Kamis, 19 Maret 2015

Cerbung BHN (Part 12)

Part 12




***
Iya bentar… “Priya berlari kecil keluar karena mendengar ada yang datang dan begitu pintu dibuka…

Sherani, kamu?

Hai Priya… “sapanya sambil tersenyum tipis.

Ada gerangan apa kamu kesini? Semua baik-baik aja kan Sher?

Ya… semuanya baik-baik saja.

Karan gimana?

Dia baik... tapi… “Sherani diam yang membuat Priya heran.

Tapi kenapa Sher?

Raj menemuiku dan dia memintaku kembali…

Apa? Priya tampak kaget dan terdiam cukup lama.

Tapi Priya… Entah kenapa aku merasa aku ingin tetap bersama Karan. Priya terdiam terperangah…

Kenapa? Tanya Priya tampak keheranan.

Entahlah… aku ngk yakin tapi yang jelas aku bahagia bersamanya. Aku ngk ingin kembali.
Apa kamu mencintainya? Tanya Priya yang membuat Sherani terdiam, dia hanya menatap Priya dengan pandangan tak menentu. Katakan Sher? Kenapa kamu menolak kembali pada Raj? Kasih tau aku... Kenapa Sherani? Sherani tetap diam, dia tidak menemukan alasan kenapa dia menolak untuk kembali dengan Raj.

Kamu tahu Sher, sejak lama aku ingin menanyakan banyak hal… kamu inget kan Sher, sewaktu malam aku menginap dirumahmu saat Karan ke Sydney kamu tidak menjawab pertanyaanku waktu aku bertanya apa kamu mencintai Karan. Kamu bilang dia begitu penuh cinta. Saat malam kamu bersama Raj, kenapa kamu merasa bersalah? Bukankah kamu mencintainya? Dan saat kamu melakukan percobaan bunuh diri… kenapa Sherani? Karena Karan menolak menerimamu? Karena kamu merasa menghianatinya?

Dan saat Karan mengusirmu dari rumah kenapa saat itu kamu tidak mencari Raj? Kenapa kamu datang kerumahku? dan saat Karan menjemputmu kerumah sakit dan kembali menerimamu aku lihat kamu sangat bahagia Sherani, saat kamu menatapnya… aku tidak pernah melihat kamu menatap Raj seperti itu dan hari ini kenapa kamu ingin bertahan bersamanya?

Kenapa Sherani? Kenapa? Apa ada perasaan yang berbeda terhadapnya? Kamu mencintainya kan Sher?

Sherani tetap diam, Priya benar… kenapa dia melakukan semua itu?

Kamu ngk bisa jawab Sher? Sherani tetap diam tapi satu butir air bening jatuh dari sudut matanya… Kediamanmu dan airmatamu cukup mewakili satu hal… kamu mencintainya Sherani. Ini cinta… kamu ingat, dulu aku pernah bilang kan perasaan kamu terhadap Raj hanya sekedar simpati… dan aku benar, hari ini aku benar-benar lihat cinta dimatamu Sher, kamu mencintai Karan, kamu sangat mencintainya…

Apa?

Sejak kapan Sher? Sejak kapan kamu mencintainya?

Tapi Priya… aku hanya ingin bersamanya.

Kenapa? Kenapa kamu ingin bersamanya? Priya tersenyum… Sherani, terkadang kita memang tidak menyadari betapa kita mencintai seseorang sampai kita merasa takut kehilangannya. Kamu mencintainya Sherani, tanya hatimu… aku sahabatmu sher, kita udah kenal sejak lama. Dulu kamu bilang kamu mencintai Raj kan? Tapi kenapa kamu tidak mempertahannya waktu perjodohan itu dan kenapa sekarang kamu bertahan untuk bersama Karan? Kamu tahu karena yang kamu rasakan hari ini lebih dari sekedar cinta Sher. Raj mungkin cintamu tapi Karan… dia jodohmu, teman hidupmu.
Lama Sherani terdiam dan akhirnya dia memeluk sahabatnya itu…

Priya... tiba-tiba saja aku merasa tidak ingin jauh darinya, aku ingin bersamanya, aku ingin terbangun disampingnya, aku ingin menjadi orang yang pertama kali dia lihat saat dia membuka mata, aku ingin melihatnya setiap hari dan...

Dan... apa Sherani?

Tiba-tiba saja aku ingin kalau anak yang aku kandung ini anak dia... seandainya aku bisa menukar takdir, aku ingin anak ini anak Karan. “Priya terperangah, ya... Sherani benar-benar jatuh cinta, tidak salah lagi... sahabatnya itu mencintai Karan dan bahkan rasa itu lebih besar dari yang dia duga.
Apa lagi Sher? Kamu mencintainya... bahkan lebih dari yang kamu sadari.

Sherani terdiam cukup lama, dia kembali memeluk Priya... “Kalau memang apa yang aku rasa ini cinta... Kamu benar, aku mencintainya Priya, aku mencintai Karan… aku ingin bersamanya, selamanya.

Priya melepaskan pelukannya… dia tersenyum.

Tunggu apa lagi, pergi katakan padanya kalau kamu sangat mencintainya. Kamu memilihnya untuk jadi yang terakhir.

Sekarang?

Ya… kapan lagi.

Kamu yakin? Sherani terlihat gugup.
 
Tentu saja Sher…

Oke… aku pergi ya. Aku akan bilang sama Karan kalau aku mencintainya. Aku ingin selamanya bersamanya… “Sherani menunduk… lalu mengangkat wajahnya, ada bulir bening jatuh dari sudut matanya.

Ada apa Sher...?

Ya Priya… aku ngk tahu bagaimana harus mengatakan betapa aku mencintainya, aku sangat mencintainya Priya…

Priya tersenyum sambil memegang pipi Sherani…

Aku tahu… Sherani, kamu tidak akan menemukan laki-laki lain yang seperti dia.

Pergilah…

Oke… bye “Priya melambaikan tangannya. Sherani berjalan riang ke mobilnya. Dia tersenyum… Priya benar, ada hal yang tidak pernah dia sadari kalau dia jatuh cinta pada orang yang bahkan telah jadi suaminya.

Sherani mengulum senyum dia tidak sabar ingin cepat bertemu Karan untuk mengatakan betapa dia mencintainya. Dia telah memilih, tidak ada orang lain lagi, hari ini untuk pertama kalinya, dia akan mengatakan "aku cinta padamu" pada suaminya dan akan mengatakannya setiap hari. Karan... Aku akan mempertahankan pernikahan kita dengan segala cara "ujarnya dalam hati.

Tapi tiba-tiba Sherani merasakan perutnya nyeri… dia meringis sambil memegangi perutnya yang mulai terasa sangat sakit. Dia mulai kehilangan kendali… dia melihat ada air bening mengalir dibetisnya.

Karaaannn…. Perut aku sakit, “Sherani mulai menangis dan memanggil nama Karan yang jelas-jelas tidak akan mendengar tangisannya. Sherani mencoba merogoh tasnya untuk mencari ponselnya… tapi gagal perutnya terasa sangat nyeri, tiba-tiba Sherani kehilangan kesadaran dan mobilnya menabrak trotoar jalan. Orang-orang yang sedang berada disana berusaha menolongnya dan segera membawanya kerumah sakit.

***
Karan tampak panik sambil menunggu diluar ruang operasi, berkali-kali dia mondar mandir ngk jelas sambil memegangi kepalanya yang tidak sakit. Sudah satu jam tapi belum ada kabar apa-apa tentang keadaan istrinya. Setelah 2 jam menunggu akhirnya salah satu dokternya keluar dari ruangan operasi…

Bagaimana dokter?

Anak anda selamat.

Istri saya?

Bisa ikut keruangan saya sebentar.

Iya… “perasaan Karan mulai tidak enak, dia begitu takut terjadi sesuatu dengan Sherani.
Istri anda mengalami cedera di otaknya, sepertinya benturannya sangat keras. Kemungkinan besar dia akan koma.

Apa dok? Tapi kita akan melakukan satu kali lagi operasi.

Lakukan apapun dokter, tolong selamatkan istri saya… lakukan apapun yang terbaik.
Tenang pak Karan, kami akan melakukan yang terbaik semampunya.

Operasi yang kedua sedang berlangsung, Karan sangat cemas… dia bahkan hampir saja tidak bisa bernafas. Sherani… jangan tinggalkan aku, please… bertahan Sher ”Karan berbisik pada dirinya sendiri, airmatanya jatuh berkali-kali.

***
Istri anda akan koma dalam waktu yang belum bisa kami pastikan. Cedera di otaknya sangat parah, seperti yang kami prediksi kemungkinan besar dia akan mengalami amnesia berat. Karan terduduk lemah mendengar pernyataan dokter tentang keadaan Sherani. Terlihat sekali kalau dia sangat terpukul, kenapa dia tak bersama Sherani waktu kejadian itu…

Dia akan bangun kan dokter?

Kita berdoa saja pak Karan, kemungkinan dia akan bangun… tapi kalau prediksi kami benar anda harus menjaganya dari segala hal yang bisa membuat dia stress dan tertekan. Apapun itu yang bisa bikin dia terganggu tolong dijauhkan dulu sampai semuanya benar-benar pulih. Dan sebaiknya untuk check up nanti anda membawanya ke RS yang disana ada dokter ahli saraf yang terbaik.

Oke dokter… terima kasih.

Karan berjalan keluar ruangan, dia masuk ke ruangan Sherani dirawat. Dia terbaring lemah. Karan duduk disebelahnya, dia meraih tangan cewek itu dan menggenggamnya erat. Sherani… jangan tinggalkan aku, aku mohon bertahanlah… bangunlah. Jangan pergi… aku mencintaimu, aku tidak bisa hidup tanpamu.

Malam semakin larut, Karan pun tertidur di samping Sherani.

***
Bagaimana keadaan Sherani? Pagi harinya Raj datang dengan tergesa-gesa dan langsung memberondong Karan dengan pertanyaan.

Siapa kamu? Siapa kamu ingin tahu keadaan istriku? Karan menjawab dengan nada marah. Dia sangat tidak menginginkan Raj ada disini saat ini.

Aku siapa? Aku Raj… orang yang dicintai Sherani dan dia sedang mengandung anakku.

Oh benarkah? Kamu lupa… dia istriku, istriku yang sah. Dan siapapun kamu, kamu tidak punya kekuatan apa-apa atas diri Sherani. Paham?

Raj terdiam…

Dia selamat, anakmu juga tapi dia koma. Kata dokter kemungkinan besar dia amnesia, benturan itu menyebabkan gangguan yang besar pada otaknya jadi??? Karan menjelaskan keadaan Sherani.
Jadi apa Karan? Raj mendesak penjelasan.

Kata dokter disaat dia bangun nanti jangan pernah membuatnya tertekan ataupun stress, apapun itu karena akan menyebabkan kerusakan yang lebih parah pada otaknya. Sebisa mungkin kita harus membuatnya nyaman dan aku ingin dia melupakan semua yang pernah terjadi di masa lalu. Kamu dan anakmu… aku tidak ingin kalian berada didekat Sherani.

Apa maksudnya Karan, kamu gila ya… Sherani itu ibu anakku, mana mungkin kau bisa menjauhkan seorang ibu dari anaknya?

Apa kamu ingin keadaan Sherani tambah parah? Karan menatapnya penuh amarah.

Tapi…

Dengar Raj, aku suami Sherani, aku yang paling berhak atas hidupnya… oke dulu kalian pernah saling mencintai tapi sekarang kamu lihat, mungkin tuhan sedang menunjukkan kalau Sherani memang jodohku, mungkin kecelakaan ini takdir yang akan membuat Sherani harus melupakan semuanya dan menyadari kekhilafannya. Kamu dan anak itu… semua itu kekhilafan Raj.

Tadinya aku masih bersimpati dengan kalian, aku menerima Sherani meskipun aku tahu dia terlalu menyakitiku. Tapi hari ini… aku tidak akan bersimpati lagi Raj, apapun yang terjadi aku tidak akan pernah melepaskan Sherani. Dia milikku.

Apa? Raj termangu mendengar penjelasan Karan, sahabat terbaiknya yang hari ini jelas-jelas menganggapnya orang asing.

Ya Raj… mulai hari ini lupakan Sherani, lupakan semua yang terjadi antara kalian, semua itu salah, Sherani istri aku dan tidak ada yang bisa merubah itu. Dengan keadaan seperti ini Sherani juga akan melupakan kamu. Kalau tidak?

Kalau tidak kenapa?

Aku akan melaporkanmu dengan banyak tuduhan, salah satunya pengganggu rumah tangga orang lain “Karan tersenyum sinis.

Karan, inikah persahabatan kita? Kenapa Karan? 

Persahabatan? Ha… lupakan persahabatan kita Raj, kalau kamu memang sahabatku kamu tidak melakukan semua ini Raj, kamu tidak akan melakukan hal keji ini pada Sherani, ingat itu… Raj terdiam dan tak bisa berkata apapun…

Pergi dari kehidupan kami Raj, tidak ada yang membutuhkanmu sekarang termasuk Sherani. Dia sudah melupakanmu, aku suaminya dan aku akan selalu mengingatkan dia tentang itu… Oh satu lagi Raj… aku tidak ingin melihat anak itu disini, bawa dia… aku ingin disaat Sherani bangun nanti dia hanya akan melihat aku, suaminya yang sah... tanpa kamu ataupun anak itu, jangan pernah datang lagi Raj, kecuali kalau kamu telah menemukan pengganti Sherani dan aku yakin kamu akan melakukannya... dan I’m sorry Raj, kamu yang memaksaku melakukan semua ini.

Mulai hari ini aku bahkan akan melupakan kalau aku pernah mengenalmu apalagi pernah menjadi sahabatmu. “Karan beranjak pergi menelusuri koridor rumah sakit yang semakin sepi seiring beranjaknya malam, sementara Raj masih termangu dengan apa yang baru didengarnya. Dia seakan tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi. Dia tidak punya pilihan lain saat ini selain pergi dari kehidupan Sherani seperti yang Karan mau.

To be continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar