Jumat, 20 Maret 2015

Cerbung BHN 2 (Part 17)



Part 17

***
Kamu mencintainya? Priya bertanya pada Nikhil begitu dia pulang.

Ngk kok, aku ngk mungkin cinta sama Neha.

Emang kapan mama bilang tentang Neha? Kamu yang bilang sendiri. “Nikhil terperanjat, dia kaget mengapa harus Neha yang tiba-tiba muncul dipikirannya.

Mama ngapain sich nanya-nanya soal cinta gini, ngk biasanya.

Kamu tuh yang mendadak aneh, sejak kapan kamu perhatian gini sama cewek. Apalagi cewek seperti Neha, bukannya dia sama sekali bukan tipe kamu ya? Goda Priya yang membuat Nikhil semakin kikuk.
Tapi kamu hati-hati lho sama dia, dia itu anaknya temen mama. Siapa tahu dia punya bakat mencuri hati diam-diam kayak mamanya.

Nikhil hanya tersenyum, mama kenal banget ya sama mamanya Neha?

Banget, Sherani selalu cerita semua hal ke mama, semuanya. Ngk ada hal yang disembunyiin dari kita dan sekarang saat melihat Neha mama terkadang berpikir Neha benar-benar anak Karan dan Sherani.

Maksud mama?

Neha… wajah, sikap dan cara bicaranya persis seperti Sherani tapi hatinya dan cara dia menyikapi masalah itu seperti Karan banget. Dia memang kecewa dan marah tapi pada akhirnya dia akan memaafkan dan menerima, benar-benar seperti Karan.

Nikhil menatap mamanya heran.

Mama udah lihat bagaimana dia bicara didepan orang banyak, itu benar-benar luar biasa. Ternyata dunia tidak memalingkan wajah darinya, hanya sedang menatap pada sisi lain sejenak. Kamu lihat kan saat dia bicara tadi media masih menyorotnya dan mama yakin seluruh orang di Mumbai mendengar pengakuannya. Neha benar-benar luar biasa.
Kamu yakin ngk suka sama dia? Mama menggoda Nikhil lagi.

Apaan sich ma, udah akh aku mau tidur dulu besok kan pengumuman kelulusan disekolah. “ujar Nikhil sambil berlalu ke kamarnya.

Dikamarnya Nikhil kembali teringat perkataan mama, Dia tertawa sendiri. Jelas-jelas gadis itu bukan tipe idamannya. Dia tidak terlalu menyukai gadis yang jadi pusat perhatian. Lalu apa arti perhatiannya selama ini? Benarkah itu hanya sekedar teman? Kenapa dia begitu ingin membuktikan pada dunia kalau gadis itu tidak seburuk yang orang pikir? Kenapa dia ikut sakit melihat airmatanya? Kenapa dia bahagia melihat gadis itu tersenyum lagi? Jatuh cintakah dia?

Nikhil menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu menghempaskan dirinya di tempat tidur dan mencoba menutup mata.

***
Lulusan terbaik tahun ini adalah… Neha oberoi. “tepuk tangan riuh kembali menggema di aula SMA St Teresa. Hari kelulusan itu telah tiba, ucapan pak kepala sekolah barusan benar-benar seperti suara terindah yang pernah didengar Neha, dia meneteskan airmatanya. Dia berhasil membuktikan kalau dia masih yang terbaik.

Neha melangkahkan kakinya kedepan dan menatap semua teman-temannya dengan mata berbinar. Selama ini dia selalu mendapatkan semua hal terbaik tapi kali ini rasanya begitu sesak.

Neha berusaha mengatur suaranya untuk berbicara.
Makasih… baru kali ini aku merasa bahagia dengan apa yang aku raih. Makasih semuanya…! Ngk terasa ya hari ini adalah hari terakhir kita disekolah ini. Aku berharap kita bisa ketemu lagi dengan cita-cita yang telah teraih. “Neha menghela nafasnya, semua menatap Neha dengan sendu, tak ada lagi rona sinis yang ditujukan pada Neha.
Mungkin selama ini banyak sikapku yang kurang berkenan di hati kalian… maafkan aku dan terlebih lagi pemberitaan akhir-akhir mungkin membuat kalian terganggu dengan masalahku… Maaf. Aku bahagia bisa kenal kalian semua. Thanks… “Neha menghentikan pembicaraannya karena airmatanya yang sulit untuk dibendung. Dia menatap kesalah satu kursi, terlihat Nikhil mengacungkan jempol kearahnya yang membuat Neha tersenyum.

Tiba-tiba dia dikagetkan dengan kemunculan sebuah kain spanduk yang diangkat oleh teman-temannya, disana tertulis “Neha… you still the best, we still love you” Neha menatapnya dengan mata berkaca-kaca hingga tak lama bulir bening itu turun. Kali ini dia merasa semuanya begitu berharga, semua orang yang berteriak histeris melihatnya selama ini ternyata begitu berarti… ya terkadang untuk mengerti arti mendapatkan kita harus merasa sakitnya kehilangan.

Seketika Nikhil merasa ada yang berbeda pada tatapan gadis itu, airmatanya, senyumannya terasa seperti membuat detakan yang tak biasa direlung hati, jatuh cintakah dia? Pertanyaan itu bergelayut lagi dibenaknya. Entahlah… yang jelas gadis itu telah kembali, semua yang hilang kini kembali ke genggamannya, semua mata tertuju lagi padanya. Karena memang terlepas dari apapun semua yang terjadi bukanlah salahnya. Entah kenapa tiba-tiba Nikhil kangen dengan tingkahnya yang menyebalkan, jutek dan merasa paling dalam segala hal. Tapi itu benar, dia memang nomor satu dalam segala hal… ya, rasanya Neha memang telah lebih dari sekedar teman. Nikhil menyadari satu hal, kriteria itu hanya jalan sampai kamu bertemu seseorang yang membuatmu nyaman lalu kriteria itu kan tertinggal dengan sendirinya. Terkadang memang, bukan hanya hal baik yang bisa membuat kita jatuh cinta tapi juga hal yang mungkin kita benci pada awalnya tapi membuat kita tersenyum sendiri saat mengenangnya.

***
Neha melihat seseorang yang begitu dikenalnya sedang berdiri didepan mobilnya.

Mama? Neha mendekat dan mempercepat jalannya, tanpa basa basi dia langsung memeluknya yang membuat Sherani kaget.

Neha menangis, Sherani tak ingin bertanya ada apa, sikap Neha sekarang sudah cukup baginya bahwa anaknya sudah memaafkannya.

Neha… kamu apa kabar? Maaf ya mama ngk ngabarin kalau mau datang.
Neha hanya diam sambil memeluk Sherani semakin erat.

Mama… aku kangen, aku sayang sama mama… maaf karena aku terlalu sibuk dengan diriku dan omongan orang lain. Sekarang aku udah ngk peduli ma, kalau perlu aku akan tinggalkan semuanya buat mama, supaya mama ngk capek, aku ngk butuh mereka yang selalu mengelukan aku tapi menghinaku saat aku butuh dukungan, aku ngk butuh cinta mereka yang palsu… sekarang aku hanya butuh mama karena aku tahu cuma mama dan papa yang akan memberikan cinta yang tulus buat aku … “terdengar Neha berkata terbata-bata pertanda dia berusaha untuk menahan tangisnya.

Sherani menatap wajah Neha, diusapnya airmata yang mengalir diwajahnya.

Mama yang seharusnya minta maaf, ngk pernah cerita soal ini. Mama bukan nyebunyiin Neha tapi mama belum ketemu waktu yang tepat untuk bilang sama kamu.

Aku ngk peduli ma, siapapun mama, bagaimanapun… aku tetap sayang, aku pengen pulang. “Neha semakin terisak.

Karan dan Aditya melihat mereka dari dalam mobil sambil tersenyum, ada rona kebahagiaan diwajah mereka, Neha akan kembali tapi entah bagaimana dengan hatinya.

***
Neha menatap kamarnya yang dua minggu ini ditinggalkannya, dia begitu kangen suasana rumah. Dia selalu berusaha untuk terlihat tegar dan terlihat biasa saja tapi hari ini dia harus akui kalau dia sangat merindukan mama dan suasana rumah. Ya… membohongi diri sendiri itu lebih sulit daripada membohongi orang lain.

Kamu baik-baik aja kan sayang, bagaimana perasaanmu dengan… “Sherani tidak melanjutkan ucapannya begitu melihat wajah Neha berubah seketika, dia tahu mama sedang berbicara tentang Aditya. Kamu istirahat aja dulu… mama keluar dulu. “Sherani segera meninggalkan kamar Neha.

Aku mencintainya mama, aku mencintai Aditya “langkah Sherani terhenti mendengar penuturan putrinya. Dia menatap Neha seolah minta penjelasan lebih lanjut.

Aku kembali karena aku kangen sama mama, aku ngk bisa benci sama mama tapi aku ngk tahu gimana caranya supaya aku berhenti mencintai Aditya. Mama… ini pertama kalinya aku jatuh cinta, aku juga ngk ngerti kenapa harus dia. Aku udah pergi jauh, udah berusaha tidak ketemu dia, tapi aku sadar kalau ternyata dia ada dipikiran aku dan sejauh apapun aku pergi dia akan selalu ada. Aku ngk ngerti mama… “Neha terisak lagi. Sherani merasa airmatanya turun, rasanya begitu sakit melihat airmata Neha jatuh berkali-kali.

Neha… “tidak ada kata-kata yang bisa diucapkan Sherani, dia hanya memeluk Neha berharap tangisnya reda, rasanya melihat airmata Neha lebih sakit daripada kehilangan orang yang dicintainya dulu.

Mama… papa dan tante Priya udah cerita semuanya ke aku, jujur aku sulit untuk ngerti tapi apapun itu aku akan berusaha untuk ngerti, mungkin aku hanya butuh waktu, mama boleh aku tanya sesuatu?

Ya…

Bagaimana mama melupakan Raj? Kasih tau aku, aku juga akan melupakan Aditya dengan cara yang sama.
Sherani kaget dengan ucapan Neha, apa yang bisa dia jelaskan.

Neha… cinta itu bukan perencanaan sayang, kamu ngk bisa menentukan siapa yang akan kamu cintai. Mungkin yang kamu rasakan sekarang bukan cinta Neha, hanya perasaan senang yang terlalu. Kamu ngk boleh mencintainya Neha… dia itu..

Kakak aku kan? Aku tahu kok… aku bahkan udah katakan itu pada diriku berkali-kali... kalau aku boleh memilih siapa orang yang aku cintai, aku ngk akan pernah pilih dia mama, ngk akan pilih dia… tapi… “Neha terisak, dia tidak melanjutkan kata-katanya karena memang tidak ada yang bisa dia katakan bagaimana hatinya saat ini, tinggal seatap dengan orang yang dia cintai tapi tidak bisa memilikinya dan tak akan pernah bisa.

Sementara sepasang mata sedang menyaksikan mereka turut menurunkan bulir beningnya yang dingin. Ya… Aditya mendengar semua penuturan Neha pada mama, bagaimana bisa semua ini terjadi, Neha terluka dan itu karena dia. Dia tidak pernah menyangka kalau rasa sayangnya terhadap Neha membuat gadis itu salah paham dan menghempaskannya pada perasaan yang merubah semuanya dalam sekejap mata.

To be continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar