Part 19
***
Aku pergi dulu ya tante… makasih buat semuanya, tante udah
nemenin aku, udah jelasin semuanya ke aku, aku seneng banget… “Neha memeluk
Naina sesaat sebelum keberangkatannya ke India.
Tante juga seneng bisa ketemu kamu lagi… kamu tau ngk? Kamu
persis seperti Sherani, wajahnya, cara bicaranya, semuanya.
Neha hanya tersenyum. Dia jadi ingat waktu pertama kali
ketemu tante Naina, saat dia membentak tante Naina dengan kata-kata angkuhnya,
dia tersenyum sendiri.
Kok senyum sendiri?
Ngk apa-apa kok… aku jadi mikir, seandainya Raj tidak pernah
ketemu mama, dia pasti mencintai tante “ucap Neha yang membuat Naina terdiam.
Aku pergi ya tante… “Neha memeluk Naina sekali lagi lalu
melangkah pergi. Hatinya merasa sangat tenang dari biasanya, semua terjawab.
Dia berjalan gontai sambil membawa kopernya, dia ngk sabar pengen ketemu mama
dan bercerita tentang banyak hal. Dia menyadari satu hal… jangan pernah menilai
sesuatu yang belum kita kenali karena prasangka itu bohong. Bisa jadi sesuatu
yang tampak indah dari jauh malah sebaliknya saat dia dekat dan sesuatu yang
tampak buruk bisa jadi itulah yang terbaik.
Diatas pesawat, Neha mengingat sesuatu… Nikhil. Ya dia ingat
semua yang dikatakan cowok itu 4 tahun yang lalu, tentang perasaannya. Tapi
apa… selama ini dia tidak pernah menghubunginya, sms, telpon, bahkan email pun
ngk pernah. Neha menghela nafas dan tersenyum… dia paham, saat itu mereka masih
17 tahun, mungkin perkataan Nikhil hanya perkataan anak ABG yang akan hilang
begitu terbangun. Dia ngk perlu terlalu ambil hati... tapi entah kenapa Neha
agak kecewa dengan tidak adanya kabar dari cowok itu.
Benarkah Nikhil tidak pernah mengingatnya? Benarkah omongan
Nikhil hanya bualan anak remaja? Tapi untuk apa cowok itu membohonginya? Entah
kenapa tiba-tiba Neha berharap saat dia turun nanti cowok itu masih
menunggunya.
***
Mama… “Neha begitu bahagia begitu melihat siapa yang
menunggunya dibandara. Dia langsung memeluknya hingga tak sadar papanya sedang
berdiri sambil pura-pura marah.
Jadi kangen sama mama aja nich?
Papa… aku kangen banget, “Neha kembali menangis, ya… dia
benar-benar kangen dengan papa mamanya.
Neha melihat kak Aditya dari jauh bersama seorang perempuan,
ya itu Sheena… seseorang yang dia bilang hanya teman oleh kak Adi dulu, tapi
sekarang Neha yakin gadis itu bukan lagi sekedar teman. Dia masih ingat saat
dulu Aditya bilang dia mencintai gadis itu sambil menggenggam tangannya, Neha
yakin itu bukan lelucon.
Aditya berdiri dihadapannya, Neha hanya tersenyum tidak ada
kata yang bisa diucapkannya. 4 tahun telah berlalu, dia ngk yakin apa
perasaannya sudah menghilang atau masih ada. Tapi yang jelas rasanya sedikit
lebih baik.
Mereka melangkah pulang. Tapi ada sesuatu yang membuat Neha
tiba-tiba menatap kebelakang, dimana Nikhil? Kenapa dia tidak datang? Inikah
yang dia bilang akan menunggunya? Tapi tiba-tiba Neha tersadar, mungkin Nikhil
lupa atau dia sudah bertemu gadis lain. 4 tahun bukan waktu yang sebentar,
harusnya dia tidak berharap Nikhil akan menunggunya.
***
Mereka udah tunangan dan akan menikah seminggu lagi. Tebakan
Neha tepat, perkataan papa masih terngiang ditelinganya. Kak Adi benar-benar
tidak pernah punya perasaan lebih terhadapnya, rasa sayang yang dia tunjukkan
selama ini benar-benar hanya sebatas kakak pada adiknya.
Sheena… wanita itu pilihan terakhir kak Adi, entah apa yang
terjadi selama empat tahun ini sehingga kak Adi menjatuhkan pilihannya.
Sejujurnya sulit untuk menghapus perasaan itu seutuhnya tapi satu hal, dia
telah merelakan kak Adi… dia harus sadari, kalau cintanya salah, perasaannya
keliru, mencintai kak Adi mungkin bisa tapi memilikinya adalah hal yang paling
mustahil. Dia harus menata hatinya dan menganggap rasa cintanya yang dulu ngk
pernah ada, dia harus bisa menerima kenyataan kalau Aditya adalah orang yang
dilahirkan oleh perempuan yang sama dengannya.
Neha masih termangu dibalkon kamarnya, bintang malam kembali
mengingatkannya pada Nikhil. Entah dimana cowok itu sekarang, apa dia lupa akan
janjinya tapi kenapa Neha masih ingat? Apa dia berharap cowok itu akan datang
seperti yang dia janjikan? Sudahkah Neha menyiapkan jawaban dari pertanyaannya
4 tahun yang lalu? Apakah dia kecewa karena Nikhil tak menagih jawabannya?
Entahlah. Neha merasa seperti kecewa untuk kedua kali, jatuh cintakah dia.
bukan… karena cinta hanya sekali, selebihnya hanya penyesuaian.
Neha… kamu belum tidur? Tiba-tiba mama datang ke kamar Neha.
Mama… “Neha memeluk wanita itu, rasanya begitu damai seakan
ada ketenangan yang sepertinya bersembunyi dipelukan mama.
Kamu kenapa? Sepertinya sangat bingung?
Neha menatap mamanya dalam, dia seperti ingin menangis.
Neha menceritakan apa yang berkecamuk dibenaknya saat ini,
tentang Nikhil dan pernyataan cowok itu 4 tahun yang lalu.
Dia ngk datang ma, dia membohongi aku… “ujar Neha mengakhiri
ceritanya, airmatanya jatuh.
Sherani tersenyum, dia merangkul anaknya… “kamu berharap dia
datang ya? Kamu berharap dia menunggumu? Kamu udah punya jawaban untuk
pertanyaannya kan? Kamu mencintainya?
Pertanyaan mama membuat Neha tertegun.
Neha… kamu ngk akan tahu bagaimana perasaan kamu pada
seseorang sampai kamu pernah merasa bagaimana jauh darinya, saat kamu
merindukannya, saat kamu merasa ada yang hilang tanpanya, maka disaat itu kamu
akan tahu… kalau dia berarti dan mungkin ada perasaan yang lebih yaitu cinta.
Apa jawaban kamu atas pertanyaannya? Lagi-lagi pertanyaan
mama membuat Neha terdiam, dia tidak tahu apa yang dia rasa.
Tapi dia ngk datang ma… mungkin dia lupa sama aku.
Neha… kalau dia ngk datang berarti bukan dia orang yang
ditakdirkan untukmu, tapi kalau memang dia orangnya… kamu akan ketemu dia lagi,
mungkin aja ada hal lain yang membuatnya tidak datang, bukan berarti dia lupa.
Neha tersenyum, dia memeluk mama… mama tau ngk? Mama itu ibu
terbaik didunia.
Mama tau kamu ragu dengan perasaanmu, mama juga pernah ada
pada perasaan itu. Butuh waktu untuk meyakinkan diri sendiri dengan apa yang
kita rasa.
Benarkah? Mama pernah ragu pada siapa?
Papa?
Sherani mengangguk.
Apa yang membuat mama yakin kalau itu cinta?
Mama takut kehilangan dia, rasanya ngk ada alasan untuk
hidup bila tanpanya, saat dia jauh rasanya seperti ada yang hilang, “Sherani
menerawang, Neha tersenyum melihatnya.
Mama sangat mencintai papa ya?
Ya… sangat mencintainya.
Aku ingin seperti mama, hidup bersama orang yang kucintai
dan mencintaiku.
Pasti Neha… kamu akan hidup bersama orang yang kamu cintai
dan mencintaimu, mama yakin.
Terlihat ada sosok yang sedang melihat kebersamaan mereka.
Ya… Karan tersenyum,
Sherani… kamu masih yang terbaik dan akan tetap jadi yang terbaik.
Aku mencintaimu lebih dari kemarin dan tak akan berkurang esok. Aku akan selalu
mencintaimu selama nafas masih mengalir ditubuhku “batinnya.
To be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar