***
Iya bentar… “Priya berlari kecil keluar karena
mendengar ada yang datang dan begitu pintu dibuka…
Sherani, kamu?
Hai Priya… “sapanya sambil tersenyum tipis.
Ada gerangan apa kamu kesini? Semua baik-baik aja
kan Sher?
Ya… semuanya baik-baik saja.
Karan gimana?
Dia baik... tapi… “Sherani diam yang membuat Priya
heran.
Tapi kenapa Sher?
Raj menemuiku dan dia memintaku kembali…
Apa? Priya tampak kaget dan terdiam cukup lama.
Tapi Priya… Entah kenapa aku merasa aku ingin tetap
bersama Karan. Priya terdiam terperangah…
Kenapa? Tanya Priya tampak keheranan.
Entahlah… aku ngk yakin tapi yang jelas aku bahagia
bersamanya. Aku ngk ingin kembali.
Apa kamu mencintainya? Tanya Priya yang membuat
Sherani terdiam, dia hanya menatap Priya dengan pandangan tak menentu. Katakan
Sher? Kenapa kamu menolak kembali pada Raj? Kasih tau aku... Kenapa Sherani?
Sherani tetap diam, dia tidak menemukan alasan kenapa dia menolak untuk kembali
dengan Raj.
Kamu tahu Sher, sejak lama aku ingin menanyakan
banyak hal… kamu inget kan Sher, sewaktu malam aku menginap dirumahmu saat
Karan ke Sydney kamu tidak menjawab pertanyaanku waktu aku bertanya apa kamu mencintai
Karan. Kamu bilang dia begitu penuh cinta. Saat malam kamu bersama Raj, kenapa
kamu merasa bersalah? Bukankah kamu mencintainya? Dan saat kamu melakukan
percobaan bunuh diri… kenapa Sherani? Karena Karan menolak menerimamu? Karena
kamu merasa menghianatinya?
Dan saat Karan mengusirmu dari rumah kenapa saat itu
kamu tidak mencari Raj? Kenapa kamu datang kerumahku? dan saat Karan
menjemputmu kerumah sakit dan kembali menerimamu aku lihat kamu sangat bahagia
Sherani, saat kamu menatapnya… aku tidak pernah melihat kamu menatap Raj
seperti itu dan hari ini kenapa kamu ingin bertahan bersamanya?
Kenapa Sherani? Kenapa? Apa ada perasaan yang
berbeda terhadapnya? Kamu mencintainya kan Sher?
Sherani tetap diam, Priya benar… kenapa dia
melakukan semua itu?
Kamu ngk bisa jawab Sher? Sherani tetap diam tapi
satu butir air bening jatuh dari sudut matanya… Kediamanmu dan airmatamu cukup
mewakili satu hal… kamu mencintainya Sherani. Ini cinta… kamu ingat, dulu aku
pernah bilang kan perasaan kamu terhadap Raj hanya sekedar simpati… dan aku
benar, hari ini aku benar-benar lihat cinta dimatamu Sher, kamu mencintai Karan,
kamu sangat mencintainya…
Apa?
Sejak kapan Sher? Sejak kapan kamu mencintainya?
Tapi Priya… aku hanya ingin bersamanya.
Kenapa? Kenapa kamu ingin bersamanya? Priya
tersenyum… Sherani, terkadang kita memang tidak menyadari betapa kita mencintai
seseorang sampai kita merasa takut kehilangannya. Kamu mencintainya Sherani,
tanya hatimu… aku sahabatmu sher, kita udah kenal sejak lama. Dulu kamu bilang
kamu mencintai Raj kan? Tapi kenapa kamu tidak mempertahannya waktu perjodohan
itu dan kenapa sekarang kamu bertahan untuk bersama Karan? Kamu tahu karena
yang kamu rasakan hari ini lebih dari sekedar cinta Sher. Raj mungkin cintamu
tapi Karan… dia jodohmu, teman hidupmu.
Lama Sherani terdiam dan akhirnya dia memeluk
sahabatnya itu…
Priya... tiba-tiba saja aku merasa tidak ingin jauh
darinya, aku ingin bersamanya, aku ingin terbangun disampingnya, aku ingin
menjadi orang yang pertama kali dia lihat saat dia membuka mata, aku ingin
melihatnya setiap hari dan...
Dan... apa Sherani?
Tiba-tiba saja aku ingin kalau anak yang aku kandung
ini anak dia... seandainya aku bisa menukar takdir, aku ingin anak ini anak
Karan. “Priya terperangah, ya... Sherani benar-benar jatuh cinta, tidak salah
lagi... sahabatnya itu mencintai Karan dan bahkan rasa itu lebih besar dari
yang dia duga.
Apa lagi Sher? Kamu mencintainya... bahkan lebih
dari yang kamu sadari.
Sherani terdiam cukup lama, dia kembali memeluk
Priya... “Kalau memang apa yang aku rasa ini cinta... Kamu benar, aku
mencintainya Priya, aku mencintai Karan… aku ingin bersamanya, selamanya.
Priya melepaskan pelukannya… dia tersenyum.
Tunggu apa lagi, pergi katakan padanya kalau kamu
sangat mencintainya. Kamu memilihnya untuk jadi yang terakhir.
Sekarang?
Ya… kapan lagi.
Kamu yakin? Sherani terlihat gugup.
Tentu saja Sher…
Oke… aku pergi ya. Aku akan bilang sama Karan kalau
aku mencintainya. Aku ingin selamanya bersamanya… “Sherani menunduk… lalu
mengangkat wajahnya, ada bulir bening jatuh dari sudut matanya.
Ada apa Sher...?
Ya Priya… aku ngk tahu bagaimana harus mengatakan
betapa aku mencintainya, aku sangat mencintainya Priya…
Priya tersenyum sambil memegang pipi Sherani…
Aku tahu… Sherani, kamu tidak akan menemukan laki-laki
lain yang seperti dia.
Pergilah…
Oke… bye “Priya melambaikan tangannya. Sherani
berjalan riang ke mobilnya. Dia tersenyum… Priya benar, ada hal yang tidak
pernah dia sadari kalau dia jatuh cinta pada orang yang bahkan telah jadi
suaminya.
Sherani mengulum senyum dia tidak sabar ingin cepat
bertemu Karan untuk mengatakan betapa dia mencintainya. Dia telah memilih,
tidak ada orang lain lagi, hari ini untuk pertama kalinya, dia akan mengatakan
"aku cinta padamu" pada suaminya dan akan mengatakannya setiap hari.
Karan... Aku akan mempertahankan pernikahan kita dengan segala cara
"ujarnya dalam hati.
Tapi tiba-tiba Sherani merasakan perutnya nyeri… dia
meringis sambil memegangi perutnya yang mulai terasa sangat sakit. Dia mulai
kehilangan kendali… dia melihat ada air bening mengalir dibetisnya.
Karaaannn…. Perut aku sakit, “Sherani mulai menangis
dan memanggil nama Karan yang jelas-jelas tidak akan mendengar tangisannya.
Sherani mencoba merogoh tasnya untuk mencari ponselnya… tapi gagal perutnya
terasa sangat nyeri, tiba-tiba Sherani kehilangan kesadaran dan mobilnya
menabrak trotoar jalan. Orang-orang yang sedang berada disana berusaha
menolongnya dan segera membawanya kerumah sakit.
***
Karan tampak panik sambil menunggu diluar ruang
operasi, berkali-kali dia mondar mandir ngk jelas sambil memegangi kepalanya
yang tidak sakit. Sudah satu jam tapi belum ada kabar apa-apa tentang keadaan
istrinya. Setelah 2 jam menunggu akhirnya salah satu dokternya keluar dari
ruangan operasi…
Bagaimana dokter?
Anak anda selamat.
Istri saya?
Bisa ikut keruangan saya sebentar.
Iya… “perasaan Karan mulai tidak enak, dia begitu
takut terjadi sesuatu dengan Sherani.
Istri anda mengalami cedera di otaknya, sepertinya
benturannya sangat keras. Kemungkinan besar dia akan koma.
Apa dok? Tapi kita akan melakukan satu kali lagi
operasi.
Lakukan apapun dokter, tolong selamatkan istri saya…
lakukan apapun yang terbaik.
Tenang pak Karan, kami akan melakukan yang terbaik
semampunya.
Operasi yang kedua sedang berlangsung, Karan sangat
cemas… dia bahkan hampir saja tidak bisa bernafas. Sherani… jangan tinggalkan
aku, please… bertahan Sher ”Karan berbisik pada dirinya sendiri, airmatanya
jatuh berkali-kali.
***
Istri anda akan koma dalam waktu yang belum bisa
kami pastikan. Cedera di otaknya sangat parah, seperti yang kami prediksi
kemungkinan besar dia akan mengalami amnesia berat. Karan terduduk lemah
mendengar pernyataan dokter tentang keadaan Sherani. Terlihat sekali kalau dia
sangat terpukul, kenapa dia tak bersama Sherani waktu kejadian itu…
Dia akan bangun kan dokter?
Kita berdoa saja pak Karan, kemungkinan dia akan
bangun… tapi kalau prediksi kami benar anda harus menjaganya dari segala hal
yang bisa membuat dia stress dan tertekan. Apapun itu yang bisa bikin dia
terganggu tolong dijauhkan dulu sampai semuanya benar-benar pulih. Dan
sebaiknya untuk check up nanti anda membawanya ke RS yang disana ada dokter
ahli saraf yang terbaik.
Oke dokter… terima kasih.
Karan berjalan keluar ruangan, dia masuk ke ruangan
Sherani dirawat. Dia terbaring lemah. Karan duduk disebelahnya, dia meraih
tangan cewek itu dan menggenggamnya erat. Sherani… jangan tinggalkan aku, aku
mohon bertahanlah… bangunlah. Jangan pergi… aku mencintaimu, aku tidak bisa
hidup tanpamu.
Malam semakin larut, Karan pun tertidur di samping
Sherani.
***
Bagaimana keadaan Sherani? Pagi harinya Raj datang
dengan tergesa-gesa dan langsung memberondong Karan dengan pertanyaan.
Siapa kamu? Siapa kamu ingin tahu keadaan istriku?
Karan menjawab dengan nada marah. Dia sangat tidak menginginkan Raj ada disini
saat ini.
Aku siapa? Aku Raj… orang yang dicintai Sherani dan
dia sedang mengandung anakku.
Oh benarkah? Kamu lupa… dia istriku, istriku yang
sah. Dan siapapun kamu, kamu tidak punya kekuatan apa-apa atas diri Sherani.
Paham?
Raj terdiam…
Dia selamat, anakmu juga tapi dia koma. Kata dokter
kemungkinan besar dia amnesia, benturan itu menyebabkan gangguan yang besar
pada otaknya jadi??? Karan menjelaskan keadaan Sherani.
Jadi apa Karan? Raj mendesak penjelasan.
Kata dokter disaat dia bangun nanti jangan pernah
membuatnya tertekan ataupun stress, apapun itu karena akan menyebabkan
kerusakan yang lebih parah pada otaknya. Sebisa mungkin kita harus membuatnya
nyaman dan aku ingin dia melupakan semua yang pernah terjadi di masa lalu. Kamu
dan anakmu… aku tidak ingin kalian berada didekat Sherani.
Apa maksudnya Karan, kamu gila ya… Sherani itu ibu
anakku, mana mungkin kau bisa menjauhkan seorang ibu dari anaknya?
Apa kamu ingin keadaan Sherani tambah parah? Karan
menatapnya penuh amarah.
Tapi…
Dengar Raj, aku suami Sherani, aku yang paling
berhak atas hidupnya… oke dulu kalian pernah saling mencintai tapi sekarang
kamu lihat, mungkin tuhan sedang menunjukkan kalau Sherani memang jodohku,
mungkin kecelakaan ini takdir yang akan membuat Sherani harus melupakan
semuanya dan menyadari kekhilafannya. Kamu dan anak itu… semua itu kekhilafan
Raj.
Tadinya aku masih bersimpati dengan kalian, aku
menerima Sherani meskipun aku tahu dia terlalu menyakitiku. Tapi hari ini… aku
tidak akan bersimpati lagi Raj, apapun yang terjadi aku tidak akan pernah melepaskan
Sherani. Dia milikku.
Apa? Raj termangu mendengar penjelasan Karan,
sahabat terbaiknya yang hari ini jelas-jelas menganggapnya orang asing.
Ya Raj… mulai hari ini lupakan Sherani, lupakan
semua yang terjadi antara kalian, semua itu salah, Sherani istri aku dan tidak
ada yang bisa merubah itu. Dengan keadaan seperti ini Sherani juga akan
melupakan kamu. Kalau tidak?
Kalau tidak kenapa?
Aku akan melaporkanmu dengan banyak tuduhan, salah
satunya pengganggu rumah tangga orang lain “Karan tersenyum sinis.
Karan, inikah persahabatan kita? Kenapa Karan?
Persahabatan? Ha… lupakan persahabatan kita Raj,
kalau kamu memang sahabatku kamu tidak melakukan semua ini Raj, kamu tidak akan
melakukan hal keji ini pada Sherani, ingat itu… Raj terdiam dan tak bisa
berkata apapun…
Pergi dari kehidupan kami Raj, tidak ada yang
membutuhkanmu sekarang termasuk Sherani. Dia sudah melupakanmu, aku suaminya
dan aku akan selalu mengingatkan dia tentang itu… Oh satu lagi Raj… aku tidak
ingin melihat anak itu disini, bawa dia… aku ingin disaat Sherani bangun nanti
dia hanya akan melihat aku, suaminya yang sah... tanpa kamu ataupun anak itu,
jangan pernah datang lagi Raj, kecuali kalau kamu telah menemukan pengganti
Sherani dan aku yakin kamu akan melakukannya... dan I’m sorry Raj, kamu yang
memaksaku melakukan semua ini.
Mulai hari ini aku bahkan akan melupakan kalau aku
pernah mengenalmu apalagi pernah menjadi sahabatmu. “Karan beranjak pergi
menelusuri koridor rumah sakit yang semakin sepi seiring beranjaknya malam,
sementara Raj masih termangu dengan apa yang baru didengarnya. Dia seakan tidak
percaya dengan apa yang sedang terjadi. Dia tidak punya pilihan lain saat ini
selain pergi dari kehidupan Sherani seperti yang Karan mau.
To be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar