Kamis, 19 Maret 2015

Cerbung BHN (Part 15)

Part 15



***
Raj tampak tengah berdiri di gerbang sekolah Aditya tapi karena jam sekolah belum berakhir dia terpaksa menunggu agak sedikit lama.

Suasana siang itu sangat panas, tidak ada awan sedikitpun yang meredakan birunya langit. Tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti tepat didepan Raj, keluarlah seorang yang sangat dikenalnya…

Karan… “Raj sangat kaget, ada apa Karan menemuinya. Terlihat dia membawa seorang anak kecil perempuan berumur sekitar 3 tahun.

Hai Raj, apa yang kamu lakukan disini?

Ada apa? Raj sepertinya sangat enggan untuk berbasa basi.

Kamu jangan ketus gitu Raj, aku kebetulan lewat dan aku lihat kamu lagi duduk disini, ya… ngk ada salahnya kan kalau aku mampir. Lagian juga ada satu hal yang tidak sempat aku sampaikan kemaren malam.

Apa?

Aku sangat berharap kalau Naina benar-benar pengganti Sherani...

Raj hanya diam tanpa berkata apapun... Dia siapa? Raj tidak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya sejak melihat anak perempuan yang dibawa Karan.

Ini anak aku, Neha... ‘jawab Karan.

Maksud kamu dia anak Sherani?

Tentu saja, siapa lagi?

Bagaikan disambar petir disiang bolong Raj terpana dengan apa yang barusan didengarnya. Tak ada yang mampu diucapkannya, ini terlalu menyakitkan… Sherani, penantiannya… semuanya sia-sia. Sherani benar-benar telah melupakannya.

Aku ngk ada maksud apa-apa kok Raj, hanya untuk lebih meyakinkan kamu kalo Sherani… dia benar-benar telah melupakan kamu Raj, kenangan kalian, dihatinya sekarang cuma ada aku… Karan “Karan mengungkapkan semua apa yg dia rasa, sepertinya rasa sakit 5 tahun lalu masih saja bersarang dihatinya dan tak termaafkan.

Dan ini… aku ingin kamu datang ke acara ulang tahun pernikahanku dengan Sherani” Karan berujar sambil menyodorkan sebuah undangan. Raj menerimanya dengan perasaan tidak menentu, lama dia menatap undangan hijau muda itu, warna favorite Sherani.

Kalau kamu datang, aku mengganggap kamu telah melupakan Sherani “Karan tersenyum sambil beranjak pergi, ah… satu lagi ”tiba-tiba Karan berbalik… Kalaupun dia tersadar dari amnesianya, aku tidak yakin kalau dia akan kembali, 5 tahun itu bukan waktu yang sebentar untuk sebuah kebersamaan kan? Kamu tahu Raj... lima tahun yang lalu Sherani pernah bilang, kalau dia hanya ingin mengingat aku, hanya ingin mencintaiku... “Entah bertanya atau berusaha memberikan pernyataan Karan berlalu pergi. Raj masih terpaku menatap undangan yang diberikan Karan, 6 tahun pernikahan Karan dan Sherani… inikah jawaban dari penantiannya?

Sherani benar-benar telah jauh dari jangkauannya. Kenapa hatinya masih saja mencintai gadis itu. Sherani benar-benar telah melupakannya... Raj masih ingat sewaktu Sherani menolak untuk kembali, tapi Raj masih saja berharap Sherani tidak serius dengan ucapannya. Tapi rasanya dia bener-benar bukan siapa-siapa sekarang… ada butiran bening mengalir disudut mata Raj, bulir yang sejak tadi berusaha dia tahan…

Papa…”tiba-tiba Aditya berdiri dihadapannya… ternyata jam sekolah telah usai. Papa nangis ya?
Ngk kok Adi, tadi mata papa kemasukan debu jalan,

Ayo pulang yok…

Ayo “bocah itupun melangkah dengan riang seakan tidak ada beban dihidupnya.

***
Prang... sebuah bingkai foto mendarat di lantai, kacanya berserakan, disana sherani sedang tersenyum bahagia dalam pelukan Raj, ya foto diambil sewaktu mereka masih kuliah. Raj menatap foto itu lama, lalu terduduk di lantai yang sangat kotor, dia sedang berada di gudang rumahnya. Dia menekur, sayup terdengar isak di dalam tangisnya… entah airmata yang keberapa kali menetes dari matanya kerana seorang Sherani. Gadis itu benar-benar telah meluluh lantakan hati.

Raj… “tiba-tiba Naina datang membuka pintu gudang dan melihatnya tengah duduk terpekur disudut ruangan, Ada apa Raj? Naina bertanya hati-hati, takut kena imbas kemarahan cowok itu. Dia melihat sebuah pecahan pigura di lantai, dia begitu terpana. Dia sangat mengenal sosok yang ada difoto itu… Sherani?

Ya Naina, selama ini kamu terus bertanya kan tentang masa laluku, tentang siapa ibunya Aditya? Sepertinya sekarang aku sudah tidak perlu menutupi apapun… ya Sherani, gadis yang ada difoto itu, dia ibunya Aditya.

Apa? Naina terkejut bukan kepalang, jadi ini jawaban dari semua kejadian di pesta beberapa hari yang lalu yang sempat membuatnya bingung, jadi karena ini Raj bertanya padanya tentang Sherani? Raj yang selama ini tidak pernah bertanya tentang perempuan manapun. Jadi Sherani, perempuan yang membuat Raj masih belum bisa menerimanya sampai saat ini.

Tapi apa yang terjadi Raj? Siapa Karan?

Akh… belum selesai Naina bicara tiba-tiba Raj memegang kepalanya seperti menahan kesakitan yang amat sangat…

Raj... kenapa? Ada apa Raj? Naina tiba-tiba panik dan segera membawanya ke rumah sakit.

***
Encephalon Cancer?

Naina kaget bukan kepalang membaca laporan pemeriksaan Raj, dia terduduk lemah dikursinya.
Ini ngk salah kan dok? Naina mencoba meyakinkan dokter di hadapannya tentang hasil laporan itu.
Sama sekali tidak salah, apa dia tidak pernah memberi tahu anda? Dia sudah sakit ini sejak 3 bulan yang lalu…

Apa? Naina tampak sangat kaget.

Ya, tapi dia selalu menolak untuk menjalani operasi, kini cancer itu sudah semakin parah... dimana orang tuanya?

Orang tuanya di india dok…

Anda siapa?

Saya temannya…

Begini, sebaiknya anda berusaha membujuk Raj untuk menjalani operasi secepatnya, kalau tidak, nyawanya bisa saja tidak tertolong.

Baik dok, saya akan berusaha untuk bicara sama dia…

Ya...

Naina berjalan lemah menelusuri koridor rumah sakit, terlalu banyak hal yang membuat dia kaget hari ini, Sherani dan sekarang dia baru tahu ternyata Raj… Dia sakit dan bahkan separah ini, kenapa dia tidak pernah memberitahuku? Naina membuka pintu kamar Raj, cowok itu masih belum sadar.
Naina duduk disebelahnya, dia terus menatap cowok itu, hatinya menjerit, kenapa begitu banyak hal yang tidak dia tahu? Begitu asingkah dirinya untuk Raj? Kenapa tidak pernah ada ruang dihati Raj untuknya?

Kenapa Raj? Kenapa aku begitu asing bagimu? Aku mencintaimu Raj… “Naina menangis sesugukan, bulir dimatanya mengalir deras seakan ada luka yang begitu dalam menusuk relung hatinya.

Naina… “Raj memanggilnya, ternyata cowok itu sudah sadar, Naina menatapnya dengan airmata yang masih jelas terlihat...

Maafkan aku… “ujar Raj sambil menyeka airmata yang terus mengalir dari pipi Naina. Aku mohon jangan menangis. Raj berusaha untuk duduk sementara Naina hanya melihatnya entah apa yang dia rasa saat ini, marah tapi buat apa? Sedih, untuk seseorang yang bahkan tidak pernah mengganggapnya?

Kenapa Raj? Kenapa aku begitu asing bagimu? 4 tahun kita saling mengenal, kenapa begitu banyak hal yang tidak aku tahu? Apakah Sherani terlalu memenuhi hatimu hingga tak ada tempat sedikitpun untukku? Naina kembali terisak.

Kita pulang aja ya… aku ngk betah disini… “cuma kata itu yang keluar dari mulut Raj, Naina terpana kaget, dia hanya bisa mengikuti Raj dari belakang menuju parkiran.

***
Kemudian mobil Raj melaju membelah jalanan sore yang tersapu jingganya sang mentari. Tiba-tiba Raj menghentikan mobilnya lalu turun...

Raj mau kemana? Naina mengikutinya, Raj duduk di rumput tepi danau, tatapannya kosong ke arah mentari yang hampir tenggelam.

Aku hanya tidak ingin membebanimu dengan hidupku “tiba-tiba Raj membuka pembicaraan. Sherani… dia satu-satunya gadis yang aku cintai, sampai sekarangpun aku tidak bisa menggantikannya dengan orang lain. Karan… dia sahabatku sekaligus orang yang dijodohkan dengan Sherani, karena banyak alasan dia tidak bisa menolak, dia meninggalkanku, aku marah dan tidak terima dengan semua ini... bahkan aku mengatakan Sherani seorang penghianat. Apa salahku? Kenapa harus Karan? Kenapa takdir mempertemukanku dengan Sherani dan menghempaskanku pada kenyataan kalau ternyata dia bukan milikku?

Tiba-tiba Raj terdiam, dia menekur seperti ada tangis yang berusaha dia tahan…

Naina hanya terdiam, sesakit itukah yang Raj rasakan?

Ya… aku salah, aku terlalu egois, sewaktu Sherani menikah aku tidak pernah bisa terima kalau dia bukan milikku lagi... dan semua itu terjadi hingga Sherani hamil.

Tiba-tiba Naina menutup mulutnya yang terperangah…

Aku tahu aku salah Naina, tapi ternyata kekhilafanku benar-benar mengubah semuanya… Sherani benar-benar pergi, jauh… dia lebih memilih untuk tetap bersama Karan. Karan marah dan menyuruhku pergi dan membawa Aditya. Pada saat itu aku bahkan masih berharap kalau Sherani akan kembali, aku masih menunggu bahkan sampai saat ini. Tapi apa yang kudapat? Kenyataan bahwa Sherani telah melupakanku…

Tapi kenapa dia seakan-akan tidak mengenalmu Raj?

Dia amnesia…

Apa?

Ya... sebelum melahirkan Aditya dia kecelakaan, bahkan aku sempat berpikir kalau anak kami tidak akan selamat. Tapi aku tidak menyangka kalau sampai sekarangpun Sherani tidak mengingat apapun.
Tapi itu karena dia sakit kan Raj, siapa tahu saja setelah dia mengingat semuanya dia akan…
Kembali? “potong Raj cepat. Dia tidak akan kembali Naina…

Tapi kenapa?

Dia pernah mengatakannya 5 tahun yang lalu, dia tidak akan kembali meskipun aku menunggu seumur hidup dan 6 tahun, 6 tahun bukan waktu yang sebentar untuk sebuah kebersamaan, itu kata yang diucapkan Karan kemarin padaku. Tentang penyakitku… dokter bilang operasi dengan dua hasil, aku selamat dengan cacat atau kehilangan hidup.

Sekali lagi Naina terperangah, dia tidak menyangka kalau pilihannya sesulit itu.
Aku hanya menunggu Sherani Naina, aku ingin menjelaskan tentang banyak hal. Aku ingin tahu apa dia masih mencintaiku? Apa dia akan kembali? Aku memang bodoh… menunggu seseorang yang jelas-jelas tidak akan kembali padaku. Aku selalu lupa kalau 5 tahun yang lalu dia telah menolak untuk kembali...

Raj… “Naina mencoba mendekat dan memeluk cowok itu, kamu sangat mencintainya?

Sangat, sangat Naina... aku hanya tidak ingin mengecewakanmu, kamu pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik dariku.

Maafkan aku Raj, aku tidak tahu kalau kamu sesakit ini…

Raj hanya tersenyum.

Aku sudah berusaha merelakannya Naina… menerima kenyataan kalau Sherani memang bukan jodohku, dia hanya seseorang yang sempat singgah, tapi aku gagal. Minggu besok aku akan menjalani operasi, aku sudah tidak peduli dengan hasilnya, yang aku pedulikan sekarang hanya Aditya.

Raj, ada aku… aku akan jaga Aditya, kamu ngk usah cemas… lagian semuanya akan baik-baik saja Raj. Kamu tahu Raj, terkadang aku berpikir sihir apa yang dimiliki Sherani, mengapa begitu banyak hati yang menginginkannya, begitu banyak hati yang patah karenanya, dia menyakiti tapi kenapa masih ada ruang untuknya "Naina menerawang jauh menatap langit senja yang semakin redup.
Aku tidak tahu kenapa Naina... Padahal dia sama sekali bukan gadis yang menyenangkan, angkuh, dingin, dia bukan pribadi yang hangat, dia juga tidak memiliki banyak teman...
Tapi aku menemukan jawabannya... "Ucap Naina yang membuat Raj menatap heran ke arahnya.
Apa itu?

Cinta itu ketika kamu tidak menemukan alasan kenapa kamu menyukainya... ya kan Raj?
Raj hanya tersenyum... Dua hari lagi ulang tahun pernikahan Karan dan Sherani, aku akan datang…
Kamu yakin Raj? Jangan menyakiti dirimu lagi Raj…

Aku hanya ingin memastikan kalau Sherani… dia benar-benar bahagia tanpa aku, itu saja!
Naina hanya terdiam, dia benar-benar tahu sekarang kenapa Raj begitu dingin… karena dia begitu terluka, dia selalu berusaha membekukan lukanya, sendirian tanpa ada yang tahu. Naina menyadari kalau rasa sakit yang dia rasakan belum seberapa dengan apa yang Raj rasakan, rasanya terlalu egois bila dia hanya memikirkan perasaannya.

Dipandangnya langit malam yang semakin hitam pekat, ada bulan yang bertengger disana tersenyum manis tapi tak senada dengan hati dua insan yang duduk dibawah sana.

To be continue...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar