***
Sherani hanya menatap mobil mercy metalik itu parkir
dihalaman rumahnya. Seorang bapak dan ibu keluar dari mobil itu dan… laki-laki
itu, tampak seperti seorang pebisnis muda, sangat tampan dan kharismatik.
Sherani beranjak turun setelah Mona memanggilnya, dia hanya terdiam melihat laki-laki
itu tersenyum padanya.
Sherani sayang… ini teman papa, om Rajesh dan tante
Shalini… dan ini Karan, Karan Oberoi... Sherani menyalami cowok itu sambil
tersenyum…
O… jadi ini Sherani? Cantik… persis seperti yang di
foto, papanya Karan tampak memuji Sherani. Ngk salah Mukesh… aku menyukai
anakmu.
Mereka tampak sangat akrab dengan papa Sherani,
ramah dan sangat bersahaja meskipun mereka dari kalangan orang terpandang tapi
tidak ada raut sombong sedikitpun dari wajah mereka. Cowok itu terus menatap
Sherani tanpa berkedip, Sherani hanya bisa tersenyum.
Sherani… kamu ajak Karan jalan-jalan donk, ini
pertama kalinya dia ke India… “ papa mengagetkan lamunan Sherani, entah apa
yang sedang dia pikirkan…
Ha… iya pa…
Sherani hanya diam di dalam mobil, Karan hanya
tersenyum melihat tingkah gadis itu…
Kita mau kemana Sher, ini pertama kalinya aku ke
India lho jadi ngk tahu jalan nich…
Oh… kita jalan aja, nanti kamu juga tahu kok… “ucap
Sherani sambil tersenyum.
Kenapa Sherani, kamu sepertinya tidak nyaman
denganku, kalau gitu kita pulang aja ya…
Ngk usah, aku ngk apa-apa kok… “ucap
Sherani sambil membetulkan rambutnya yang diterbangkan angin karena memang
mobil Karan terbuka.
Tiba-tiba Karan menghentikan mobilnya…
Ada apa? tanya Sherani kaget melihat Karan berhenti.
Sherani… aku menyukaimu, mencintaimu dan aku ingin
menikah denganmu… mungkin ini terdengar konyol dan mendadak. Tapi aku sudah
melihat fotomu sejak setahun yang lalu... om Mukesh bercerita banyak tentangmu
dan sejak itu aku merasa aku harus menemuimu. Entah kenapa aku merasa kamu
orang yang aku cari untuk pendamping hidup... Sherani terpana menatap Karan,
dia tak dapat menyembunyikan kekagetannya…
Aku tahu kamu kaget Sher, tapi aku berkata jujur...
aku datang hanya ingin menemuimu dan mengatakan perasaanku, aku tidak meminta
kamu jawab sekarang dan aku tidak meminta kamu untuk menjawab iya… sekali lagi
Sherani, aku datang hanya untuk menyatakan keinginanku dan aku akan menghargai
apapun keputusan kamu... jadi, kamu boleh berpikir selama apapun yang kamu mau,
aku akan menunggu.
Karan menatap Sherani lama… cewek itu tampak terdiam
mendengar semua penuturan Karan... hingga pada akhirnya Sherani hanya bisa
tersenyum.
Karan tersenyum lebar melihat Sherani tersenyum, dia
mulai melajukan mobilnya perlahan… Sherani terus menatap cowok itu mengemudikan
mobilnya, dia tersenyum… hatinya kecilnya berbisik “Karan menyenangkan.
Sherani… apa kamu mencintai orang lain? tanya Karan
yang membuat Sherani terdiam.
Tidak... “entah kenapa Sherani selalu memberikan
jawaban tidak untuk pertanyaan yang satu ini.
Benarkah? Tanya Karan terlihat senang.
Ya… “jawab Sherani singkat sambil tersenyum.
***
Sherani hanya diam menatap layar ponselnya yang
berdering sejak tadi, Raj menelpon.
Sherani hanya diam dan membiarkan panggilan itu
terputus begitu saja… dia tidak mau bicara dengan cowok itu.
Siapa Sher? Kok ngk diangkat? Tiba-tiba Mona muncul
dari balik pintu yang membuat Sherani kaget.
Itu… orang iseng, daritadi miscall mulu… ngk penting
juga. Ada apa Mon?
Ngk ada, aku pengen tidur sama kamu malam ini… boleh
kan?
Mona… ya bolehlah, malah aku senang kalau kamu tidur
disini, kan aku jadi ngk kesepian… “ujar Sherani tersenyum.
Ayo sini… duduk…
Eh Sher… gimana, kamu suka ngk ama Karan?
Suka... dia baik, menyenangkan… “jawab Sherani
seadanya.
Kamu mau menikah dengan dia? tanya Mona blak-blakan…
Aku perlu waktu untuk itu... ya seenggaknya kenal
dulu lah, ya kan? Sherani menyenggol lengan Mona sambil tersenyum manis.
Hmmm… iya sich, tau ngk Sher… papa bakalan seneng banget
kalau kamu mau nikah sama dia, papa bilang Karan cowok terbaik buat kamu, dia
akan jadi pendamping hidup yang baik…
Papa bilang gitu? Tanya Sherani penasaran.
Iya… papa bilang dia sangat berharap kamu setuju,
tapi tenang aja kok Sher… papa ngk memaksa kamu, kamu tahu papa kan? Dia tidak
pernah memaksakan kehendak... beliau bakalan setuju apapun keputusan kamu,
anggap aja ini lamaran, kamu boleh terima dan boleh tolak juga….ya kan? Sherani
tersenyum mendengar semua omongan Mona…
Udah akh… aku mau tidur dulu, kamu tahu kan aku ngk
suka begadang…
Ya... aku belum ngantuk Mon, kamu tidur aja dulu…
Sherani melangkahkan kakinya menuju balkon, dia
duduk menatap bintang seakan bertanya apa yang harus dia lakukan. Perasaannya
tak menentu, dia mencintai Raj tapi dia juga tak ingin mengecewakan papa,
meskipun papa akan bilang baik-baik saja tapi Sherani tahu papa akan kecewa
kalau dia menolak… bahkan keluarga Karan sudah datang kesini hanya untuk
bertemu dengannya. Sherani menghela nafas panjang berharap ada jawaban dari
pertanyaannya.
***
Papa… aku mau menikah dengan Karan…
Kya… papa Sherani seperti tersedak ketika menyantap
sarapan pagi ini… kamu yakin nak?
Iya… sangat yakin…
Papa sangat senang Sherani, sangat senang… mari kita
sarapan dulu, Sherani duduk di meja makan, dia bisa melihat kalau mama dan Mona
juga ikut senang mendengar keputusannya…
Kenapa? Apa yang membuatmu setuju nak? tanya papa
pada Sherani.
Dia laki-laki yang baik, sangat menyenangkan… aku
menyukainya papa…
Papa benar kan, kamu pasti menyukainya… Sherani
hanya tersenyum sambil menyantap sarapannya sebelum kekampus.
***
Sher… kamu sibuk banget akhir-akhir ini, lagi ngurus
apaan sich? Priya menemui Sherani saat cewek itu duduk di kelas.
Ngurus persiapan wisuda, emang kenapa?
Ngk sich, aneh aja… biasanya selalu bareng, kok
sekarang kamu sendiri aja kemana-mana, lagian Raj udah berkali-kali nanyain
kamu ke aku.
Ada apa Sher? Kalian berantem? “Tanya Priya
penasaran.
Sher.. ada apa? Priya tampaknya semakin penasaran.
Aku mau nikah! Jawab Sherani spontan.
Kya? Beneran? Wah… kapan? Kok mendadak? Priya
memberuntun Sherani dengan pertanyaan.
Sehari setelah wisuda.
Kok cepet? Kamu… ngk hamil kan?
Apaan sich? Kamu pikir aku gila apa… “Sherani
menimpuknya dengan buku.
Hahaha… habis mendadak banget, kemaren aku pikir
kalian lagi berantem eh ngk taunya mau nikah. Tapi kok Raj kelihatannya
biasa-biasa aja ya, malahan dia nanya kamu mulu ke aku, kok Raj ngk pernah
bilang ya, jangan-jangan mau ngasih surprise kale ya… ah dah keburu tahu…
“Priya terus saja ngoceh sementara Sherani hanya diam.
Aku akan menikah tapi bukan dengan Raj…
Kyaaaaa? Kali ini Priya benar-benar kaget,dia
menatap Sherani lekat-lekat seperti ingin menelan cewek itu hidup-hidup. Lalu…
kamu mau nikah ama siapa? Ada apa sich Sher…? Sherani menatap Priya, matanya
berkaca... Priya tidak sanggup berkata apapun, dia hanya diam menatap
sahabatnya itu.
Lalu Sherani bangkit dan mengambil tasnya lalu
pergi…
Sher, Sherani…“ dia terus pergi tanpa memperdulikan
Priya yang terus memanggilnya.
Dan setiba diluar Sherani dikagetkan dengan
pemandangan yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya.
Raj dan Karan berpelukan? Mereka saling kenal?
Sherani menatap mereka tanpa berkedip. Masalah apa lagi ini? Sherani tampak
menggelengkan kepalanya tak mengerti. Dia segera bersembunyi di balik dinding
kelasnya. Kenapa Karan bisa mengenal Raj? Pertanyaan itu menyerang benak
Sherani… dia terus memperhatikan mereka dan terlihat banget kalau mereka sudah
kenal lama. Oh my God… masalah apa lagi ini” bisiknya dalam hati.
Karan? Kamu disini? “akhirnya Sherani keluar juga
dari tempat persembunyiannya begitu melihat Raj sudah pergi menjauh.
Iya Sher, aku mau jemput kamu. Tadi pagi papa kamu
nelpon jadi aku pengen jemput kamu ajah… ngk apa-apa kan?
Ngk papa kok, ayo… “Sherani buru-buru masuk mobil
takut Raj datang lagi.
Kenapa Sher? Tanya Karan tiba-tiba.
Kenapa apanya? Tadi pagi papa menelpon katanya kamu
setuju. Boleh aku tahu alasannya?
Aku ngk tahu… yang jelas, aku menyukaimu. Cinta itu
ngk perlu alasan kan? Jawaban singkat Sherani membuat Karan tersenyum lebar,
dia terlihat sangat senang dan tiba-tiba menghentikan mobilnya.
Ada apa? Karan mengeluarkan sebuah kotak dari saku
celananya dan membukanya…
Sherani, aku sudah menyiapkan ini sejak lama, hari
ini aku akan bilang… kamu mau kan menikah denganku?
Ya… “jawab Sherani pasti dan kemudian Karan
menyematkan cincin itu di jari manis Sherani dan sangat mengejutkan cincin itu
sangat pas dijari manisnya.
Boleh aku katakan sesuatu?
Apa?
Aku mencintaimu Sher... aku ingin menghabiskan
seluruh hidupku denganmu. Sherani hanya tersenyum… sambil memandang cincin yang
ada dijarinya kini. Karan kembali melajukan mobilnya...
Sher, kamu kenal Raj? Tiba-tiba pertanyaan Karan
membuatnya kaget.
Raj?
Iya… Raj malhotra, dia jurusan HI juga lho…
Iya kenal kok… dia teman sekelas aku…
Benarkah? Tadi aku ketemu dia di gerbang kampus…
kaget juga sich, dia agak marah waktu tahu kalau aku di India. Aku sengaja ngk
kabarin dia… surprise, eh malah aku yang kaget tiba-tiba ketemu dia ngk sengaja…
Kalian kenal dimana? Sherani tampak penasaran.
Dulu kita kuliah di kampus yang sama di Houston dan
satu apartemen juga, dia sahabatku Sherani. Dia udah kayak saudara buat aku...
dia pindah ke India sejak setahun yang lalu dan kita tidak pernah ketemu lagi...
dia bilang bakal ke Houston lagi setelah kuliahnya selesai. Sherani hanya
tersenyum mendengar penuturan Karan.
Raj itu lucu banget Sher… waktu di Houston dia sama
sekali ngk punya pacar padahal banyak banget cewek Amrik yang suka ama dia,
kamu tahu alasannya? Sherani hanya menggeleng lemah...
Dia menunggu gadis impiannya…
Gadis impian?
Ya… dia bilang dia pernah melihat seorang gadis
dalam mimpinya. Churidar jingga itu melambaikan haruman yang menentramkan hati,
bindia itu masih sama, gadis itu menatap dengan bola matanya yang memporak
porandakan isi hati... tersungging senyuman manis di bibirnya… “hahahaha…
sampai sekarangpun aku masih suka ketawa kalau ingat itu...
Sherani kaget, kalimat itu persis kata-kata yang
pernah diucapkan Raj padanya…
Dan kamu tahu, tadi dia bilang dia sudah menemukan
gadis itu… aku jadi penasaran. Seperti apa gadis itu? Kamu kan sekelas Sher…
kamu pasti tau donk siapa kekasihnya Raj atau ngk gadis yang lagi dekat dengan
dia?
Aku ngk tahu Karan... “jawab Sherani sekenanya.
Besok aku mau ajak kamu ketemu dia ya... “ajak
Karan.
Kya?
Kenapa? Kamu keberatan Sher?
Ngk kok… aku mau... “jawab Sherani sambil berusaha
tersenyum.
To be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar