mual ya harus tetap
makan... oke pak Karan... “ujar dokter itu sambil tersenyum.
Iya dokter, kami permisi dulu… terima kasih
Mereka akhirnya meninggalkan rumah sakit.
Nah Sher… kamu jangan males makan donk, nanti anak kamu
sakit lho.
Aku ngk pengen dia lahir ”perkataan Sherani membuat
Karan kaget dan memberhentikan mobilnya.
Apa?
Sherani memalingkan wajahnya keluar jendela, dia tak
ingin Karan melihat airmatanya.
Aku ngk mau ngelahirin dia, aku tidak
menginginkannya Karan…
Sherani lihat sini, lihat aku… “Karan memegang wajah
Sherani, matanya begitu merah. Bulir bening itu berkali-kali jatuh dari
matanya.
Aku sudah bilang kan? Kita akan hadapi semuanya
sama-sama... Kamu ngk sendirian, ada aku... aku hanya minta satu hal, tetaplah
disisiku Sherani…
Kenapa? Aku masih tidak mengerti kenapa kamu mau
bertanggung jawab untuk semua ini? Dia bukan anak kamu Karan, dia bukan anak
kamu... kenapa kamu ingin menyelamatkannya, kenapa?
Karena aku mencintai ibunya... Harus berapa kalikah aku
harus mengatakan aku mencintai kamu Sherani. Mungkin aku bodoh... Sherani, kamu
orang yang paling menyakitiku, orang yang paling mengecewakanku… tapi aku ingin
kamu selalu ada disisiku. Aku marah Sherani, aku sakit tapi jauh darimu,
ternyata lebih menyakitkan. Tapi… jika kau tidak bahagia bersamaku dan ingin
kembali… pergilah, aku akan melepaskanmu, karena bila mencintai seseorang kita
tidak harus memilikinya kan? Dan kamu tahu Sher... mencintai seseorang dengan
segala kebaikan dan kelebihannya itu mudah, kita ngk akan pernah tahu sedalam
apa kita mencintai seseorang sampai kita mau menerima kesalahannya...
Karan tiba-tiba meraih tangan sherani dan
menggenggamnya. Dan percayalah... tidak ada yang berubah darimu, kamu masih
Sherani yang aku temui pertama kali, Sherani yang membuatku jatuh cinta.
Sherani tertegun menatap Karan, guratan ketulusan
begitu jelas di mata cowok itu. Setetes bulir bening jatuh lagi dari matanya…
tiba-tiba Sherani memeluk Karan, dia menangis. Karan kaget... dia kaget karena
ini pertama kalinya Sherani memeluknya.
Maafkan aku... "Ucapnya disela tangis.
***
Good morning sweetheart... “Sherani membuka matanya,
dia kaget melihat sarapan disamping tempat tidurnya.
Karan... apaan nich?
Sarapan… mulai sekarang ngk ada acaranya kamu males
makan, minum vitamin dan… inget, jangan pernah berpikir yang macam-macam, kamu
harus jaga anakmu dan kamu harus melahirkannya… “ucap Karan yang membuat
Sherani tersenyum.
Karan... seharusnya aku yang melakukan semua ini
untukmu dan kamu jangan khawatir, aku tidak akan menyakiti anakku, aku pasti
menjaganya... “Sherani tertawa sambil menyuap makanan ke dalam mulutnya.
Karan tampak sangat bahagia melihat Sherani tertawa,
sejujurnya dia ingin Sherani tetap disini, disisinya, selamanya… dia akan menerima
apapun keadaan gadis itu.
Kamu lihat apa? Sarapan bareng aku yuk… udah nyiapin
tapi dilihat ajah…
Eh … iya... “Karan kaget mendengar celoteh Sherani.
To be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar