Part 10
***
Aditya berdiri didepan pintu apartemen Neha, hatinya masih
enggan untuk menekan bel. Jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 23.00 malam,
mungkin Neha sudah tidur. Tapi sepertinya Aditya sangat ingin bicara dengannya,
dia menekan bel dengan setengah hati… sekali, dua kali tak ada tanda-tanda Neha
akan membukakan pintu, Aditya berbalik tiba-tiba pintu terbuka, Neha menatapnya
tajam tanpa bersuara.
Neha… kakak ingin bicara…
Kamu bukan kakakku, jadi berhenti menganggapku adik… ngerti,
aku ngk punya waktu, sebaiknya kamu pergi. Bruk… “Neha membanting pintu dengan
keras membuat Aditya kaget, dia sangat sedih dengan sikap Neha padanya.
Neha… oke kalau kamu menganggapku orang lain, aku juga ingin
jadi orang lain. Orang yang mungkin tak pernah ada dalam kehidupan kamu.
Maafkan aku Neha… karena tak pernah menceritakan tentang hal ini… semua ini
karena mama ngk ingin kamu kecewa, kamu tahu dia sangat menyayangimu, airmatamu
adalah hal yang paling dibencinya di dunia, dia takut kamu ngk terima. Kamu bisa
lihat kan betapa mama mencintaimu, dia menyembunyikan identitasku agar kamu
tidak pernah merasa kalau cinta mama terbagi dan yang pasti mama tidak ingin
kamu tahu kalau… “Aditya tidak melanjutkan kata-katanya, rasanya begitu sesak
hingga airmatanya jatuh beberapa kali, entah Neha mendengar atau tidak, dia
seakan bicara pada diri sendiri.
Aku tahu kamu kecewa, tapi aku sudah kecewa sejak lama Neha…
kamu tahu mama tidak pernah menginginkan kehadiranku, dia menjagaku sekarang
itu hanya karena tanggung jawab bukan karena dia mencintaiku. Sejak lahir
sampai umurku 5 tahun aku tidak pernah bertemu dengannya, aku tidak tahu
bagaimana rasanya dipeluk seorang ibu. Aku selalu berpikir seperti apa ibuku,
wanita seperti apa dia? Seperti apa wanita yang membuat papaku tidak pernah
berpaling darinya, bahkan sampai saat terakhir dia masih mencintainya. Dalam
hatinya cuma ada satu nama… Sherani, mamamu.
Aku tidak seberuntung kamu, mama sangat mencintaimu, kamu
tahu kenapa? Karena kamu anak orang yang dia cintai, Karan. Kehadiranmu
diinginkan, kamu lahir dengan orangtua yang sempurna, coba kamu ingat kapan
mama tidak memenuhi keinginanmu? Semuanya Neha… mama memberikan segalanya
untukmu. Meskipun begitu aku tidak pernah sedikitpun iri padamu dan aku juga
tidak pernah marah pada mama. Untuk apa? Dia wanita yang melahirkanku, aku
tidak tahu keadaan sulit seperti apa yang telah dia lalui, mungkin dia juga
terluka, bagaimana bisa aku menyalahkannya?
Dan yang pasti dia wanita yang dicintai papaku sampai nafas
terakhir, bagaimana bisa aku membencinya?
Hening… tidak ada suara apapun dari dalam, sepertinya Neha
memang sudah tidur. Aditya berdiri, menatap sejenak berharap Neha akan keluar
lagi tapi sepertinya dia harus kecewa karena tidak ada tanda-tanda Neha akan
membukakan pintu lagi. Aditya menghela nafas lalu beranjak pergi.
Dibalik pintu Neha duduk terpekur, sejak tadi dia berusaha
menahan isaknya agar tak terdengar Aditya. Penuturan Aditya benar-benar
menghempaskannya pada kenyataan yang sulit dimengerti. Kali ini Neha benar-benar
menangis, dia tak bisa lagi menahan airmatanya. Isaknya terdengar keras… apapun
itu hatinya tetap merasa kecewa.
***
Keesokan harinya Karan datang ke apartement Neha dan benar…
dia berada disana.
Neha… ini papa, kamu ngk bolehin papa masuk?
Tak lama Neha membukakan pintu dan terlihat kalau wajahnya
sangat kusut… dia memeluk papanya sambil kembali menangis.
Papa… “ Neha kembali sesugukan. Papa… boleh aku tanya
sesuatu?
Ya…
Aku anak papa kan? Bukan anak orang lain kan?
Karan tersenyum… iya Neha, kamu anak papa.
Papa ngk bohong kan?
Ngk Neha… papa tidak bohong, kamu anak papa… kamu ikut ya,
papa mau nunjukin sesuatu.
Karan membawa Neha keluar dan berjalan mengitari jalanan
yang tampak tidak asing…
Ini dimana pa?
Kamu tahu Neha, disini papa melamar mama.
Apa?
Ya… disini, 20 tahun yang lalu dan lihat tidak banyak yang
berubah disini, semua masih sama… jalan ini, senja ini… “Karan tampak
tersenyum.
Karan kembali melajukan mobilnya dan disini… dulu mama
kuliah, “Karan tengah berdiri didepan universitas Sherani dulu.
Neha mengulum senyum, susah untuk dijelaskan… meskipun mama
membuatnya kecewa tapi dia selalu senang dengan segala hal yang berhubungan
dengan mama, jujur hatinya masih mengidolakan sosok itu.
Papa… dulu mama seperti apa? Dia gadis yang bagaimana? “Neha
tampak mulai tenang.
Gadis yang sangat spesial…, dia seperti putri dongeng yang
bahkan dia datang dalam mimpi seseorang yang sama sekali belum pernah bertemu
dengannya.
Benarkah? Siapa dia? Papa?
Karan menggeleng… Raj.
Raj? Neha tampak mengerutkan keningnya.
Papanya Aditya.
Seketika wajah Neha berubah.
Ya Neha, papa bukan orang pertama yang ada dalam hidup
mamamu… ada orang lain sebelum papa. Papa yang datang diantara mereka… tidak
mudah Neha meninggalkan orang yang kita cintai dan menikah dengan orang lain.
Tapi kenapa papa? Apa yang terjadi?
Banyak hal yang tidak bisa papa jelaskan tapi yang jelas,
papa mencintainya dan dia mencintai orang lain tapi dia tidak pernah bilang dan
dia juga tidak menolak untuk menikah dengan papa, aneh memang tapi itu yang
terjadi… papa tidak pernah tahu kalau dia mencintai orang lain waktu itu.
Sampai akhirnya kita menikah, tapi tiba-tiba… “Karan tidak melanjutkan
ceritanya.
Dia menghianati papa? Ya kan pa?
Karan hanya mengangguk…
Tapi kenapa papa masih menerimanya, masih banyak wanita lain
pa… kenapa harus dia?
Karena papa mencintai dia Neha… sangat mencintainya.
Haa… “Neha hanya tersenyum sinis sambil berusaha menahan
airmatanya.
Kamu tidak mengerti nak, mencintai itu sulit… butuh hati yang
siap untuk terluka, butuh kekuatan, cinta bukan hanya tentang rasa jatuh cinta,
tentang mimpi indah bersamanya, tentang perasaan yang berbunga-bunga… tapi kamu
juga harus siap untuk kecewa, menerima kesalahannya dan jika kamu mampu disaat
itu barulah kamu tahu kalau kamu benar-benar mencintainya.
Ternyata cinta benar-benar mengerikan… “Neha berbisik pada
dirinya sendiri.
Neha, terkadang cinta juga akan membawamu pada situasi
dimana kamu sangat lelah untuk bertahan tapi sangat terluka bila melepaskan, Papa
memang sempat marah dan serasa ingin pergi darinya… tapi rasanya jauh darinya
lebih sakit daripada bertahan disisinya.
Papa… “dia memeluk papanya, airmatanya jatuh berkali-kali.
Dan Aditya dia bersama papa karena Raj udah ngk ada, dia
sudah pergi untuk selamanya sejak Aditya masih berumur 5 tahun.
Neha menangis lagi, bulir bening dimatanya jatuh
berkali-kali. Dan papa menerimanya?
Karan hanya mengangguk.
Papa ngk pernah marah?
Karan hanya tersenyum… Neha, cinta itu tidak mengungkit
kesalahan, papa sudah memaafkan semuanya sejak lama dan Aditya… dia ngk salah,
buat apa papa marah sama dia?
Aku bahkan ngk bisa membedakan cinta dengan kebodohan. Aku
ngk ngerti pa… kenapa kenyataan begitu sulit untuk aku pahami.
Neha… yang jelas mamamu tidak seburuk yang kamu pikirkan,
dia perempuan yang baik, dia memang pernah melakukan kesalahan tapi papa sudah
memaafkannya sejak lama dan 20 tahun bersamanya dia sudah melakukan yang
terbaik. Semua yang dia lakukan telah lebih dari cukup untuk menebus
kesalahannya. Mungkin saat ini memang sulit tapi suatu saat kamu pasti ngerti
Neha.
Tapi bagaimana dengan aku pa? Bagaimana pandangan
orang-orang terhadapku, teman-teman disekolah, lokasi syuting, bahkan aku ngk
yakin mereka masih mau menjadikan aku icon, aku kehilangan semuanya papa… dunia
memalingkan wajahnya dariku.
Ngk Neha… percayalah, ini hanya sementara nak, dunia akan
menatapmu lagi… percayalah.
Neha menatap papanya lama, matanya masih berkaca-kaca.
Papa sangat mencintai mama ya?
Ya… “ujarnya sambil mengangguk. Seandainya papa diminta
untuk mengulang hidup, papa akan tetap memilih dia.
Neha memeluk papanya erat, bulir bening itu terus turun dari
matanya. Sebegitu hebatkah mama…? Dia memang selalu melihat sosok yang spesial
pada wanita itu tapi seistimewa inikah sampai kesalahan yang besar pun bisa
termaafkan dengan satu alasan… CINTA.
To be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar