Part 8
***
Neha kaget begitu mendengar pintu pagar terbuka, dia segera
berlari kearah jendela.
Dia bisa melihat dari atas Aditya sudah pulang, jarum jam
telah menunjukkan pukul 00.00. Dia tidak tidur hanya untuk menunggu Aditya
pulang, dia hanya tersenyum menatapnya dari jauh.
***
Neha masih menatap dirinya dicermin, entah kenapa gemuruh
didadanya tak juga reda. Dia telah jatuh cinta, entah orang itu tepat atau
tidak yang jelas dia ingin mengatakannya dan saat ini adalah waktu yang tepat.
Dia tidak tahu kata apa yang akan disampaikannya nanti pada papa mama, dia
sudah tidak peduli… yang dia tahu sekarang, dia akan bilang pada Aditya kalau
dia mencintainya.
Wah… rapi banget, mau kemana? Tiba-tiba kak Adi nongol
dibalik pintu kamar Neha.
Eh… “gadis itu terkaget, aku mau pergi… aku mau bilang sama
dia tentang…
Hmmm, good luck ya… “ucap Adi sepertinya paham dengan maksud
perkataan Neha.
Neha hanya tersenyum sambil menatap Aditya, betapa dia ingin
mengatakannya sekarang tapi… bukan disini, dia punya tempat yang lebih tepat
untuk mengatakan isi hatinya.
***
Aditya menatap layar ponselnya… “Neha? Kenapa dia nelpon?
Kan baru aja pergi… “tanpa pikir lagi Aditya langsung mengangkatnya.
Ya Neha…
Aku mau ketemu kakak sekarang, aku tunggu di taman deket sekolahku,
cepet ya… “telpon mati, Aditya menyerngitkan keningnya,
kenapa Neha malah menelponnya, ada apa? Apa dia masih gugup
dan membatalkan niatnya? Entahlah… “Aditya segera keluar rumah dan menemui Neha
seperti yang diinginkan gadis itu.
***
Neha menyalakan lilin yang terakhir, taman itu menjadi
tempat yang sangat indah dipenuhi nyala lilin putih setiap kuncup bunga yang
hampir mekar. Aneh memang, mungkin ini pertama kali seorang gadis menunggu
seorang cowok untuk mengatakan perasaannya, tapi apapun itu sepertinya Neha
tidak peduli tapi tetap saja, dia terlihat sangat gugup, sebentar lagi kak Adi
datang… berkali-kali diremas jemarinya untuk menghilangkan rasa gugupnya tapi
gagal. Ini pertama kalinya dia punya perasaan yang lebih dan orang itu Aditya.
Neha sepertinya sangat tidak sabar dan tiba-tiba dia melihat
seseorang mendekatinya.. ya itu kak Adi ngk salah lagi.
Neha… Wah... ”Aditya tampak kagum melihat tempat itu, dia
menatap sekelilingnya sambil berdecak kagum. Mana dia? Katanya kamu mau bilang
cinta sama orang yang kamu suka, kok malah manggil kakak kesini? Masih gugup
ya?
Neha terlihat sangat gugup.
Kenapa? Aditya mendekatinya… atau dia ngk datang?
Dia udah datang kok dan udah ada didepan aku sekarang… “ujar
Neha, dia menekurkan wajahnya seolah tak ingin melihat Aditya.
Maksud kamu? Aditya tampak heran.
Kak Aditya… Kamu orangnya, aku mencintai kamu… Aku juga ngk
tahu kenapa tapi ini pertama kalinya dan rasanya begitu gugup hanya untuk
mengatakan ini tapi aku benar-benar jatuh cinta padamu, Aditya… aku
mencintaimu, apa kamu juga mencintaiku? Pernyataan Neha bagaikan petir di siang
bolong bagi Aditya, bagaimana mungkin Neha bisa jatuh cinta padanya.
Neha… kamu sedang becanda kan? Atau lagi latihan buat
ngungkapin perasaan kamu?
Neha menggeleng dengan mantap… ngk, aku sama sekali tidak
bercanda… aku mencintaimu dan ini untuk pertama kalinya aku merasakannya.
Neha… kamu gila ya? Aku kakakmu, bagaimana bisa kamu punya
perasaan seperti itu?
Iya tapi kita bukan saudara kandung kan? Kamu hanya anak teman
papa kan? Kamu anak angkat papa kan? Lalu apa salahnya?
Neha… bagaimana bisa kamu punya perasaan seperti itu? Ya
Neha… kakak sayang sama kamu tapi bukan perasaan yang seperti ini, maaf aku
sama sekali ngk punya perasaan itu terhadapmu, sama sekali.
Wajah Neha berubah muram.
Kenapa?
Ya… karena kamu adikku.
Karena Sheena… kamu mencintai dia… “
Bukan kerana itu Neha, karena… “Aditya tampak menjadi serba
salah untuk menjelaskan. Neha… aku kakakmu, kamu ngk boleh mencintai aku.
Kenapa? Kenapa ngk boleh, kita bukan saudara kandung… kasih
aku alasan yang jelas Aditya “kali ini Neha terlihat begitu sedih, ada bulir
bening turun dari sudut matanya.
Lama Aditya terdiam, perlahan dia mendekati Neha mencoba
memeluknya… kamu adikku, tolong jangan punya perasaan seperti itu Neha.
Kenapa? “kali ini Neha menangis terisak, dia mendorong
Aditya dari hadapannya.
Aku tidak bisa mengatakannya… “Aditya beranjak pergi tapi
tiba-tiba Neha menghalanginya.
Kenapa? Ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi?
Kita tunggu papa mama pulang ya… nanti aku akan jelaskan
semuanya.
Kenapa harus nanti, aku mau tahu sekarang… ada apa? Apa yang
tidak aku ketahui? Katakan, katakan sekarang… “Neha tampak setengah berteriak.
Dengan ragu Adi mendekatinya lagi, memegang kedua pipinya dan
berkata… Neha, kita memang bukan saudara kandung, tapi…
Tapi apa?
Aditya tampak menghela nafas panjang… matanya mulai
berkaca-kaca, kita… dilahirkan oleh perempuan yang sama hanya saja, ayahku
bukan Karan Oberoi tapi ibuku dan ibumu adalah orang yang sama… Sherani!
Neha terperangah, dia merasa tanah yang dipijaknya bergetar
sejenak... dia tidak bisa menyembunyikan kekagetannya, tetes bening itu
berkali-kali turun dari matanya. Tak ada kata yang bisa dia katakan… dia
kehilangan keseimbangan dan terduduk di tanah.
Neha… “kita pulang ya, sudah malam.
Neha hanya diam, bibirnya bergetar menahan tangis… sementara
gerimis mulai turun mematikan satu persatu nyala lilin.
Neha… “Panggil Aditya sekali lagi.
Pergi… tinggalkan aku sendiri. Akhirnya tangis Neha pecah,
dia terisak… hatinya tergores berkali-kali, ada luka yang begitu dalam… dia
jatuh cinta dan patah hati disaat yang bersamaan, cintanya yang ternyata jatuh
pada orang yang salah, orang yang dicintai tidak punya perasaan yang sama dan
lebih sakit adalah rasa kecewanya yang begitu mendalam pada seseorang yang
begitu disayangnya, mama. Bagaimana bisa kalau ternyata ada sebuah rahasia
besar yang tidak pernah dia tahu. Aditya benar-benar kakaknya... Bagaimana
bisa?
Aditya hanya melihat dari jauh adiknya itu, hatinya ikut
teriris…
Kenapa harus kakak Neha, kakak sama sekali tidak pernah
punya perasaan seperti itu terhadapmu… “batinnya seakan menjerit.
Sementara itu Neha masih duduk dibawah hujan deras malam
itu, wajahnya basah… entah itu airmata ataukah hujan, semuanya terasa campur
aduk. Gadis itu semakin terisak, dia tidak bisa menahan betapa hatinya sakit,
suara hujan yang deras seakan menelan suara tangisnya yang semakin kencang.
***
Neha… keluar donk “Aditya berkali-kali memanggilnya tapi
sama sekali tidak ada sahutan dari dalam. Sepertinya Neha masih marah.
Kamu ngk ikut, mama papa hari ini pulang lho… kakak mau ke
bandara nich “Aditya tahu kalau ucapan apapun yang dia katakan sekarang sama
sekali tidak akan membuat Neha keluar dari kamarnya.
Ya udah… kakak pergi dulu ya, kamu jangan lupa sarapan ya…!
Neha… kakak minta maaf ya, kakak tahu kamu kaget dan ngk
bisa nerima semua ini. Tapi suatu saat kamu pasti ngerti…
Tak lama pintu kamar Neha terbuka, Aditya berbalik,
ditatapnya Neha… ada guratan kesedihan yang mendalam di wajahnya yang sendu.
Apa? Kamu minta aku buat ngerti? Aku harus ngerti semua hal
yang bahkan selama ini disembunyiin dari aku dan sekarang kamu minta aku untuk
ngerti? Siapa kamu? Bagaimana bisa kamu datang dalam kehidupan aku? Apa yang
kamu bilang? Kita dilahirkan oleh perempuan yang sama? Ha… “Neha tersenyum
sinis, bagaimana bisa? Ya tuhan… aku benar-benar tidak mengerti apa yang
sebenarnya terjadi.
Neha… “Aditya mendekati Neha dan berusaha memeluknya.
Pergi, jangan dekati aku. Aku benci kamu, aku benci mama dan
aku benci semuanya. Siapa ayah kamu? Dia pasti selingkuhannya mama ya? Apa
tidak ada perempuan lain selain mamaku?
Neha… “Aditya berteriak membuat Neha terdiam.
Kamu pikir aku ngk terpukul dengan semua ini? Kamu pikir aku
baik-baik saja dengan kenyataan kalau ternyata kehadiranku tidak diinginkan?
Neha terdiam, dia menatap Aditya nanar…
Aditya berusaha meredam kemarahannya, bulir bening itu turun
dari matanya berkali-kali. Kamu beruntung Neha, kehadiranmu diinginkan… kamu
dinantikan, tapi aku? Tapi aku berusaha untuk mengerti Neha, aku tidak ingin
menyalahkan siapapun.
Tapi aku tidak mau mengerti apapun, kamu tahu seandainya hal
ini terdengar oleh orang luar apa yang akan mereka katakan tentangku? Tentang
keluargaku?
Aditya terdiam, dia tidak tahu kata-kata apa yang harus dia
katakan agar Neha mengerti…
Neha… “bruk, Neha membanting pintu begitu Aditya ingin
mendekatinya, pergi… aku tidak mau mendengar apapun. Dibalik pintu Neha
terisak, dia tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Hening… Aditya telah pergi, dia mendengar langkah kaki yang
mulai menjauhi kamarnya. Dia terisak lagi, dia ngk mau ketemu mama… dia benci,
bagaimana bisa dia mengerti akan hal yang bahkan tak pernah dia tahu. Semuanya
berubah dalam sekejap dan itu karena rasa yang tiba-tiba hadir dihatinya…
cinta!
To be continue...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar