Part 17
***
Kamu mencintainya? Priya bertanya pada Nikhil begitu dia
pulang.
Ngk kok, aku ngk mungkin cinta sama Neha.
Emang kapan mama bilang tentang Neha? Kamu yang bilang
sendiri. “Nikhil terperanjat, dia kaget mengapa harus Neha yang tiba-tiba muncul
dipikirannya.
Mama ngapain sich nanya-nanya soal cinta gini, ngk biasanya.
Kamu tuh yang mendadak aneh, sejak kapan kamu perhatian gini
sama cewek. Apalagi cewek seperti Neha, bukannya dia sama sekali bukan tipe
kamu ya? Goda Priya yang membuat Nikhil semakin kikuk.
Tapi kamu hati-hati lho sama dia, dia itu anaknya temen
mama. Siapa tahu dia punya bakat mencuri hati diam-diam kayak mamanya.
Nikhil hanya tersenyum, mama kenal banget ya sama mamanya
Neha?
Banget, Sherani selalu cerita semua hal ke mama, semuanya.
Ngk ada hal yang disembunyiin dari kita dan sekarang saat melihat Neha mama
terkadang berpikir Neha benar-benar anak Karan dan Sherani.
Maksud mama?
Neha… wajah, sikap dan cara bicaranya persis seperti Sherani
tapi hatinya dan cara dia menyikapi masalah itu seperti Karan banget. Dia
memang kecewa dan marah tapi pada akhirnya dia akan memaafkan dan menerima,
benar-benar seperti Karan.
Nikhil menatap mamanya heran.
Mama udah lihat bagaimana dia bicara didepan orang banyak,
itu benar-benar luar biasa. Ternyata dunia tidak memalingkan wajah darinya,
hanya sedang menatap pada sisi lain sejenak. Kamu lihat kan saat dia bicara
tadi media masih menyorotnya dan mama yakin seluruh orang di Mumbai mendengar
pengakuannya. Neha benar-benar luar biasa.
Kamu yakin ngk suka sama dia? Mama menggoda Nikhil lagi.
Apaan sich ma, udah akh aku mau tidur dulu besok kan
pengumuman kelulusan disekolah. “ujar Nikhil sambil berlalu ke kamarnya.
Dikamarnya Nikhil kembali teringat perkataan mama, Dia
tertawa sendiri. Jelas-jelas gadis itu bukan tipe idamannya. Dia tidak terlalu
menyukai gadis yang jadi pusat perhatian. Lalu apa arti perhatiannya selama
ini? Benarkah itu hanya sekedar teman? Kenapa dia begitu ingin membuktikan pada
dunia kalau gadis itu tidak seburuk yang orang pikir? Kenapa dia ikut sakit
melihat airmatanya? Kenapa dia bahagia melihat gadis itu tersenyum lagi? Jatuh
cintakah dia?
Nikhil menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu
menghempaskan dirinya di tempat tidur dan mencoba menutup mata.
***
Lulusan terbaik tahun ini adalah… Neha oberoi. “tepuk tangan
riuh kembali menggema di aula SMA St Teresa. Hari kelulusan itu telah tiba,
ucapan pak kepala sekolah barusan benar-benar seperti suara terindah yang
pernah didengar Neha, dia meneteskan airmatanya. Dia berhasil membuktikan kalau
dia masih yang terbaik.
Neha melangkahkan kakinya kedepan dan menatap semua
teman-temannya dengan mata berbinar. Selama ini dia selalu mendapatkan semua
hal terbaik tapi kali ini rasanya begitu sesak.
Neha berusaha mengatur suaranya untuk berbicara.
Makasih… baru kali ini aku merasa bahagia dengan apa yang
aku raih. Makasih semuanya…! Ngk terasa ya hari ini adalah hari terakhir kita
disekolah ini. Aku berharap kita bisa ketemu lagi dengan cita-cita yang telah
teraih. “Neha menghela nafasnya, semua menatap Neha dengan sendu, tak ada lagi
rona sinis yang ditujukan pada Neha.
Mungkin selama ini banyak sikapku yang kurang berkenan di
hati kalian… maafkan aku dan terlebih lagi pemberitaan akhir-akhir mungkin
membuat kalian terganggu dengan masalahku… Maaf. Aku bahagia bisa kenal kalian
semua. Thanks… “Neha menghentikan pembicaraannya karena airmatanya yang sulit
untuk dibendung. Dia menatap kesalah satu kursi, terlihat Nikhil mengacungkan
jempol kearahnya yang membuat Neha tersenyum.
Tiba-tiba dia dikagetkan dengan kemunculan sebuah kain
spanduk yang diangkat oleh teman-temannya, disana tertulis “Neha… you still the
best, we still love you” Neha menatapnya dengan mata berkaca-kaca hingga tak
lama bulir bening itu turun. Kali ini dia merasa semuanya begitu berharga,
semua orang yang berteriak histeris melihatnya selama ini ternyata begitu
berarti… ya terkadang untuk mengerti arti mendapatkan kita harus merasa
sakitnya kehilangan.
Seketika Nikhil merasa ada yang berbeda pada tatapan gadis
itu, airmatanya, senyumannya terasa seperti membuat detakan yang tak biasa
direlung hati, jatuh cintakah dia? Pertanyaan itu bergelayut lagi dibenaknya.
Entahlah… yang jelas gadis itu telah kembali, semua yang hilang kini kembali ke
genggamannya, semua mata tertuju lagi padanya. Karena memang terlepas dari
apapun semua yang terjadi bukanlah salahnya. Entah kenapa tiba-tiba Nikhil
kangen dengan tingkahnya yang menyebalkan, jutek dan merasa paling dalam segala
hal. Tapi itu benar, dia memang nomor satu dalam segala hal… ya, rasanya Neha
memang telah lebih dari sekedar teman. Nikhil menyadari satu hal, kriteria itu
hanya jalan sampai kamu bertemu seseorang yang membuatmu nyaman lalu kriteria
itu kan tertinggal dengan sendirinya. Terkadang memang, bukan hanya hal baik
yang bisa membuat kita jatuh cinta tapi juga hal yang mungkin kita benci pada
awalnya tapi membuat kita tersenyum sendiri saat mengenangnya.
***
Neha melihat seseorang yang begitu dikenalnya sedang berdiri
didepan mobilnya.
Mama? Neha mendekat dan mempercepat jalannya, tanpa basa
basi dia langsung memeluknya yang membuat Sherani kaget.
Neha menangis, Sherani tak ingin bertanya ada apa, sikap
Neha sekarang sudah cukup baginya bahwa anaknya sudah memaafkannya.
Neha… kamu apa kabar? Maaf ya mama ngk ngabarin kalau mau
datang.
Neha hanya diam sambil memeluk Sherani semakin erat.
Mama… aku kangen, aku sayang sama mama… maaf karena aku
terlalu sibuk dengan diriku dan omongan orang lain. Sekarang aku udah ngk
peduli ma, kalau perlu aku akan tinggalkan semuanya buat mama, supaya mama ngk
capek, aku ngk butuh mereka yang selalu mengelukan aku tapi menghinaku saat aku
butuh dukungan, aku ngk butuh cinta mereka yang palsu… sekarang aku hanya butuh
mama karena aku tahu cuma mama dan papa yang akan memberikan cinta yang tulus
buat aku … “terdengar Neha berkata terbata-bata pertanda dia berusaha untuk
menahan tangisnya.
Sherani menatap wajah Neha, diusapnya airmata yang mengalir
diwajahnya.
Mama yang seharusnya minta maaf, ngk pernah cerita soal ini.
Mama bukan nyebunyiin Neha tapi mama belum ketemu waktu yang tepat untuk bilang
sama kamu.
Aku ngk peduli ma, siapapun mama, bagaimanapun… aku tetap
sayang, aku pengen pulang. “Neha semakin terisak.
Karan dan Aditya melihat mereka dari dalam mobil sambil
tersenyum, ada rona kebahagiaan diwajah mereka, Neha akan kembali tapi entah
bagaimana dengan hatinya.
***
Neha menatap kamarnya yang dua minggu ini ditinggalkannya,
dia begitu kangen suasana rumah. Dia selalu berusaha untuk terlihat tegar dan
terlihat biasa saja tapi hari ini dia harus akui kalau dia sangat merindukan
mama dan suasana rumah. Ya… membohongi diri sendiri itu lebih sulit daripada
membohongi orang lain.
Kamu baik-baik aja kan sayang, bagaimana perasaanmu dengan…
“Sherani tidak melanjutkan ucapannya begitu melihat wajah Neha berubah
seketika, dia tahu mama sedang berbicara tentang Aditya. Kamu istirahat aja
dulu… mama keluar dulu. “Sherani segera meninggalkan kamar Neha.
Aku mencintainya mama, aku mencintai Aditya “langkah Sherani
terhenti mendengar penuturan putrinya. Dia menatap Neha seolah minta penjelasan
lebih lanjut.
Aku kembali karena aku kangen sama mama, aku ngk bisa benci
sama mama tapi aku ngk tahu gimana caranya supaya aku berhenti mencintai
Aditya. Mama… ini pertama kalinya aku jatuh cinta, aku juga ngk ngerti kenapa
harus dia. Aku udah pergi jauh, udah berusaha tidak ketemu dia, tapi aku sadar
kalau ternyata dia ada dipikiran aku dan sejauh apapun aku pergi dia akan
selalu ada. Aku ngk ngerti mama… “Neha terisak lagi. Sherani merasa airmatanya
turun, rasanya begitu sakit melihat airmata Neha jatuh berkali-kali.
Neha… “tidak ada kata-kata yang bisa diucapkan Sherani, dia
hanya memeluk Neha berharap tangisnya reda, rasanya melihat airmata Neha lebih
sakit daripada kehilangan orang yang dicintainya dulu.
Mama… papa dan tante Priya udah cerita semuanya ke aku,
jujur aku sulit untuk ngerti tapi apapun itu aku akan berusaha untuk ngerti,
mungkin aku hanya butuh waktu, mama boleh aku tanya sesuatu?
Ya…
Bagaimana mama melupakan Raj? Kasih tau aku, aku juga akan
melupakan Aditya dengan cara yang sama.
Sherani kaget dengan ucapan Neha, apa yang bisa dia
jelaskan.
Neha… cinta itu bukan perencanaan sayang, kamu ngk bisa
menentukan siapa yang akan kamu cintai. Mungkin yang kamu rasakan sekarang
bukan cinta Neha, hanya perasaan senang yang terlalu. Kamu ngk boleh
mencintainya Neha… dia itu..
Kakak aku kan? Aku tahu kok… aku bahkan udah katakan itu
pada diriku berkali-kali... kalau aku boleh memilih siapa orang yang aku
cintai, aku ngk akan pernah pilih dia mama, ngk akan pilih dia… tapi… “Neha
terisak, dia tidak melanjutkan kata-katanya karena memang tidak ada yang bisa
dia katakan bagaimana hatinya saat ini, tinggal seatap dengan orang yang dia
cintai tapi tidak bisa memilikinya dan tak akan pernah bisa.
Sementara sepasang mata sedang menyaksikan mereka turut
menurunkan bulir beningnya yang dingin. Ya… Aditya mendengar semua penuturan
Neha pada mama, bagaimana bisa semua ini terjadi, Neha terluka dan itu karena
dia. Dia tidak pernah menyangka kalau rasa sayangnya terhadap Neha membuat
gadis itu salah paham dan menghempaskannya pada perasaan yang merubah semuanya
dalam sekejap mata.
To be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar