***
Raj melangkahkan kakinya memasuki ruangan pesta di
rumah Karan, suasana dirumah itu tidak ada yang berubah, masih sama seperti
dulu saat mereka masih kuliah, hanya saja banyak hati yang telah berubah karena
seorang Sherani.
Raj menghela nafas panjang seraya meyakinkan hati
untuk masuk…
Kamu pasti kuat Raj, kamu kan yang menginginkannya
“Naina berusaha menggengam tangan Raj berusaha memberikan kekuatan pada cowok
itu.
Hai Naina Hai Raj... “senyum sumringah Sherani
menyambut kedatangan mereka. Dia sedang menggendong Neha.
Cantik banget ya… ih anak siapa Sherani? ”tanya
Naina yang memang belum tahu.
Anak aku… “jawab Sherani spontan tanpa beban.
Apa?
Iya, emangnya kenapa?
Oh… ngk, aku pikir kamu belum punya anak...
Aku emang jarang bawa dia keluar, dia lebih suka
dirumah bareng pengasuhnya, jadi kamu pikir aku belum punya anak… jadi masih
kayak ABG downk ya? “Sherani tergelak ringan. Aditya mana? Kalian ngk ajak dia…
Naina hanya tersenyum... ngk, besok dia ada ujian
jadi belajar dirumah.
Oh… sama siapa?
Ada sepupuku yang jaga… "ucap Naina berusaha
tersenyum.
Kamu tahu Naina, entah kenapa terkadang ketika aku
melihat Aditya aku ngerasa seperti melihat Neha.
Maksud kamu? “Naina bingung dengan ucapan Sherani.
Aku merasa dia seperti anakku…”jawab Sherani santai.
Apa? Raj kaget mendengar penuturan Sherani.
Kamu jangan marah Raj, mungkin karena aku terlalu
menyukainya... mungkin karena aku ngk punya anak laki-laki kali ya… “kamu ngk
marah kan Raj?
Ngk... aku malah seneng kamu menyayangi Aditya.
Hmmm, ya udah yuk masuk yuk… aku kesana dulu “Sherani
berlalu dari hadapan mereka.
Raj… jadi? Naina menatap Raj dengan sendu.
Ya… ini alasan kenapa aku berusaha untuk berhenti
berharap, Sherani sudah bahagia dengan kehidupannya. Dia punya Karan dan Neha
dihati dan kehidupannya sekarang…
Naina menatap Raj lama seperti berusaha meneduhkan
kegersangan dihati cowok itu.
Aku baik-baik aja kok Naina, kamu ngk usah
khawatir... “Raj berkata seakan mengerti dengan arti tatapan Naina padanya.
Tapi Raj, aku seneng ternyata dia merasa Aditya itu
anaknya. Ternyata benar kata orang, naluri seorang ibu itu kuat banget dengan
anaknya. Sherani memang lupa segalanya, tapi dia tetap merasa kan kalo Aditya
itu anaknya... meskipun dia sendiri tidak yakin.
Dia hanya terlalu menyukai Aditya Naina... “ujar Raj
sambil tersenyum.
Tampak dari kejauhan kue bertahtakan angka 6 sedang
ditiup oleh Karan dan Sherani, mereka tampak bahagia, Karan mencium pipi
Sherani dan Neha bergantian dan semua tamu bertepuk tangan melihat kebahagiaan
mereka.
Raj hanya menatap pemandangan itu dengan hati kosong,
pemandangan yang menjadi impiannya sejak mengenal Sherani tapi kini ternyata
bukan dia orang yang beruntung itu, tapi Karan sahabatnya, orang yang bahkan
jadi tempat berbaginya tentang gadis impiannya dulu, tapi Raj berusaha untuk
tersenyum dan terlihat ikut berbahagia.
***
Kenapa kamu tidak bilang pada Sherani kalau Aditya
itu anaknya Raj? “Naina memulai pembicaraan sejak begitu lama mereka terdiam.
Untuk apa?
Ya setidaknya dia tahu kalau Aditya itu anaknya…
Ngk ada gunanya Naina, semua udah terlambat… Aditya
anakku, cuma aku.
Sekuat apapun kamu tidak akan bisa merubah kenyataan
Raj, dia ibu Adi, dia yang melahirkan Adi… tidak ada yang bisa merubah itu.
Aku yang akan merubahnya… “Raj bersikeras dengan
pendapatnya.
Kamu masih mencintainya kan Raj? “Pertanyaan Naina membuat
Raj terdiam cukup dulu.
Dulu aku memang mencintainya…
Sampai sekarangpun, detik ini kamu masih
mencintainya… tidak mungkin rasa itu bisa hilang karena beberapa hari sedangkan
lima tahun aja kamu mampu bertahan Raj…
Raj hanya terdiam, tiba-tiba ponselnya bordering…
Karan… ya hallo…
Raj, Sherani jatuh dari tangga… sekarang aku dirumah
sakit, kata dokter besar kemungkinan ingatannya pulih, aku takut Raj… Kamu...
Bisa kesini sekarang? "Suara Karan diseberang terdengar sangat khawatir.
Apa? Raj seperti terpaku dengan apa yang baru
didengarnya. "Dia tidak mengerti kenapa Karan menelponnya.
Oke... aku segera kesana.
Ada apa Raj?
Sherani dirumah sakit, ayo kita kesana.
Raj mengambil kunci mobil dan langsung menuju rumah
sakit. Setibanya disana, Raj melihat Karan menekur dikursi tunggu didepan UGD
rumah sakit itu.
Karan…”panggil Raj pelan.
Raj… Sherani…”Karan tidak sanggup lagi membendung
air matanya, aku ngk mau sesuatu yang buruk terjadi padanya Raj…
Tenang Karan, apa yang terjadi? Karan menceritakan
semua yang terjadi pagi tadi, kalau Sherani berlari mengangkat telpon yang
berdering di lantai bawah, dia lupa kalau pembantu baru saja membersihkan
lantai… dia terjatuh, kepalanya membentur lantai...
Aku takut sesuatu terjadi padanya, “terlihat Karan
mulai terlihat ketakutan, dia merasakan lagi saat-saat dimana Sherani
kecelakaan 5 tahun yang lalu dan itu rasanya sungguh menyesakkan.
Tiba-tiba seorang dokter keluar dari ruangan...
Bagaimana keadaan istri saya dokter?
Dia baik-baik saja, Karan… seperti yang saya katakan
tadi besar kemungkinan ingatan Sherani pulih, karena benturan itu sepertinya
membuat memory lamanya kembali tapi itu tidak menghapus apa yang terjadi
setelah itu...
Maksud dokter…?
Dia tetap ingat apa yang terjadi 5 tahun terakhir…
tenang aja, dia ngk akan kaget dengan semua yang terjadi setelah dia kehilangan
ingatannya. Ini kasus yang langka Karan, tapi kita patut bersyukur, dia pulih
dengan baik. Saya tinggal dulu ya…”dokter itu meninggalkan Karan yang masih
tidak percaya dengan apa yang terjadi, dia begitu takut seandainya Sherani
meninggalkannya setelah dia tahu kenyataan.
Karan membuka kamar dimana Sherani dirawat, dia
masih belum sadarkan diri… Karan hanya bisa menangis disamping tempat tidurnya.
Raj dan Naina hanya diam, tidak tahu kata apa yang
harus mereka katakan. Kenapa kamu menangis Karan, bukankah kamu bilang
seandainya ingatan Sherani kembali dia tidak akan kembali padaku, tapi kenapa
sekarang kamu begitu takut… kenapa kamu memanggilku? Bukankah lebih baik kalau
aku tidak ada disini.
Karan memandang Raj dengan tatapan marah... dia
menarik tangan Raj keluar.
Kamu tahu... Aku memanggilmu karena aku mencintai
Sherani, aku takut kalau dia sadar dia akan menanyakanmu…
Tiba-tiba Karan mencengkram baju Raj “Kamu ngk tau
gimana rasanya jadi aku Raj, aku hanya benci dengan keadaan… Kamu tahu, jujur
aku masih menganggapmu seorang teman, sahabat yang aku anggap seperti saudara,
tapi Raj aku begini karena kamu terlalu mengecewakanku. Kamu pikir luka 5 tahun
yang lalu bisa aku lupain gitu aja? Ngk Raj? Kamu ngk tahu gimana rasanya
ternyata orang yang kamu cintai ada orang lain dihatinya…. kamu ngk tahu gimana
rasanya istri kamu, dia mengandung anak orang lain. Apa kamu tahu gimana
rasanya? Ha… “Karan mendorong Raj hingga terduduk di kursi taman.
Coba kamu bayangkan Raj, saat itu aku datang dari
jauh untuk menemui seseorang yang aku ingin menjadikannya teman hidup, aku
menengadahkan tanganku dengan hormat pada orang tuanya untuk memintanya jadi
istriku, aku membawanya ke hadapan pendeta dan mengucapkan janji dihadapan
tuhan... Tapi tiba-tiba ada orang lain yang merampasnya secara paksa dariku,
kamu tahu kamu telah meludahi air yang akan aku minum. Rasanya sampai detik ini
aku masih enggan untuk memaafkan semuanya... aku begini karena aku ingin
Sherani melihatku baik-baik saja, tapi Raj... aku tidak pernah baik-baik
saja... Jadi kamu jangan pernah berpikir kalau kamu adalah orang yang paling
terluka...
Sejak itu aku sangat membencimu Raj, sangat
membencimu tapi setiap kali rasa itu hadir aku selalu ingat tentang
persahabatan kita, kamu orang terdekatku, sahabat terbaik tapi lihat apa yang
kamu lakukan? Apa pernah kamu berpikir semua itu? Kenapa kamu tega Raj? Dan…
satu hal yang sebenarnya ingin aku katakan sejak dulu Raj, sejak lama. Kamu selalu
mengatakan kalau kamu mencintai Sherani, sangat mencintainya tapi kamu lupa…
kalau kamu memang benar-benar mencintainya, kamu akan menunggu sampai dia
memberikan tangannya padamu, sampai kau bariskan sindor di belahan rambutnya
dan sampai kau kalungkan manggal sutera di lehernya… tapi, kamu egois Raj, kamu
egois. Kamu telah merebutnya secara paksa dariku, ini yang kamu bilang cinta?
Kamu tahu... Kenapa aku datang ke Houston? Karena
aku sedang mengusahakan pengobatan Sherani, aku ingin dia pulih, aku ingin
mengatakan semuanya padanya, tentangmu, tentang Aditya... Aku merasa begitu
bersalah menyembunyikan semuanya, tapi kamu... Apa pernah kamu merasakan hal
itu? Apa pernah sekali saja kau merasa bersalah atas penghianatanmu padaku?
Raj hanya terdiam.
Karan… Sherani bangun, tiba-tiba Naina datang
diantara mereka, kontan saja Raj dan Karan segara memasuki ruangan.
Sherani berusaha membuka matanya, dia melihat
keseluruh ruangan termasuk pada Naina, Karan dan pandangannya terhenti pada
Raj… dia menatap cowok itu begitu lama dengan ekspresi wajah yang datar.
Lalu pandangannya berpindah ke Karan, tiba-tiba
Sherani tersenyum…
Karan… “Sherani memanggilnya dengan suara yang masih
berat.
Karan mendekati tempat tidur Sherani, tampak dia
berusaha untuk duduk… tiba-tiba dia merangkul Karan dan berbisik… Karan, aku
ingin pulang, aku kangen Neha.
Kontan saja Karan keget bukan main, apalagi Raj… apa
yang terjadi, apa Sherani belum pulih? Kalau dia sudah pulih kenapa dia seakan
tidak mengenali Raj...
Sebentar ya sayang, aku panggil dokter dulu... Karan
keluar ruangan.
Sementara Raj masih terpana kearah Sherani, dia
benar-benar bingung dengan sikap Sherani.
Kita ketemu lagi ya Raj… “ucap Sherani tiba-tiba
yang membuat keterkejutan Raj semakin bertambah.
Kamu dulu selalu bilang kan kalau aku seorang
penghianat, tapi kenyataannya… Kamu yang penghianat Raj, kamu… tapi, ya… aku
juga memang penghianat, aku menghianati suamiku untuk kamu, itu kekeliruan
terbesar yang pernah aku buat dan bahkan aku menyadarinya setelah sekian lama…
Tapi Sherani ”Naina berusaha untuk menimpali.
Aku tidak meminta kamu bicara Naina ”Sherani masih
dengan ekspresi datarnya yang membuat Naina terdiam.
Raj... tapi ngk apa-apa kok, terlepas dari semua
yang pernah terjadi antara kita aku sudah lupain. Saat itu aku hanya sedang
berada di tempat, di waktu dan bersama orang yang salah. Hari ini aku hanya
ingin memberitahumu… kalau aku sudah menemukan orang yang tepat, aku mencintai Karan,
aku sangat mencintainya.
Sherani? Naina tak habis pikir dengan ucapan
Sherani.
Kenapa? Ada apa? Apa ada yang salah dengan
kata-kataku… Karan itu suamiku, ayah dari anakku... dan kamu, pasti kamu udah
tahu kan semua yang terjadi…
Aku tahu semuanya, bahkan yang tidak kamu tahu
sekalipun...
Oh ya… heh ”Sherani tersenyum tipis.
Udahlah… Raj, bukankah kita sudah punya kehidupan
masing masing, ngk ada masalah lagi kan? Semua yang terjadi dimasa lalu… kamu
udah lupain kan Raj? Iya kan Raj? “Sherani menatap laki-laki itu seraya
menunggu jawabannya…
Ya… ya Sherani, aku sudah lupain semuanya.
Hmmm, Sherani tersenyum puas.
Dan tiba-tiba Karan datang dengan seorang dokter,
dokter itupun memeriksa keadaan Sherani.
Tidak ada yang perlu di khawatirkan Karan, dia
baik-baik saja... tapi sebaiknya istirahat dulu untuk hari ini, besok sudah
boleh pulang.
Makasih ya dok…
Ya karan, saya keluar dulu…
Iya…
Karan… Sherani memanggil suaminya, seperti tadi dia
langsung memeluk Karan begitu duduk disampingnya. Aku hanya ingin mengingat
kamu, aku hanya ingin mencintaimu… Karan terperangah, Sherani pulih tapi dia mengulang
kalimat yang pernah dia ucapkan lima tahun yang lalu…
Karan… kami pulang dulu ya, sepertinya Sherani udah
baik-baik saja…
Karan terdiam agak lama sambil menatap Raj dengan
pandagan yang sendu... Ya... makasih ya... " ujarnya.
Ya...
Ayo Raj,”Naina menarik tangan Raj keluar dari
ruangan itu dan mengajaknya pulang.
***
Didalam mobilnya Raj masih terdiam seakan masih
bertanya apa yang barusan terjadi.
Kenapa kamu diam Raj? Kenapa tidak bilang kalau kamu
tdk pernah menghianatinya, kamu selalu nunggu dia kan Raj? Kenapa tidak bilang?
Kenapa Raj?
Karena dia sudah mencintai orang lain, dan setelah
ingatannya pulih pun dia masih mencintai orang itu, dihatinya sekarang cuma ada
Karan dan Neha… dan aku, sama sekali tidak ada lagi disana.
Jadi?
Aku ingin marah Naina, kenapa semua ini begitu
menyakitkan… dia yang dulu pernah bilang kalau dia mencintaiku tapi tadi, kamu
dengar kan… dia mencintai orang lain Naina, sebegitu kejamkah waktu? Waktu bisa
merubah hati Sherani… tapi kenapa waktu tak bisa merubah hatiku, kenapa
Naina... “Raj menangis dan ini untuk kesekian kalinya, cowok itu begitu rapuh
dengan semua hal tentang Sherani.
Raj…”Naina merangkul cowok itu mencoba untuk
meredakan kesakitannya. Ada butiran bening mengalir di sudut matanya… “kenapa
waktu juga tidak bisa membuatku berhenti mencintaimu Raj ”gumamnya dalam hati.
To be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar