Kamis, 19 Maret 2015

Cerbung BHN (Part 19)

Part 19



***
Sherani menatap Raj dari balik jendela kaca, bibirnya bergetar… ada tangis yang berusaha dia tahan, Mona menggenggam bahu Sherani seperti memberikan kekuatan padanya. Mona baru datang tadi sore dari Sydney, Sherani menelponnya dan dia langsung kerumah sakit.

Maaf ya… tadi aku ngk bisa jemput kamu di bandara… dan kamu tidak kasih tahu papa dan mama kan? Aku tidak mau mereka kecewa dengan semua ini… entah apa yang harus aku katakan nanti pada mereka tentang Aditya. "Sherani tampak sangat risau.

Sherani… jangan pikirkan itu, semuanya akan baik-baik saja… kamu tenang ya!!! Aku akan bantu menjelaskannya nanti.

Aku benar kan Mona? Apa yang aku pilih benar kan? “Sherani menangis.

Sher… kalau aku jadi kamu, aku juga akan lakuin hal yang sama…

Sherani berbalik… benarkah?

Ya… tentu saja, aku akan memilih suamiku…

Sherani memeluknya sambil terisak, tapi aku menyakiti Raj Mona… dia terluka karena aku.
Sher, terkadang pilihan itu harus mengorbankan salah satu yang lain… hidup itu pilihan Sher, dan kamu sudah memilih yang benar, bagaimanapun juga Karan itu suamimu, pendamping hidup yang tuhan pilihkan untukmu, kamu sudah menghianatinya sekali… jangan mengulang itu lagi, Raj hanya masa lalu. Kamu sudah terlalu banyak memikirkan perasaan orang lain, seandainya dulu aku tahu… aku akan membatalkan perjodohan itu Sher, tapi aku sama sekali tidak tahu kalau kamu mencintai orang lain saat itu.

Ngk Mona, aku tidak menyesali perjodohan itu… aku mencintai Karan, sangat mencintainya bahkan rasa ini jauh lebih dalam daripada perasaanku dengan Raj dulu, hanya saja kenapa Raj tidak melupakanku, kenapa dia menungguku… kenapa Mona? Aku hanya merasa bersalah…
Kamu ngk salah Sher, kamu ngk salah… “Mona berusaha menenangkan Sherani dengan menyeka airmatanya.

***
Semua sedang menunggu dengan cemas diluar ruang operasi, tante Jenny tak henti menangis dipelukan suaminya, bagaimana tidak anak semata wayangnya sedang berjuang di dalam, berjuang untuk tetap hidup... Satu jam, dua jam sampai tiga jam belum ada tanda-tanda operasi selesai, semua begitu panik… hanya Sherani yang kelihatan datar, entah apa yang ada dalam hatinya. Dia begitu kacau... tanpa disadarinya tiba-tiba Karan menggenggam tangannya erat, dia menatap suaminya sambil tersenyum dan akhirnya satu bulir bening keluar juga dari sudut matanya. Sepertinya diapun sedang berjuang menahan rasa yang begitu sesak menghimpit batinnya. Sherani memeluk Karan, dia menangis sementara papa Raj melihat pemandangan itu dengan perasaan tak menentu... ada rasa sakit yang susah untuk dijelaskan kenapa.

Setengah jam kemudian seorang dokter keluar dari ruangan operasi, raut wajahnya tampak begitu sendu…

Bagaimana dokter ”ucap papa dan mama Raj bersamaan…

Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi… sepertinya cancer itu sudah menyerang seluruh saraf, pendarahannya sangat susah dihentikan… dia akan kami pindahkan ke ruang rawat. Kita berdoa saja semoga ada keajaiban yang bisa membuatnya keluar dari masa kritisnya.

Mama Raj tertunduk lemah, wanita paruh baya itu kehilangan tenaganya… dia semakin terisak memecah keheningan RS yang semakin sepi.

***
Raj melihat gadis itu dari kejauhan, gadis yang sempat ada dimimpinya…

Sherani? Gadis itu berhenti dihadapannya sambil tersenyum, jalanan itu seperti saat pertama kali dia melihatnya...

Dia begitu cantik.

I love you Raj… dia mendengar jelas Sherani mengucapkan kata itu tepat ditelinganya, aku janji kita akan sama-sama kan Raj… Sherani mengulurkan jari kelingkingnya dan kemudian memeluk Raj… tiba-tiba ada kabut hitam menghalanginya dari gadis itu… dia begitu jauh, lupakan aku Raj, aku sudah melupakanmu sejak lama… gadis itu berjalan semakin jauh.

Sherani… Sherani, Raj terus memanggilnya tapi gadis itu menghilang dari pandangannya… Raj... Raj, mama Raj duduk disebelahnya, Raj hanya mengigau memanggil Sherani, perlahan matanya terbuka.

Mama? Papa? Kalian disini…

Kenapa kamu seperti ini nak? Raj hanya diam dia melihat keseluruh ruangan, Naina, Mona, Karan dan pandangannya terhenti tepat ketika melihat Sherani, lalu dia tersenyum…

Sherani tidak membalasnya dia hanya menatap Raj dengan wajah yang datar… dia tidak bicara apa-apa hanya menatap gadis itu sangat lama seolah melihat untuk yang terakhir kali.
Tiba-tiba Sherani berpaling dan keluar dari ruangan itu, dia menangis sesugukan… Karan datang menghampirinya.

Karan, kenapa dia begitu mencintaiku? Kenapa Karan? Kenapa dia menyakiti dirinya untukku? Kenapa dia tidak melupakanku? Kenapa semua penderitaannya harus karena aku? “Sherani semakin terisak… Karan hanya diam sambil berusaha menyeka airmata Sherani, dan tak lama dia melihat dokter dan seorang perawat memasuki ruangan Raj, dia kritis… semua orang semakin panik.

Maaf ya... silahkan tunggu diluar ”ujar suster itu dan semua pun duduk diluar ruangan.

Tak ada yang terdengar selain isak tangis tante Jenny.

Tak lama dokter pun keluar.

Mana Sherani? Semua orang bingung, apalagi Sherani…

Saya dok, kenapa?

Pasien terus memanggil nama anda, tolong temui dia sebentar “Sherani bingung dia menatap papa Raj dan mamanya.

mereka tersenyum sambil menganggukan kepala…

Sherani memasuki ruangan itu dengan perasaan tak menentu, dia duduk disebelah Raj… laki-laki itu terus menatapnya dengan tatapan yang sangat sendu.

Sementara Karan hanya berdiri di didepan pintu…

Kenapa kamu tidak memberitahuku? Tanya Sherani memecah keheningan. Tampak sekali kalau dia berusaha menahan tangisnya.

Untuk apa? Pertemuan kita sudah sangat mengganggumu kan, aku tidak ingin semakin mengganggumu dengan hal ini.

Sherani hanya diam sambil tertunduk.

Kamu pasti sembuh Raj, aku akan membantumu, apa yang bisa aku lakukan? Kalau kamu ingin aku akan datang setiap hari, aku mau.”ucap Sherani, dia tidak bisa lagi membendung airmatanya. Nanti kalau kamu sudah sembuh, aku minta kamu mau menerima Naina... meskipun aku baru mengenalnya, aku yakin dia gadis yang baik... dia sangat mencintaimu, dia juga akan jadi ibu yang baik untuk Aditya, buka hati kamu Raj... biarkan aku keluar dan biarkan Naina masuk. Kamu akan bahagia bila memilih dia...

Raj menggeleng, Sherani... cinta itu bukan pilihan tapi keadaan, kita tidak bisa memilih siapa orang yang ingin kita cintai tapi keadaan yang memunculkan perasaan itu.

Sebenarnya aku ingin menceritakan banyak hal, kamu tahu setiap kali menatap Aditya aku selalu melihatmu dalam sorot matanya karena itu aku tidak bisa menggantikanmu dengan siapapun.”Sherani menekurkan wajahnya dan terlihat jelas ada bulir bening yang jatuh dari matanya.

Raj meraih tangan Sherani dan menggenggamnya erat. Boleh aku tanya sesuatu?
 
Kamu sangat mencintai Karan?

Sherani hanya diam sambil memandangi Raj dengan penuh tanya…
 
Katakan sekali lagi Sherani… apa kamu sangat mencintainya?

Lama terdiam, akhirnya Sherani menganggukkan kepalanya… dia menekur menyembunyikan airmatanya…

Raj tersenyum…

Maafkan aku Raj…”ucap Sherani dengan tangis tertahan.

Raj menggeleng, maaf hanya diucapkan untuk sebuah kesalahan Sherani, dan kamu… kamu tidak melakukan kesalahan apapun, aku hanya ingin memberitahumu kalau aku sudah merelakanmu untuk Karan, entah kenapa aku tidak bisa berhenti mencintaimu… tapi ngk usah khawatir Sher, aku akan berhenti menunjukkannya…

Jangan terlalu mencintaiku Raj, apa yang begitu istimewa dariku, aku hanya gadis biasa... sama seperti yang lain.

Raj hanya tersenyum, itu bagi orang lain tapi bagiku kamu teramat istimewa.

Raj lalu mengambil sesuatu dari laci meja, Ini untukmu… “Raj memberikan sebuah surat untuk Sherani, gadis itu menerimanya dengan tatapan heran.

Semua hal yang ingin aku katakan ada di dalamnya, waktuku tidak banyak Sherani… aku cuma ingin bilang. Maafkan aku… please.

Boleh aku minta sesuatu? ucap Sherani yang membuat Raj heran.

Ya...

Maafkan Karan, Raj... mungkin kamu masih marah tentang kejadian 5 tahun yang lalu saat dia memintamu untuk pergi bersama Aditya. Kamu pasti mengerti kenapa dia melakukan itu.
Aku mengerti, mungkin kalau aku diposisinya aku juga akan melakukan hal yang sama.
Tiba-tiba Raj meringis seperti menahan kesakitan yang amat sangat.

Raj… “Sherani memanggilnya dengan rasa takut, bulir bening itu masih terus jatuh dari matanya.
Jangan menangis Sherani, aku baik-baik aja... dan Raj berusaha menggenggam tangan Sherani sambil menatap gadis itu sangat lama, boleh aku memelukmu untuk terakhir kali?

Sherani hanya bisa diam... dia menatap Karan yang sedang berdiri di pintu, laki-laki itu menganggukkan kepalanya pada Sherani.

Raj memeluk Sherani dengan erat, gadis itu menangis terisak... entah kenapa dia merasa begitu takut melihat sikap Raj.

Raj melepaskan pelukannya dan melihat Sherani meneteskan airmata...

Sher... kamu kenapa nangis? “ucapnya sambil menyeka airmata Sherani. Gadis itu hanya diam tanpa berkata apapun. Sherani… ada yang pernah bilang ngk? Kalau kamu sangat jelek ketika sedang menangis…
 
Hmmm… “Sherani mengulum senyum.

Raj kemudian menatap Karan... Karan berjalan kearah mereka.

Dia milikmu… “lalu Raj menyatukan tangan mereka. Jaga Sherani baik-baik ya… “ujar Raj sambil tersenyum bahagia. Karan… untuk terakhir kali, aku mohon maafkan aku... aku akan pergi dengan tenang setelah kamu memaafkanku, untuk semua kesalahan yang aku tahu tidak mungkin termaafkan, tapi aku akan tetap memohon untuk itu…

Raj please jangan bicara tentang saat terakhir… kamu harus bertahan, “ujar Karan panik.

Kalau aku udah ngk ada, tolong jaga Aditya, kamu mau kan?

Raj... kamu akan sembuh...

Raj menggeleng lemah. Berjanjilah Karan… kamu akan menjaga Aditya...

Ya Raj, aku janji… aku akan jaga dia seperti anakku…

Nanti kalau dia sudah dewasa katakan padanya, jangan melakukan kesalahan sepertiku dan jangan memaksakan sesuatu yang bukan milikmu... kamu mau kan Karan?

Ya... “Ujar Karan sambil berusaha menahan tangisnya.

Raj tersenyum lega, dia menatap Sherani sekali lagi… kamu benar, Papamu tidak mungkin memilihkan orang yang salah, kamu benar Sherani... dan satu hal lagi… Dulu kamu bilang aku hanya ingin memilikimu, kamu lupa Sher... Ingin memiliki karena mencintai “Raj menatap Sherani dengan sendu, tiba-tiba genggamannya lepas dari tangan Sherani.

Raj… Raj bangun Raj… “Sherani panik. Dokter… dokter, “teriaknya yang membuat mama papa Raj, Naina dan Mona kaget…

Raj, dia.. dia,,, "Sherani terlihat sangat terisak hingga tak sanggup melanjutkan kata-katanya...

***
Dokter pun keluar dari ruangan…

Maaf buk, pak… kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi…

Tapi apa dok? Desak tante Jenny…

Ternyata tuhan berkehendak lain, anak anda sudah tiada… kami turut berduka cita…

Apa? Wanita baya itu terperangah tak percaya, dirasakannya dunia bergoncang sejenak dan akhirnya diapun tumbang dipelukan suaminya, papa Raj hanya menunduk, anaknya telah tiada… Sementara Sherani, ada guratan luka hati yang tampak begitu jelas dari wajahnya, dia menggigit bibir dan berusaha meredakan segala sesak yang bergemuruh dihatinya. Kristal bening di matanya mengalir deras… Karan memeluknya seakan memberikan kekuatan padanya. Dan akhirnya tangis Sherani pecah, dia menangis sesugukan.

To be continue...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar