Jumat, 20 Maret 2015

Cerbung BHN 2 (Part 12)



Part 12

***
Bumi itu benar-benar berputar dan kali ini Neha harus bisa menerima kalau posisinya saat ini sedang dibawah. Dia disalahkan atas kesalahan yang tidak pernah dia lakukan, dunia benar-benar memalingkan wajahnya dari gadis itu.

Hai Neha, aku ada kontrak iklan terbaru lho… itu lho produk parfum keluaran terbaru, kok mereka ngk ngontrak kamu ya? Ops… aku lupa, mana mungkin mereka mau ya make model kayak kamu, bisa-bisa merusak moral generasi muda… hahaha “lagi-lagi Tina mengejek Neha dengan memamerkan selembar kertas kontak iklan ditangannya.

Moral? Kamu ngk usah ngajarin aku tentang moral dech… “Neha menatap Tina dengan tatapan marah.

Kamu marah ya? Tapi yang aku maksud sebenarnya bukan kamu sich? Tapi mama kamu… dan biasanya nich buah itu jatuhnya ngk jauh lho dari pohonnya, jangan-jangan ntar kalau udah nikah kamu juga punya bakat buat selingkuh lagi… bener ngk temen-temen “Tina mengeraskan suaranya yang membuat penghuni kelas bersorak dengan riuhnya.

Tina… kamu apa-apaan sich? Ngk usah keterlaluan gitu dech, kayak yang udah baik aja… “tiba-tiba Meera datang diantara mareka.

Oh… kamu ngk usah ikut campur dech, aku juga ngk ada urusan sama kamu.

Jadi ini yang kalian maksud tentang moral yang baik? Tiba-tiba seseorang menyela pembicaraan mereka yang membuat seisi kelas menatap kearah Nikhil, cowok itu baru datang dan berdiri didepan pintu.

Rasanya baru beberapa hari yang lalu aku lihat semua mengidolakan Neha, kalian semua senang setengah mati hanya dengan berjabat tangan dengannya, bangga bisa menjadi teman sekelasnya, tapi kenapa hari ini seakan bertolak belakang, kenapa? Apa yang membuat kalian menjauhinya? Tentang berita dimedia? Apa yang kalian tahu tentang keluarganya? Memangnya kalian siapa? Malaikat tanpa dosa? Benar-benar picik, justru aku kasihan dengan kalian, tidak punya pendirian dan dengan gampangnya berubah pikiran tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Dan kamu Tina, aku sebenarnya kasihan sama kamu? Kamu tahu lilin kan? Lilin itu dipake cuma ketika lampu mati dan ketika lampu menyala lagi lilin itu akan ditiup dan tidak berharga? Dimataku kamu tak lebih dari sebuah lilin, kontrak itu kamu dapat hanya karena Neha lagi ada masalah dan kalau semuanya sudah kelar bisa aja kamu ngk terpakai lagi… seharusnya kamu sedih karena hanya sebagai pengganti, bukannya malah bangga. “Nikhil berlalu dari hadapan mereka sambil tersenyum tipis.

Semua terdiam mendengar ucapan Nikhil sementara Tina, dia tampak sangat marah dengan ucapan Nikhil padanya, Meera tampak mengulum senyum melihat Tina mati kutu. Sementara Neha... Gadis itu hanya terdiam menekurkan kepalanya.

***
Bel istirahat berdering, selain bel pulang ini adalah satu bunyi yang paling dinanti penghuni sekolah… rasanya bunyi suara bel itu lebih merdu daripada suaranya Alka yagnik.

Eh… ada Neha lagi, masih berani ya kamu nongol dikantin? Ngk tahu malu banget ya… “Tina tampaknya masih sewot dengan kejadian dikelas tadi, dia begitu ingin menyakiti Neha dengan kata-kata yang lebih kasar lagi.

Oh ya Neha kamu tuh bener-bener kasihan ya… jatuh cinta pertama kali tapi ternyata dia malah kakak sendiri, eh tapi kayaknya kamu perlu cari tahu lagi dech, siapa tahu mama kamu punya anak lagi diluar sana atau papa kamu kali ya. Dan asal kamu tahu ya… saat malam itu aku berada disana lho dan aku dengar semuanya, kamu bilang cinta sama Aditya, wah... sungguh dramatis. Ternyata tebakanku benar, sesempurna apapun kamu, kamu pasti punya kelemahan dan ternyata kelemahan itu lebih WOW dari apa yang aku bayangkan.

Neha tampak tertegun, jadi ternyata Tina yang membuat berita ini tersebar. Dia lalu berdiri dan menatap Tina lekat-lekat.
Apa kamu bilang? Malu? Memangnya kesalahan apa yang aku lakuin sampai aku harus malu… harusnya kamu yang malu, beraninya cuma menilai orang lain tanpa berkaca “Neha tersenyum sinis.

Maksud kamu apa? Tina tampak marah.

Neha lalu mengeluarkan selembar kertas dari saku roknya. Kertas yang ditemukannya beberapa hari yang lalu tentang laporan medical aborsi milik Tina.

Lihat… ini punya kamu kan?

Tina terbelalak melihat kertas yang diperlihatkan Neha, kertas itu yang membuatnya kelimpungan beberapa hari ini dan ternyata ada pada Neha? Bagaimana bisa?

Kamu bingung bagaimana bisa kertas ini ada sama aku? Ngk nyangka ya? Gadis yang sok suci kayak kamu ternyata seburuk ini?
Tina terdiam tanpa kata, dia kehilangan kata-kata.

Kenapa? Kamu kaget? Kalau aku mau aku bisa aja sebar ini ke anak-anak yang lain, tapi kamu lihat aku ngk ngelakuin itu kan? Karena aku pikir buat apa? Kalau aku sebar ini ke anak-anak, trus apa bedanya aku sama kamu? Menjatuhkan orang lain itu ngk akan bikin aku lebih baik, aku ngk perlu mencari kelemahan orang lain untuk menonjolkan kelebihanku.

Dengan hal ini kamu masih bisa menilai mamaku? Ya aku akui, mama emang salah tapi seenggaknya dia tidak menyembunyikan kesalahannya. Aku ngk tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi kamu lihat aja aku akan buktiin kalau mamaku tidak seperti yang orang-orang bilang… aku ngk tahu gimana caranya tapi aku bakal usahain itu. Kamu lihat aja… “Neha berlalu dari hadapan Tina yang masih terdiam.

Oh ya… satu lagi, kamu ngk perlu takut, selain aku, ngk bakal ada orang yang tahu tentang ini… “Neha memberikan kertas itu ke genggaman tangan Tina sambil tersenyum dan berlalu pergi.

Tina masih termangu menatap Neha yang mulai menjauh darinya. Dia heran dengan sikap Neha padanya, kenapa gadis itu tidak membalas apa yang dia lakukan dan malah bersikap seakan tidak mengetahui apa-apa. Inikah Neha yang begitu dibencinya, orang yang bahkan berusaha sebisa mungkin menutup segala keburukannya. Tina masih menatap Neha yang bahkan hampir hilang dari pandangannya, ada rasa malu yang begitu dalam dihatinya, tanpa dia sadari satu bulir bening jatuh membasahi pipinya.

Sepulang sekolah…

Makasih ya kamu ngebelain aku tadi “Neha mencegat Nikhil digerbang sekolah.

Aku ngk ngebelain kamu kok, aku cuma ngk suka aja dengan sikap picik semua orang.

Tapi tetap aja, aku seneng dengan sikap kamu tadi. Makasih ya… “ucap Neha sambil menatap Nikhil, sangat terlihat kalau dia sangat tulus dengan ucapannya.

Nikhil menatapnya lama… Neha risih juga ditatap seperti itu.

Kamu kenapa ngelihatin aku kayak gitu?

Ngk apa-apa, aku ngk nyangka aja… ternyata seorang Neha Oberoi bisa bersikap baik juga, aku seneng lihat kamu yang sekarang. Neha… kamu harus tahu, kamu ngk perlu malu dengan apa yang terjadi. Kecewa? Itu pasti… tapi kamu ngk perlu membenci mamamu, terkadang apa yang kita dengar tidak seperti apa yang sebenarnya terjadi. Mata itu tidak selamanya jujur, apa yang kita lihat terkadang bukan kenyataan dan kenyataan terkadang tidak seperti yang kita lihat. Neha… percayalah, semuanya tidak seperti yang orang-orang bilang.

Bagaimana bisa kamu berkata seperti ini? Neha tampak heran.
Aku tahu semuanya, aku tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Apa?

Ya… karena aku punya seseorang yang tahu persis apa yang terjadi, dia ada saat itu, 20 tahun yang lalu.

Maksud kamu?

Kamu mau ngk ikut aku? Aku mau kenalin kamu dengan seseorang… “ucap Nikhil menatap Neha penuh harap.

Ya… aku mau “jawab Neha mantap.

Dia tidak tahu apa yang sedang Nikhil bicarakan, ada seseorang yang tahu persis apa yang terjadi, tapi siapa? Dan apa hubungannya dengan Nikhil? Pertanyaan itu akan segera terjawab.

To be continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar