***
Sherani menatap Raj dari balik jendela kaca,
bibirnya bergetar… ada tangis yang berusaha dia tahan, Mona menggenggam bahu
Sherani seperti memberikan kekuatan padanya. Mona baru datang tadi sore dari
Sydney, Sherani menelponnya dan dia langsung kerumah sakit.
Maaf ya… tadi aku ngk bisa jemput kamu di bandara…
dan kamu tidak kasih tahu papa dan mama kan? Aku tidak mau mereka kecewa dengan
semua ini… entah apa yang harus aku katakan nanti pada mereka tentang Aditya.
"Sherani tampak sangat risau.
Sherani… jangan pikirkan itu, semuanya akan
baik-baik saja… kamu tenang ya!!! Aku akan bantu menjelaskannya nanti.
Aku benar kan Mona? Apa yang aku pilih benar kan?
“Sherani menangis.
Sher… kalau aku jadi kamu, aku juga akan lakuin hal
yang sama…
Sherani berbalik… benarkah?
Ya… tentu saja, aku akan memilih suamiku…
Sherani memeluknya sambil terisak, tapi aku
menyakiti Raj Mona… dia terluka karena aku.
Sher, terkadang pilihan itu harus mengorbankan salah
satu yang lain… hidup itu pilihan Sher, dan kamu sudah memilih yang benar,
bagaimanapun juga Karan itu suamimu, pendamping hidup yang tuhan pilihkan
untukmu, kamu sudah menghianatinya sekali… jangan mengulang itu lagi, Raj hanya
masa lalu. Kamu sudah terlalu banyak memikirkan perasaan orang lain, seandainya
dulu aku tahu… aku akan membatalkan perjodohan itu Sher, tapi aku sama sekali
tidak tahu kalau kamu mencintai orang lain saat itu.
Ngk Mona, aku tidak menyesali perjodohan itu… aku
mencintai Karan, sangat mencintainya bahkan rasa ini jauh lebih dalam daripada
perasaanku dengan Raj dulu, hanya saja kenapa Raj tidak melupakanku, kenapa dia
menungguku… kenapa Mona? Aku hanya merasa bersalah…
Kamu ngk salah Sher, kamu ngk salah… “Mona berusaha
menenangkan Sherani dengan menyeka airmatanya.
***
Semua sedang menunggu dengan cemas diluar ruang
operasi, tante Jenny tak henti menangis dipelukan suaminya, bagaimana tidak
anak semata wayangnya sedang berjuang di dalam, berjuang untuk tetap hidup...
Satu jam, dua jam sampai tiga jam belum ada tanda-tanda operasi selesai, semua
begitu panik… hanya Sherani yang kelihatan datar, entah apa yang ada dalam
hatinya. Dia begitu kacau... tanpa disadarinya tiba-tiba Karan menggenggam
tangannya erat, dia menatap suaminya sambil tersenyum dan akhirnya satu bulir
bening keluar juga dari sudut matanya. Sepertinya diapun sedang berjuang
menahan rasa yang begitu sesak menghimpit batinnya. Sherani memeluk Karan, dia
menangis sementara papa Raj melihat pemandangan itu dengan perasaan tak
menentu... ada rasa sakit yang susah untuk dijelaskan kenapa.
Setengah jam kemudian seorang dokter keluar dari
ruangan operasi, raut wajahnya tampak begitu sendu…
Bagaimana dokter ”ucap papa dan mama Raj bersamaan…
Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi…
sepertinya cancer itu sudah menyerang seluruh saraf, pendarahannya sangat susah
dihentikan… dia akan kami pindahkan ke ruang rawat. Kita berdoa saja semoga ada
keajaiban yang bisa membuatnya keluar dari masa kritisnya.
Mama Raj tertunduk lemah, wanita paruh baya itu
kehilangan tenaganya… dia semakin terisak memecah keheningan RS yang semakin
sepi.
***
Raj melihat gadis itu dari kejauhan, gadis yang
sempat ada dimimpinya…
Sherani? Gadis itu berhenti dihadapannya sambil
tersenyum, jalanan itu seperti saat pertama kali dia melihatnya...
Dia begitu cantik.
I love you Raj… dia mendengar jelas Sherani
mengucapkan kata itu tepat ditelinganya, aku janji kita akan sama-sama kan Raj…
Sherani mengulurkan jari kelingkingnya dan kemudian memeluk Raj… tiba-tiba ada
kabut hitam menghalanginya dari gadis itu… dia begitu jauh, lupakan aku Raj,
aku sudah melupakanmu sejak lama… gadis itu berjalan semakin jauh.
Sherani… Sherani, Raj terus memanggilnya tapi gadis
itu menghilang dari pandangannya… Raj... Raj, mama Raj duduk disebelahnya, Raj
hanya mengigau memanggil Sherani, perlahan matanya terbuka.
Mama? Papa? Kalian disini…
Kenapa kamu seperti ini nak? Raj hanya diam dia
melihat keseluruh ruangan, Naina, Mona, Karan dan pandangannya terhenti tepat
ketika melihat Sherani, lalu dia tersenyum…
Sherani tidak membalasnya dia hanya menatap Raj
dengan wajah yang datar… dia tidak bicara apa-apa hanya menatap gadis itu
sangat lama seolah melihat untuk yang terakhir kali.
Tiba-tiba Sherani berpaling dan keluar dari ruangan
itu, dia menangis sesugukan… Karan datang menghampirinya.
Karan, kenapa dia begitu mencintaiku? Kenapa Karan?
Kenapa dia menyakiti dirinya untukku? Kenapa dia tidak melupakanku? Kenapa
semua penderitaannya harus karena aku? “Sherani semakin terisak… Karan hanya
diam sambil berusaha menyeka airmata Sherani, dan tak lama dia melihat dokter
dan seorang perawat memasuki ruangan Raj, dia kritis… semua orang semakin
panik.
Maaf ya... silahkan tunggu diluar ”ujar suster itu
dan semua pun duduk diluar ruangan.
Tak ada yang terdengar selain isak tangis tante
Jenny.
Tak lama dokter pun keluar.
Mana Sherani? Semua orang bingung, apalagi Sherani…
Saya dok, kenapa?
Pasien terus memanggil nama anda, tolong temui dia
sebentar “Sherani bingung dia menatap papa Raj dan mamanya.
mereka tersenyum sambil menganggukan kepala…
Sherani memasuki ruangan itu dengan perasaan tak
menentu, dia duduk disebelah Raj… laki-laki itu terus menatapnya dengan tatapan
yang sangat sendu.
Sementara Karan hanya berdiri di didepan pintu…
Kenapa kamu tidak memberitahuku? Tanya Sherani
memecah keheningan. Tampak sekali kalau dia berusaha menahan tangisnya.
Untuk apa? Pertemuan kita sudah sangat mengganggumu
kan, aku tidak ingin semakin mengganggumu dengan hal ini.
Sherani hanya diam sambil tertunduk.
Kamu pasti sembuh Raj, aku akan membantumu, apa yang
bisa aku lakukan? Kalau kamu ingin aku akan datang setiap hari, aku mau.”ucap
Sherani, dia tidak bisa lagi membendung airmatanya. Nanti kalau kamu sudah
sembuh, aku minta kamu mau menerima Naina... meskipun aku baru mengenalnya, aku
yakin dia gadis yang baik... dia sangat mencintaimu, dia juga akan jadi ibu
yang baik untuk Aditya, buka hati kamu Raj... biarkan aku keluar dan biarkan
Naina masuk. Kamu akan bahagia bila memilih dia...
Raj menggeleng, Sherani... cinta itu bukan pilihan
tapi keadaan, kita tidak bisa memilih siapa orang yang ingin kita cintai tapi
keadaan yang memunculkan perasaan itu.
Sebenarnya aku ingin menceritakan banyak hal, kamu
tahu setiap kali menatap Aditya aku selalu melihatmu dalam sorot matanya karena
itu aku tidak bisa menggantikanmu dengan siapapun.”Sherani menekurkan wajahnya
dan terlihat jelas ada bulir bening yang jatuh dari matanya.
Raj meraih tangan Sherani dan menggenggamnya erat.
Boleh aku tanya sesuatu?
Kamu sangat mencintai Karan?
Sherani hanya diam sambil memandangi Raj dengan
penuh tanya…
Katakan sekali lagi Sherani… apa kamu sangat
mencintainya?
Lama terdiam, akhirnya Sherani menganggukkan
kepalanya… dia menekur menyembunyikan airmatanya…
Raj tersenyum…
Maafkan aku Raj…”ucap Sherani dengan tangis
tertahan.
Raj menggeleng, maaf hanya diucapkan untuk sebuah
kesalahan Sherani, dan kamu… kamu tidak melakukan kesalahan apapun, aku hanya
ingin memberitahumu kalau aku sudah merelakanmu untuk Karan, entah kenapa aku
tidak bisa berhenti mencintaimu… tapi ngk usah khawatir Sher, aku akan berhenti
menunjukkannya…
Jangan terlalu mencintaiku Raj, apa yang begitu
istimewa dariku, aku hanya gadis biasa... sama seperti yang lain.
Raj hanya tersenyum, itu bagi orang lain tapi bagiku
kamu teramat istimewa.
Raj lalu mengambil sesuatu dari laci meja, Ini
untukmu… “Raj memberikan sebuah surat untuk Sherani, gadis itu menerimanya
dengan tatapan heran.
Semua hal yang ingin aku katakan ada di dalamnya,
waktuku tidak banyak Sherani… aku cuma ingin bilang. Maafkan aku… please.
Boleh aku minta sesuatu? ucap Sherani yang membuat
Raj heran.
Ya...
Maafkan Karan, Raj... mungkin kamu masih marah
tentang kejadian 5 tahun yang lalu saat dia memintamu untuk pergi bersama
Aditya. Kamu pasti mengerti kenapa dia melakukan itu.
Aku mengerti, mungkin kalau aku diposisinya aku juga
akan melakukan hal yang sama.
Tiba-tiba Raj meringis seperti menahan kesakitan
yang amat sangat.
Raj… “Sherani memanggilnya dengan rasa takut, bulir
bening itu masih terus jatuh dari matanya.
Jangan menangis Sherani, aku baik-baik aja... dan
Raj berusaha menggenggam tangan Sherani sambil menatap gadis itu sangat lama,
boleh aku memelukmu untuk terakhir kali?
Sherani hanya bisa diam... dia menatap Karan yang
sedang berdiri di pintu, laki-laki itu menganggukkan kepalanya pada Sherani.
Raj memeluk Sherani dengan erat, gadis itu menangis
terisak... entah kenapa dia merasa begitu takut melihat sikap Raj.
Raj melepaskan pelukannya dan melihat Sherani
meneteskan airmata...
Sher... kamu kenapa nangis? “ucapnya sambil menyeka
airmata Sherani. Gadis itu hanya diam tanpa berkata apapun. Sherani… ada yang
pernah bilang ngk? Kalau kamu sangat jelek ketika sedang menangis…
Hmmm… “Sherani mengulum senyum.
Raj kemudian menatap Karan... Karan berjalan kearah
mereka.
Dia milikmu… “lalu Raj menyatukan tangan mereka.
Jaga Sherani baik-baik ya… “ujar Raj sambil tersenyum bahagia. Karan… untuk
terakhir kali, aku mohon maafkan aku... aku akan pergi dengan tenang setelah
kamu memaafkanku, untuk semua kesalahan yang aku tahu tidak mungkin termaafkan,
tapi aku akan tetap memohon untuk itu…
Raj please jangan bicara tentang saat terakhir… kamu
harus bertahan, “ujar Karan panik.
Kalau aku udah ngk ada, tolong jaga Aditya, kamu mau
kan?
Raj... kamu akan sembuh...
Raj menggeleng lemah. Berjanjilah Karan… kamu akan
menjaga Aditya...
Ya Raj, aku janji… aku akan jaga dia seperti anakku…
Nanti kalau dia sudah dewasa katakan padanya, jangan
melakukan kesalahan sepertiku dan jangan memaksakan sesuatu yang bukan
milikmu... kamu mau kan Karan?
Ya... “Ujar Karan sambil berusaha menahan tangisnya.
Raj tersenyum lega, dia menatap Sherani sekali lagi…
kamu benar, Papamu tidak mungkin memilihkan orang yang salah, kamu benar
Sherani... dan satu hal lagi… Dulu kamu bilang aku hanya ingin memilikimu, kamu
lupa Sher... Ingin memiliki karena mencintai “Raj menatap Sherani dengan sendu,
tiba-tiba genggamannya lepas dari tangan Sherani.
Raj… Raj bangun Raj… “Sherani panik. Dokter… dokter,
“teriaknya yang membuat mama papa Raj, Naina dan Mona kaget…
Raj, dia.. dia,,, "Sherani terlihat sangat
terisak hingga tak sanggup melanjutkan kata-katanya...
***
Dokter pun keluar dari ruangan…
Maaf buk, pak… kami sudah berusaha semaksimal
mungkin, tapi…
Tapi apa dok? Desak tante Jenny…
Ternyata tuhan berkehendak lain, anak anda sudah
tiada… kami turut berduka cita…
Apa? Wanita baya itu terperangah tak percaya,
dirasakannya dunia bergoncang sejenak dan akhirnya diapun tumbang dipelukan
suaminya, papa Raj hanya menunduk, anaknya telah tiada… Sementara Sherani, ada
guratan luka hati yang tampak begitu jelas dari wajahnya, dia menggigit bibir
dan berusaha meredakan segala sesak yang bergemuruh dihatinya. Kristal bening
di matanya mengalir deras… Karan memeluknya seakan memberikan kekuatan padanya.
Dan akhirnya tangis Sherani pecah, dia menangis sesugukan.
To be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar