Part 9
***
Aditya melajukan mobilnya menuju bandara, papa dan mama
pulang hari ini. Dia tidak tahu kata apa yang akan disampaikannya nanti tentang
Neha dan pengakuannya.
Neha mana? Kok ngk ikut? “tanya Karan begitu melihat Aditya
datang tanpa Neha.
Dia dirumah, katanya ngk mau ikut? Jawab Aditya sekenanya.
Sherani dan Karan menatap Aditya dengan heran, ada gelagat
aneh dari sikapnya yang tidak biasa.
Semuanya baik-baik aja kan? Tanya Sherani sambil menatap
Aditya.
Ya ma… semuanya baik-baik aja “Aditya memaksakan diri untuk
tersenyum tapi itu tidak membuat Sherani tenang, dia yakin ada sesuatu yang
terjadi.
***
Begitu sampai rumah Sherani langsung ke kamar Neha, selama
dalam perjalanan dari bandara tadi dia tidak bisa tenang, pasti ada sesuatu
yang terjadi sehingga Neha tidak datang untuk menjemput kedatangannya.
Neha… kamu didalam kan? Kok kamu ngk jemput mama sayang?
Kenapa? Kamu sakit ya?
Tidak ada sahutan, Sherani terlihat semakin khawatir.
Neha, buka pintunya donk, mama kangen sama kamu. “tetap
tidak ada sahutan. Sherani terlihat sangat cemas.
Mungkin dia tidur, nanti kita panggil lagi… “Karan membujuk
istrinya.
Aditya hanya diam, dia tidak ingin mengatakan apapun. Dia
tahu Neha tidak tidur, dia hanya tidak ingin bertemu mama, dia tahu betapa Neha
sangat mencintai mama dan bahkan Neha selalu bilang kalau mama adalah perempuan
terbaik dalam hidupnya dan kenyataan ini pasti membuat Neha sangat kaget dan
terpukul, tapi dia tidak punya pilihan lain selain mengatakan sejujurnya agar
Neha berhenti mencintainya.
***
Keesokan harinya, Neha tetap tidak mau keluar… dia
menghidupkan TV dan terlihat berita tentang dirinya, tentang keluarganya,
tentang ibunya yang ternyata punya anak dengan laki-laki lain.
Apa-apaan ini? Bagaimana bisa beritanya secepat ini? Neha
terlihat sangat kaget dengan apa yang dilihatnya.
Neha…kamu ngk sekolah? Keluar sebentar Neha… ini papa”
terdengar suara papa sedang memanggilnya dari luar. Sejak kemarin kamu di
kamar, kamu lagi ada masalah? Cerita donk, siapa tau papa bisa bantu.
Kali ini Neha memutuskan untuk keluar, dia menatap papa, kak
Aditya dan mamanya dengan tatapan marah, matanya masih sembab sepertinya dia
tidak tidur dan menangis sepanjang malam.
Neha… ada apa? Kamu kenapa sayang? Sherani begitu kaget
melihat keadaan Neha yang sangat kusut. Dia mendekatinya dan berusaha
memeluknya tapi Neha dengan cepat menyingkirkan tangan Sherani darinya.
Neha... "Sherani tampak kaget dengan perlakuan Neha
padanya.
Mama pengen tahu aku kenapa? “Neha menatap Sherani dengan
sinis.
Lihat… Neha meraih remote dan menghidupkan TV, Sherani
terlihat sangat kaget dan tidak mengerti dengan apa yang terjadi, begitupun
Karan… bagaimana bisa berita ini bisa sampai ke media.
Neha… “terlihat Sherani meneteskan airmata. Papa dan Aditya
juga terlihat sangat kaget melihat berita itu.
Neha… bagaimana bisa? Karan terlihat tak kalah kaget dengan
apa yang dilihatnya.
Seharusnya aku yang tanya pa... Bagaimana bisa? Kalian lupa
aku siapa? Aku Neha Oberoi… Apapun yang aku lakukan akan menjadi konsumsi publik.
Dan sekarang kalian lihat apa yang sedang orang bicarakan tentangku, tentang
mamaku… perempuan yang selama ini sangat aku banggakan, bahkan aku tidak
mengidolakan selebriti manapun, tapi mama… Tapi lihat, apa yang mama lakuin
sama aku?
Neha... Semua ngk seperti yang mereka bilang sayang...
Lalu, bagaimana caranya aku mengatakan ke mereka kalau yang
mereka katakan itu salah... Bagaimana mama?
Neha… Mama bisa jelaskan semuanya. Dengar dulu ya sayang…
Ngk perlu… Mama yang dengarkan aku.
Mama, aku jatuh cinta… "Neha berusaha menahan
tangisnya. Aku mencintai seseorang ma, pertama kalinya ada laki-laki lain yang
begitu aku cintai selain papa. Untuk pertama kalinya hati aku berdetak untuk
seseorang… tapi tiba-tiba kenyataan begitu jahat padaku, bagaimana bisa kalau
ternyata aku dan dia dilahirkan oleh perempuan yang sama.
Maksud kamu? Karan terlihat sangat bingung dengan pernyataan
anaknya.
Ya papa… Aku mencintai Aditya, aku mencintainya papa.
Apa? Sherani terlihat sangat kaget.
Kenapa… kamu kaget? “terlihat Neha sangat marah sehingga
enggan hanya untuk memanggil Sherani dengan sebutan mama. Aku lebih kaget
dengan semua ini.
Neha… apa-apaan kamu “Karan terlihat marah dengan perkataan
Neha.
Kalian yang apa-apaan, kenapa papa? Kenapa kalian jahat sama
aku… Papa tahu tentang ini tapi masih bertahan hidup bersamanya? Kenapa papa?
Apa tidak ada perempuan lain? Sebegitu mengerikankah cinta sampai papa
dipermainkan oleh perempuan ini?
Neha… dia itu ibumu “Karan membentak Neha, tapi Sherani
hanya diam dia tidak tahu kata apa yang harus dia ucapkan.
Papa… Papa ngk ngerti perasaan aku, papa lihat apa yang
dikatakan orang-orang tentangku, bagaimana teman-temanku disekolah nanti bicara
tentangku… dan mama? Aku bahkan malu memanggilnya mama… oh, aku jadi ragu apa
mungkin aku anak Karan Oberoi atau anaknya dengan laki-laki lain?
Plak… “tiba-tiba Sherani menampar pipi Neha yang membuat
gadis itu memalingkan wajahnya yang sakit, airmatanya jatuh. Bibirnya bergetar
karena berusaha menahan tangis. Dia tersenyum tipis, tamparan Sherani
mengartikan satu hal... Makasih kalau ternyata aku anak papa, tapi hari ini...
Untuk pertama kalinya aku menyesal terlahir dari rahimmu… Sherani “Neha berlalu
menuju kamar dan mengemasi barang-barangnya lalu pergi.
Neha… kamu mau kemana? Aditya tampak berusaha mencegahnya.
Biarkan dia pergi… “ucapan Sherani menghentikan langkahnya.
Tapi ma… “Aditya tidak melanjutkan kata-katanya begitu
melihat mamanya terlihat sangat marah.
***
Apa yang kamu katakan padanya Aditya? “Karan bertanya setelah
semuanya mulai agak tenang.
Dia bilang dia mencintaiku pa… tapi aku sama sekali tidak
punya perasaan seperti itu terhadapnya dan entah kenapa dia bisa punya perasaan
seperti itu terhadapku… “
Lalu?
Aku bilang padanya… aku menyayanginya benar-benar seperti
seorang adik, ngk lebih. Aku memberi tahu dia semuanya pa, karena aku ingin dia
berhenti mencintaiku dan aku ngk ngerti kenapa semua ini bisa sampai ke media…
maafkan aku pa… “Aditya tampak menyesal dengan sikapnya yang gegabah.
Karan menghela nafas panjang, kamu ngk salah… mungkin udah
saatnya Neha tahu. Entah kenapa masalah yang sejak 19 tahun yang lalu di
kuburnya sekarang muncul lagi ke permukaan.
***
Bintang malam masih bertengger diatas langit, bulan sabitpun
seakan tersenyum manis menatap bumi tapi rasanya pemandangan tidak senada
dengan suasana hati insan yang sedang termangu menatapnya.
Sherani sedang berdiri di balkon kamar, ucapan Neha masih
jelas terngiang ditelinganya.
Bagaimana mungkin hal yang telah dia maafkan kini muncul
lagi?
Semuanya akan baik-baik saja Sherani… “tiba-tiba Karan
merangkul bahu Sherani.
Neha… “ucapnya terbata-bata.
Dia ngk akan kemana-mana, aku yakin dia di apartemennya.
Besok aku akan coba bicara…
Kamu tenang ya.
Hari ini aku sungguh marah pada diri sendiri. Kenapa dia
punya perasaan seperti itu Karan dan kenapa harus Aditya… Tidak adakah
laki-laki lain yang dia kenal? Dan benarkan aku seburuk itu?
Karan hanya tersenyum… Sherani, dia hanya sedang marah, dia
tidak sadar dengan apa yang dia katakan.
Lalu bagaimana dengan karirnya? Sekolahnya? Semua orang akan
memandang buruk terhadapnya…
Mereka hanya tidak mengerti Sherani…, aku janji semuanya
akan baik-baik saja, kamu percaya kan?
Sherani berusaha untuk tersenyum…
Maaf… tadi aku memukulnya, aku hanya sedang marah pada diri
sendiri. Aku marah melihat dia terluka, dari dulu aku selalu berusaha
melindunginya dari segala hal yang membuat dia sedih tapi hari ini kenapa
justru aku yang menyakiti hatinya.
Karan hanya tersenyum dan merangkul Sherani… percayalah
sayang, semuanya akan kembali seperti semula.
Karan… apa aku gagal jadi ibu yang baik?
Ngk Sherani… kamu jangan pernah berpikir seperti itu, Neha
akan baik-baik aja, dia hanya kaget.
Apa takdir sedang menghukum Neha karena aku? Ucapan Sherani
membuat Karan tertegun, dia terdiam...
Apa keadaan sedang menyakitinya karena aku menyakiti Raj?
Apa benar Karan?
Tak ada yang bisa dikatakan Karan dengan pertanyaan Sherani,
dia hanya memeluknya erat berusaha meredakan tangisnya. Dalam hatinya juga
terselebung tanya tanpa ada jawab... Benarkah takdir sedang menghukum Sherani
melalui Neha?
To be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar