Kamis, 19 Maret 2015

Cerbung BHN (Part 18)

Part 18



***
Keesokan harinya Sherani tampak kaget ketika dia bangun dia tidak melihat Karan disampingnya, ada sebuah kertas disana…

"Sherani sayang... Entah kenapa aku merasa kamu membohongi hatimu...
Kalau kamu mencintai Raj… Kembalilah padanya, aku akan bawa surat perceraian kita… Jangan memilih bertahan disisiku kalau itu karena hutang budi. Kamu tidak berhutang apa-apa Sherani, aku melakukan semuanya dengan ikhlas.
Aku pergi... Ngk lama kok, aku hanya perlu meyakinkan hati bahwa sesuatu yang bukan milikku memang tak akan pernah jadi milikku…
Dan sekembali aku nanti, aku akan mengembalikanmu pada cinta sejatimu… Raj."
"Salam sayang... Suamimu… Karan"

Sherani tiba-tiba histeris berlari keluar rumah…

Karaaaaannnn…

Kenapa Non? “Pembantu Sherani yang sedang menyuapi Neha kontan saja kaget…

Karan mana?

Tadi katanya mau pamit keluar kota Non…

Apa? Tanpa pikir panjang lagi Sherani berlari keluar, masuk mobil dan pergi.
Sepanjang jalan dia terus menangis

Karan… aku mencintai kamu... Harus bagaimana lagi aku mengatakannya “isaknya tak henti.
Sherani memasuki rumah Raj, entah dorongan apa yang membuatnya menemui Raj… dia langsung mengetuk pintu dan tampak Raj sedang berdiri disana.

Raj menatapnya lama…

Ada apa Sherani? Kamu kenapa?

Raj… Karan, Karan… “Sherani terisak dan memberikan kertas yang ditinggalkan Karan pada Raj, Sherani semakin sesugukan…

Aku mencintainya Raj, tolong aku... Aku ngk mau kehilangan dia "Sherani terisak dan tiba-tiba dia kehilangan keseimbangan dan pingsan...

Raj tampak begitu panik, dia memanggil-manggil Sherani sambil menepuk pipinya, Raj segera membawanya ke sofa dan menidurkannya.

Tak lama Naina datang…
 
Raj… ada apa ini, kenapa Sherani bisa disini? Kenapa dia?

Dia datang pagi-pagi, Karan pergi… aku harus cari dia, kamu jaga dia ya…

Raj… kamu? Naina tampak bingung dengan apa yang terjadi…

Naina... aku baik-baik aja kok, aku harus bawa Karan kesini… untuk Sherani...

Tapi Raj... belum selesai Naina bicara Raj sudah berlalu dari hadapannya.

***
Raj menyetir mobilnya kearah bandara, dia yakin mungkin Karan disana… penerbangan pagi ini masih satu jam lagi… tanpa ragu Raj berlari menelusuri bandara yang masih sepi, hampir 15 menit dia berputar tapi tidak menemukan Karan... dan tiba-tiba... dia melihat diujung sana seorang laki-laki dengan jaket hitam sedang duduk dikursi tunggu… ya itu Karan… Raj buru-buru menghampirinya...
Entah kenapa Raj langsung menggenggam kerah bajunya dan memukul pipi Karan yang membuat cowok itu jatuh ke lantai.

Kamu gila ya? Apa yang kamu pikirkan… kamu ingin meninggalkan Sherani? Kamu pikir dia bahagia? Ini yang kamu bilang cinta… cinta yang kamu elu-elu padaku dulu yang sekarang kamu pergi meninggalkannya... “Raj berusaha menahan amarahnya, dia mulai tenang sementara Karan hanya diam, dia menyeka darah segar yang keluar dari pinggir bibirnya.

Dia mencintaimu Karan, aku bahkan masih belum percaya dengan kenyataan ini... dia sangat mencintaimu… kamu harus tahu dia telah mengatakan ini padaku sejak 5 tahun yang lalu, dia telah menolak untuk kembali. Rasanya begitu sakit untuk mengatakan ini. Ya, memang dia pernah jadi milikku, tapi itu dulu Karan dan sekarang… dia hanya mencintaimu. Aku rasa aku sudah cukup mengerti dengan semua penjelasan Sherani sewaktu digereja kemarin, aku baik-baik saja Karan...
Aku hanya tidak ingin dia menipu dirinya Raj, aku tidak ingin dia memilih bersamamu hanya karena dia merasa bersalah. Maafkan aku Raj.

Dia tidak menipu siapapun Karan, bahkan dirinya. Dia benar-benar mencintaimu... apa kamu benar-benar mencintai Sherani?

Karan terdiam, aku sangat mencintainya Raj... bahkan aku sampai tidak menemukan kata-kata untuk mengungkapkan betapa aku mencintainya… aku tidak ingin menipunya dengan kenyataan yang dulu aku sembunyikan.

Raj tersenyum, Kembalilah… dia membutuhkanmu, hanya kamu… kamu dengar sendiri kan apa sering dia katakan… dihatinya sekarang hanya ada kamu dan Neha, dan aku… aku sudah tidak ada lagi disana. Kamu tahu Karan, aku tidak pernah melihat dia memandangku seperti dia memandangmu. Pandangan sangat berbeda, Dia sungguh mencintaimu Karan, dia sungguh-sungguh mencintaimu… dan maafkan aku atas apa yang terjadi di masa lalu ”Raj menatap Karan dengan tatapan penuh penyesalan.

Karan menangis, dan memeluk sahabatnya itu…

Kamu tahu, aku kehilangan sahabatku sejak lama, dan hari ini aku merasa dia telah kembali. Kita masih sahabatkan Raj?

Pasti… “ucap Raj sambil menahan tangisnya.

Satu hal Karan…

Ya… “Karan menatap Raj heran

Aku memang egois karena terlalu memaksakan Sherani jadi milikku, memang aku tidak mengalungkan manggal sutera dilehernya dan tidak membariskan sindor di belahan rambutnya tapi satu hal Karan… aku benar-benar mencintainya aku tidak bohong, tapi kali ini aku tidak akan memaksakan diri untuk memilikinya, dia milikmu… aku mencintainya bukan berarti aku harus memilikinya kan? Sekarang aku mengerti bagaimana rasanya jika orang yang kita cintai dihatinya ada orang lain… aku mengerti Karan!!! Maafkan aku telah membuatmu merasakannya… ternyata begitu sakit.

Jangan berkata begitu kawan... “Karan merangkul sahabatnya itu.
Kita akan lupakan semuanya, Sherani untukmu... dan aku akan baik-baik saja Karan. “ujar Raj sambil berusaha menahan tangisnya.

***
Karan… Karan, “Sherani terus mengigau nama Karan dalam tidurnya.
Dan tak lama Raj dan Karan datang, Karan menatap Sherani yang sedang memanggil namanya, dia berdiri disamping sofa, dia membelai pipinya lembut.
 
Sherani… “panggilnya tepat ditelinga gadis itu.

Perlahan Sherani membuka matanya, dan melihat Karan dihadapannya… dia tersenyum dan langsung memeluk cowok itu, Karan… kenapa kamu pergi? Kenapa?
 
Maafkan aku sayang, aku hanya ingin melihat betapa kau mencintaiku… “ujar Karan sambil membelai wajah Sherani yang basah.

Aku mencintaimu, jangan tinggalkan aku, aku tidak bisa hidup tanpa kamu, kamu janji kan ngk akan pergi lagi? Sherani seperti memohon.

Ya.... aku janji dan bahkan kalaupun kamu suruh aku pergi, aku akan tetap disisimu…
Sherani tersenyum mendengar penuturan Karan dan memeluknya… ” Raj memalingkan wajahnya dari mereka, ada luka yang berusaha dia sembunyikan.

Untuk kesekian kalinya Karan mendengar kata itu dari mulut Sherani, “aku mencintaimu Karan” dia sangat bahagia, gadis yang selama ini dia pertahankan dengan segala cara untuk selalu berada disisinya dan sekarang gadis itu ingin selalu berada disisinya tanpa diminta sekalipun dan bahkan gadis itu kini sedang memeluknya erat sepertinya dia ingin mempertahankan Karan dengan segala cara untuk tetap berada disisinya.

Karan pun memeluk Sherani semakin erat, dia hanya kehilangan gadis itu beberapa jam tapi sungguh menyakitkan. Kali Karan benar-benar yakin, Sherani tidak sedang berbohong.

***
Raj mendadak kritis, dia segera dilarikan kerumah sakit. Naina tampak begitu panik menunggu diluar UGD, tak lama dokter yang menanganinya keluar.
Bagaimana dok ”tanya Naina khawatir.

Tidak ada pilihan, apapun resikonya kita harus operasi malam ini, pembuluh darah otaknya pecah, ini sepertinya ada tekanan stress yang begitu kuat, tolong telpon orang tuanya segera, saya akan siapan semuanya.

Iya dokter saya udah telpon orang tuanya... malam ini mungkin mereka sampai.

Iya... saya pergi dulu.

Iya dok…

Naina melihat Raj dari balik jendela kaca kamar. Dia tertidur, begitu banyak slang yang menempel pada tubuhnya, dia pun tak mengerti itu apa… tangisnya pecah, Naina pun terisak disela sepinya senja itu.

Naina… “sayup terdengar suara begitu berat memanggilnya, dia pun perlahan membuka mata… dan…

Om? Ternyata papa dan mama Raj sudah sampai… dia tak menyadari apapun karena tertidur di ruang tunggu rumah sakit.

Raj kenapa Naina ”mama Raj mulai terisak, tampak ada guratan sedih mendalam diwajah wanita paruh baya itu.

Encephalon cancer… dan dokter bilang dia harus di operasi malam ini.

Kenapa kamu ngk pernah bilang, tiap tante tanya dia bilang baik-baik saja.

Aku juga baru tahu tante… “Naina mulai menangis dan memeluk tante Jenny.

Papa Raj hanya diam, mungkin tak ada kata yang bisa diucapkannya... apa semua ini kesalahannya, apa dia lalai menjaga anak laki-lakinya.

Aditya mana? Tiba-tiba papa Raj bertanya tentang cucunya itu.

Dia dirumah om. Om mau ketemu dia?

Ya... “segera papa Raj berjalan keluar.

Om tunggu… “Naina mengejarnya keluar rumah sakit.

Ada apa Naina?

Aku ingin mengatakan sesuatu om.
Apa itu?

Raj… dia bertemu Sherani om dan Karan juga.

Apa?

Iya om… mungkin Raj terpukul karena Sherani menolak kembali padanya.
Papa Raj terduduk dikursi taman RS, dia begitu tak habis pikir kenapa putranya begitu mencintai perempuan itu.

Sherani… dia alasan kenapa Raj tidak pernah mencintaiku om, dia tidak pernah bisa menerimaku, dia menunggunya bahkan sampai bertahun-tahun, Raj selalu menunggunya… dia kritis saat Sherani bilang dia mencintai Karan.

Papa Raj hanya diam mendengar semua penuturan Naina.
Maafkan Raj Naina… dia menyakitimu kan? Dia tidak bisa menerimamu, dia terlalu mencintai gadis itu. Om juga tidak mengerti entah hal apa yang begitu istimewa pada perempuan itu.

Ngk kok om… justru aku merasa, kesakitan Raj tidak sebanding dengan apa yang aku rasa, dia menunggu selama lima tahun berharap Sherani kembali, dia selalu bilang dia sudah melupakan masa lalunya… tapi aku tahu dia bohong om, dia tidak pernah melupakan Sherani.
Om pergi dulu, “papa Raj beranjak pergi sambil menyeka matanya.

***
Entah angin apa yang membawa papa Raj mengarahkan mobilnya kerumah Karan. Dia memencet bel dan Karan keluar dengan tersenyum kaget.

Om… tumben kesini, mari masuk om… “Papa Raj hanya diam, dia menatap kedalam rumah, dia melihat Sherani sedang berdiri didepan pintu... dia menatap Sherani tajam, tanpa mengatakan apa-apa.

Om ingin mengatakan sesuatu… bisa? Kita bicara diluar.

Bisa om...

Mereka duduk diluar, sementara Sherani menatap mereka dari balik jendela rumah.
Kamu tahu siapa istri kamu? Papa Raj membuka obrolan diantara mereka.

Maksud om?

Dia kekasih Raj. Karan terdiam.

Aku tahu om… aku tahu semuanya, kenapa kita bahas ini lagi sich om?
Raj sudah menerima semuanya kok… bahkan dia yang memintaku untuk menjaga Sherani, dia sudah merelakan semuanya.

Kamu benar-benar menyakitinya Karan, kamu sahabatnya… tapi…

Om tidak mengerti posisi saya, seandainya saya bisa memutar waktu dan seandainya saya tahu sejak awal kalau Sherani mencintai orang lain, saya akan membatalkan lamaran saya om… tapi apa? Tidak ada yang memberitahu saya... saya mencintainya, apa itu salah? Saya tahu semuanya setelah kita menikah… om ngk bisa bayangkan kan bagaimana rasanya jika istri om mengandung anak orang lain? Apa om pernah memikirkan perasaan saya? Saya berusaha mengerti waktu itu... saya tidak pernah menyuruh Sherani menggugurkannya dan sekarang om bilang saya menyakiti Raj... atas dasar apa saya menyakitinya? Saya tidak pernah menahan Sherani disini, kalau dia ingin kembali saya akan izinkan, tapi dia menolak… Sherani mencintai saya, Raj memang kekasihnya om tapi saya suaminya.
Karan…
Maaf om, om salah kalau mengatakan saya menyakiti Raj.

Aku mencintai Raj om… “tiba-tiba Sherani muncul diantara mereka.

Karan terperanjat begitu juga dengan papa Raj… Karan menatap Sherani heran meminta penjelasan lebih lanjut dari kalimatnya barusan.

Tapi itu dulu… sekarang aku katakan untuk yang kesekian kali, kalau aku sudah melupakan Raj om, aku mencintai suamiku, aku mencintai Karan… “Karan menatap Sherani sambil tersenyum, dia benar-benar yakin kalau Sherani adalah jodohnya, teman hidupnya.

Tapi sekarang Raj sangat membutuhkan kamu Sherani.

Aku ngk bisa om… tolong jangan memaksaku…

Untuk terakhir kali Sherani, om janji… setelah ini mungkin Raj akan pergi jauh dari kehidupan kamu.

Sherani terperangah, maksud om?

Raj sakit Sherani, Encephalon cancer… malam ini dia dioperasi, om tidak tahu apa masih ada kemungkinan dia untuk sembuh.

Apa? Sherani kaget bukan main begitupun Karan.

Ya... om mohon Sherani temui dia sekali ini saja.


To be continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar