Jumat, 20 Maret 2015

Cerbung BHN 2 (Part 1)



Bewafaa Hum Nahin 2
(I’ts not about love… but sincerity of heart)

Staring :
Alia Bhaat as Neha Oberoi
Siddarth Malhotra as Aditya Malhotra
Varun Dhawan as Nikhil

Supporting artist :

Sharadha Kapoor as Sheena
Deepika Padukone as Sherani Oberoi
Shahrukh Khan as Karan Oberoi
Ranveer Singh as Raj Malhotra
Diana Penty as Naina
Kalki Koechlin as Priya
Saana Saed as Tina

Part 1

***
“Sejak kepergian Raj, Sherani telah memutuskan untuk menjaga Aditya, melupakan dan memaafkan semua yang pernah terjadi. Apapun itu yang pernah terjadi di masa lalu, dia telah menguburnya bersama jasad Raj yang telah bersemayam dibawah tanah merah dimana orang yang pernah dicintainya itu berbaring selamanya”

***
Houston – Amerika

Sherani melihat sosok yang begitu dikenalnya, Raj. Dia menatapnya lama, entah karena apa? Sherani pun terdiam tapi tiba-tiba Raj menggenggam tangannya, dingin.

Sherani… entah doa atau harapku saja, aku ingin pertemuan kembali kita rasa. Meski raga berkata tidak, namun hati enggan menolak.
Bolehkah aku mendongeng dalam tidurmu, menyanyikan mimpi-mimpimu atau apapun itu yang dapat meredakan gemuruh kesunyian.

Aku tahu kau terlahir bukan untukku, tapi salahkah bila aku mengenangmu?
Karena tak ada satupun alasan yang tepat untukku berhenti mencintaimu, selain kematian.

Sherani terkeget dan membuka matanya… ternyata hanya mimpi. Kenapa Raj tiba-tiba datang di mimpinya? Entahlah.

Kenapa sayang? Karan yang sedang bersiap hendak kekantor agak heran melihat Sherani yang tiba-tiba terbangun dengan wajah bingung.

Aku lihat Raj… “ucap Sherani yang membuat Karan terdiam. Dia lalu duduk disamping Sherani.

Mungkin dia merindukanmu.

Sherani hanya tersenyum sambil memeluk suaminya.

Kamu ngizinin aku kesana kan? Sherani tampak berharap.

Ya… “ucap Karan pasti, Sherani lalu melepaskan pelukannya dan berujar… Karan, seandainya waktu bisa terulang kembali, aku akan tetap memilih kamu dan menjadi yang terbaik seperti yang kamu inginkan. Aku ingin bersamamu selamanya, sampai aku lelah untuk bernafas.

Karan menatap Sherani dengan mata berbinar.

Kenapa kamu menatapku seperti itu? Tanya Sherani heran.

Aku sedang menatap seseorang yang ternyata telah bersamaku selama 20 tahun tapi ternyata aku masih mencintainya sama seperti saat pertama bertemu.

Sherani tersenyum… Dilihatnya pagi sudah menjuntai dijendela, sepucuk angin jatuh ke bulu mata. Menanyakan kabar seseorang yang tak lagi dia tahu.

***
Ini untuk yang kesekian kalinya Sherani datang, menaburkan bunga di makam Raj. Bukan karena cinta, tapi ada sesuatu yang melebihi rasa rindu.

Raj…
Ini senja yang keseribu kalinya, kutitipkan segala rasa didalam dada pada rongga udara langit yang jingga.
Tak ada sesiapa disini, hanya uap sisa mimpi mengepul sekilas lalu raib dihirup angin senja.
Waktu benar-benar sepertinya angin ya, dia berjalan tanpa pernah aku tersadar banyak hal yang telah terlewat.
Kamu memang udah pergi dari hidup aku tapi kamu meninggalkan sesuatu dihati… yaitu cinta kita yang pernah ada dan aku ngk akan lupa itu.

Ngk terasa hari ini sudah 14 tahun sejak kamu pergi, aku datang lagi menziarahi tanah ini.
Rasanya jejak kakiku tahun lalu sudah tertutup rumput yang mulai tumbuh dan seakan menatapku asing. Mereka seolah tak mengenaliku.
Tapi aku harap kamu masih mengingatku dimanapun kamu sekarang.

Raj…
Aditya sudah 19 tahun.
Kamu tahu… dia persis sepertimu.
Seandainya kamu disini, pasti kamu bakal senang lihat dia.
Dan Karan… aku masih bersamanya dan aku ingin selalu bersamanya hingga aku terbaring ditempat yang sama sepertimu saat ini.
Seperti yang sering aku bilang, hatiku masih berdegup setiap kali menatap ke dalam matanya. 20 tahun bersamanya tapi rasa ini masih seperti saat pertama kali aku jatuh cinta padanya.

Sherani membelai nisan itu dan menaburkan bunga sekali lagi. Hari mulai gelap saat dia meninggalkan tempat itu, Sherani menatap ke belakang sekali lagi. Dia melempar sebuah senyuman sebagai pertanda kalau kedatangannya bukan karena cinta tapi hanya karena rasa yang pernah hadir dan tiba-tiba menguap ditelan waktu.

***
Mumbai – India

SMA St. Teresa, Institusi pendidikan pertama di India. Sekolah ini dibangun 100 tahun yang lalu oleh penjajah inggris yang merupakan sekolah bertaraf internasional. Orang-orang top disetiap bidangnya di dunia berasal dari sekolah ini, salah satunya Neha Oberoi… putri satu-satunya Karan oberoi, pemilik perusahaan mobile terbesar di Mumbai, Air Voice.

Siapa yang tidak mengenalinya, gadis tercantik di SMA St. Teresa dengan segala kelebihannya, diusia yang masih 17 tahun dia telah melakukan banyak hal. Aktris muda, model majalah dan iklan, gadis dengan nilai tertinggi dikelas dan dengan semua itu tidak mungkin ada yang tidak menyukainya. Hanya saja keangkuhannya sedikit mengganggu kesempurnaan itu.

Mercedes benz SLK sedang melintasi gerbang SMA St. Teresa, Neha sedang duduk manis di dalam salah satu mobil termahal di dunia itu. Tak lama keluarlah gadis cantik itu yang membuat taj mahal pun harus menundukkan kepala dihadapannya.

Neha… “terdengar suara Meera memanggilnya.
Neha hanya menatap temannya itu sebentar sambil terus berjalan.

Wah… rambut baru nich? Celutuk Meera yang melihat rambut Neha dengan warna baru sementara gadis itu hanya diam.

Neha… ntar pulang sekolah kita ke toko buku yuk… “rengek Meera yang membuat Neha menghentikan jalannya.

Gadis itu membuka kacamata hitamnya dan menatap Meera… kamu tahu pagi ini benar-benar menyebalkan dan kamu… jangan menambah mood aku semakin buruk.

Emangnya kenapa? Aku kan cuma pengen ngajak ke toko buku kenapa bisa bikin mood buruk sich?

OMG… Meera, kamu tahu tadi pagi itu banyak wartawan didepan rumah aku cuma mau buat berita tentang warna baru rambut aku? Ya tuhan… aku rasa mereka benar-benar tidak punya kerjaan lain sekalin ingin tahu kehidupan aku.

Hahaha… “Meera tertawa ngakak.

Ketawa lagi… “Neha tampak marah.

Sorry… kamu aneh ya, ya iyalah mereka pengen tahu secara kamu kan selebriti terkenal, lagi boomingnya lagi. Neha Oberoi… model majalah dan iklan, siapa sich yang ngk kenal? Ya pastinya semua berita tentang kamu jadi bahan menarik buat disimak, tapi ngk tuh buat aku.

Oh… really? I don’t care… “Neha memakai kacamatanya sambil berlalu meninggalkan Meera yang masih ketawa ngk jelas.

Neha… tunggu! ”Meera tampak berusaha mengejarnya yang semakin menjauh.

To be continue…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar