Kamis, 19 Maret 2015

Cerbung BHN (Part 20) - Ending

Part 20 - Ending


***
Senja itu begitu mendung, langit sore yang biasanya jingga saat ini berubah menjadi hitam pekat yang kapan saja siap memuntahkan hujan... Raj telah pergi untuk selamanya... Sherani masih duduk bersimpuh disamping makamnya, dia masih menangis... Rasanya begitu berkecamuk, sakit ini tidak bisa dia jelaskan... Dia hanya bisa diam sambil beberapa kali menyeka airmatanya.

Raj, terima kasih untuk cinta yang begitu dalam untukku... Maaf, karena aku tidak bisa mencintaimu dengan cara yang sama, tapi... Hari ini untuk pertama kalinya aku tidak menyesali apapun yang terjadi dimasa lalu "Bisiknya disela tangis.

Tiba-tiba Naina memegang bahu Sherani, gadis itu menoleh...

Ini... Raj yang memintamu menjaga Aditya kan? Papa dan mama Raj juga udah setuju Aditya bersamamu "Naina membawa Aditya dan memberikannya pada Sherani.

Ya... Kamu mau kemana? Tanya Sherani.

Aku ngk tahu, yang jelas aku ngk punya alasan untuk tetap disini. Aku pergi ya Sher...

Naina kemudian berlalu dari hadapan mereka...

Tante... tante Naina mau kemana? “Adi bertanya melihat Naina yang mulai melangkah jauh.
Tante Naina mau pergi sebentar sayang, nanti balik lagi kok...

Papa?

Pertanyaan yang satu ini membuat Sherani terdiam, airmatanya jatuh lagi... dia menggendong Aditya dan memeluknya erat, dia tidak berkata apapun.

Tante... Papa mana? Adi bertanya lagi.

Adi... Papa pergi sebentar ya sayang, nanti balik lagi kok... Adi sama tante dulu ya “Sherani berusaha membujuk Aditya.

Kapan papa balik lagi? “Anak itu masih bertanya dengan polosnya.

Mungkin agak lama sayang, kamu jangan takut ya... kan ada tante, tante bakal selalu nemenin Adi... ya...

Ngk mau... Nanti siapa donk yg bakal nganterin Adi ke sekolah? Jemput? Nemenin tidur?

Air mata Sherani kembali menetes... Adi... denger ya, mulai sekarang tante yang akan nganter Adi ke sekolah, jemput juga dan nemenin Adi tidur juga... Tante bakal nemenin Adi kemanapun, yaa... “bujuk Sherani sambil terus berusaha menahan tangisnya.

Anak itu menatap Sherani lama, lalu memeluknya... Bener tante?

Janji yaa? Setiap hari kan?

Iya sayang... Setiap hari, "Sherani sangat berusaha agar airmatanya tidak jatuh.

Tante... Boleh ngk Adi panggil ibu? Pertanyaan Adi membuat Sherani terperangah...

Boleh... Boleh banget "Sherani terisak, dia memeluk anaknya semakin erat.

Adi... Tante itu...

Tiba-tiba Karan memegang bahu Sherani... Jangan sekarang, jangan katakan sekarang... Dia tidak akan mengerti. Kita butuh waktu Sherani, kita akan jelaskan nanti...
Sherani hanya diam terpaku, betapa dia ingin mengatakan pada Aditya kalau dia adalah ibu kandungnya. Mereka melangkah meninggalkan tempat itu, perlahan gerimis mulai turun... Membiaskan luka di tanah pusara yang masih merah.

***
Sherani membuka surat yang pernah diberikan Raj padanya...

"Sherani…
Aku beranikan menulis surat ini karena aku tahu waktuku tak banyak. Kamu tahu betapa terpukulnya aku dengan semua pernyataanmu sewaktu digereja kemaren. kamu tahu, lima tahun aku tidak bisa menggantikanmu dengan siapapun…

Aku selalu berharap bisa ketemu kamu lagi untuk mengatakan betapa aku sangat mencintaimu, aku juga ngk tau Sher, kenapa aku mencintaimu begitu banyak, begitu dalam aku sudah berusaha menepismu, melupakanmu tapi Sherani… aku gagal.

Sejak kapan kamu berhenti mencintaiku?… kapanpun itu, maafkan aku… kesalahanku yang membuat hatimu kosong, tidak ada aku lagi disana.

Berkali-kali aku mengetuk pintu hatimu, tapi tidak ada suara… mungkin dia lupa padaku.
Maafkan aku… bukan kamu saja yang hidup dalam penyesalan, aku juga… aku menyesali semua yang terjadi dan sampai sekarang aku bahkan tidak bisa memaafkan diriku, aku selalu berharap aku bisa memutar waktu dan memperbaiki semuanya, tapi Sher... aku ngk bisa, aku menodai cinta kita. Sekali lagi maafkan aku…

Kamu benar… cinta bukan tentang siapa yang pertama dan yang kedua, tapi tentang siapa yang terakhir, tentang siapa yang akan bersama kita seumur hidup. Dan kamu telah memilih orang yang tepat… aku ikhlas Sher,,, sungguh aku bahagia melihat kamu bahagia.
Sherani, seribu kata maaf pun tak akan cukup mewakili kesalahanku pada Karan, suamimu. Tapi setidaknya aku tahu kalau dia telah memaafkanku dan sungguh kamu mencintai orang yang tepat…!
Terima kasih Sherani, pernah singgah di hidupku, pernah melukiskan kenangan terindah, aku bahagia bisa mengenal dan mencintaimu, dan aku tidak pernah menyesal untuk itu...
Kamu membuatku menyadari satu hal... Terkadang ada seseorang yang tercipta hanya untuk berada dalam hati kita dan bukan didalam hidup kita.

Kamu bukan penghianat Sherani... kamu hanya sedang berjalan ditujuanmu, dan mungkin Karanlah orang yang ada ujung tujuanmu, aku hanya seseorang yang berdiri dipersimpangan yang sempat membuatmu ragu, teruslah berjalan jangan pernah berbalik... lupakan semuanya dan maafkan apapun yang terjadi.

Selamat jalan yang tersayang… aku pasti akan merindukanmu.
Aku akan selalu mendoakanmu agar kamu selalu bahagia dalam hidup.
Ketahuilah Sherani… disaat kamu tersenyum ada seseorang yang entah di dunia mana akan ikut tersenyum melihatmu… jangan pernah teteskan airmatamu Sher, karena kebahagiaan ada bersamamu dan seperti yang aku pernah bilang... kamu sangat jelek ketika menangis.
Dan satu lagi Sher, jagalah Aditya… tidak ada tempat lain yang terbaik untuk Aditya selain bersamamu. Aku sangat bahagia kamu telah bisa menerima dan menyayanginya. Aku yakin suatu saat dia akan memanggilmu “ibu”… tapi jangan mendesaknya, dia masih terlalu kecil untuk mengerti, jelaskan nanti tapi jangan sekarang… aku yakin suatu saat nanti dia akan mengerti.
Aku sudah melupakan cinta kita dan sekarang kamu mau kan jadi sahabatku??? Seperti yang kamu mau... Dan aku yakin sekarang kamu pasti sedang mengangguk.

Detik ini aku telah berhenti mencintaimu...

"Selamat tinggal"
"Raj"

Sherani menutup surat yang baru dibacanya, airmatanya jatuh…

"ya Raj… kamu sahabat terbaikku... “gumamnya pelan. Diluar sana gerimis masih turun seperti ikut berduka dengan kepergian Raj.

12 TAHUN KEMUDIAN

Dibawah langit yang sama, awan hitam seakan masih betah menampakkan dirinya... Senja ini, Aditya menatap nisan yang kini dihadapannya...

Raj... Papanya yang tidak pernah lagi dilihatnya selama 12 tahun.
Cowok itu telah dewasa, ada satu kenyataan yang menghempaskannya pada rasa yang sulit untuk diartikan... Karan, seseorang yang selama 12 tahun ini dia panggil ayah, memberikan kenyataan yang sangat sulit...
Masih terngiang jelas ditelinganya perkataan Karan 2 hari yang lalu...
"Sherani itu ibu kandungmu Adi... dia yang melahirkanmu... Papamu menitipkanmu padanya bukan tanpa alasan, yaa.... Karena dia ibumu"
Bagaimana mungkin kenyataan bisa sejahat ini, seseorang yang disayanginya, yang dianggapnya seperti seorang ibu ternyata benar-benar ibu kandungnya? Kenapa harus butuh waktu yang begitu lama untuk tahu semua ini? Dan papanya... Ini alasan kenapa dia tidak pernah datang lagi... Karena dia sedang terbaring di bawah tanah merah ini? Kenapa semua orang menyembunyikan hal sebesar ini darinya?

Papaaaaaa..... "Aditya menangis di nisan Raj, kali ini dia benar-benar tidak bisa menahan hatinya untuk tidak menangis. Dia membiarkan hujan membasahi tubuhnya...
Papa... Kenapa semua begitu rumit untuk aku mengerti? Kenapa semua begitu sulit untuk aku pahami? Bagaimana mungkin cinta bisa sesakit ini?

***
Adi membuka pintu yang membuat Sherani kaget dengan kedatangannya...

Aditya... Kamu dari mana?

Adi hanya diam, dia memandang perempuan dihadapannya dengan tatapan sendu seperti ingin menangis sekali lagi...

Adi mendekatinya...

Dan tiba-tiba Adi membungkukkan badannya menyentuh kaki Sherani...

Aditya... Kamu lagi ngapain?

Seandainya dewi durga itu berwujud manusia dia pasti sepertimu... Ibu... "Ucap Aditya, ada tetes bening turun dari matanya.
Sherani tampak kaget...

Bertahun-tahun aku bertanya siapa ibuku, siapa orang yang melahirkanku, tapi ternyata dia orang yang bersamaku dan menjagaku selama 12 tahun...

Ibu... " Adi memeluk Sherani, dia menangis sesugukan...
Sherani masih terpana kaget...

Ibu... Aku tidak akan bertanya bagaimana aku ada, aku akan berusaha mengerti karena aku tahu tidak semua hal bisa diuraikan dengan kata-kata.

Tapi Aditya... percayalah, kamu ada karena cinta bukan karena kesalahan “akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut Sherani untuk pertama kalinya.

Adi memeluknya sekali lagi... dia tersenyum.

Kak... eh, ngapain nich, mama... kak, kalian nangis? Ada apa sich? Tiba-tiba Neha datang diantara mereka.

Buru-buru Adi menyeka airmatanya... Ngk kok, siapa yang nangis?

Ih pake bohong lagi... udah akh, yuk buruan anterin aku, udah telat nich,”Neha segera keluar tanpa mau bertanya lagi, dia hanya memikirkan soal jadwal lesnya yang sudah hampir telat.
Sherani menatap Aditya dari jauh, dia masih heran kenapa Aditya...

Aku yang memberitahunya... “tiba-tiba Karan datang menjawab keheranan Sherani. Dia sudah saatnya tahu kan? Kita ngk perlu menyembunyikan apapun... dan lihat Aditya baik-baik saja kan? Dia persis seperti Raj...

Ya… dia memang seperti Raj… terima kasih kamu mau menerimanya “Sherani tersenyum menatap Karan…

Bukankah aku sudah menerimanya sejak dia belum lahir, ya kan“

Sherani tersenyum sambil mengangguk… Karan memeluk istrinya dengan hangat.
Aduh Sher… “tiba-tiba Karan menepuk jidatnya...
 
Ada apa?

Aku lupa mengatakan sesuatu hari ini...

Apa?

I love you… “ujar Karan, Sherani hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala…

Kenapa diam? Jawab downk… Lama Sherani diam menatap suaminya dengan tatapan sendu...

I love you too... “ujarnya sambil memeluk Karan, aku sangat mencintaimu Karan… sangat mencintaimu…

Mereka tersenyum bahagia... Terlihat awan gelap di atas sana mulai menepi, menyiratkan jingga yang mulai merona, semua telah terjawabkan... Berusaha untuk ikhlas, memaafkan dan melupakan akan membuat semuanya semakin mudah.

"Tidak ada yang salah dalam cinta, setiap orang yang hadir dalam hidupmu pasti dengan sebuah alasan… entah itu sekejap atau selamanya tapi tetap dia membawa cerita tersendiri, jangan pernah memaksakan sesuatu yang bukan milikmu, karena pada akhirnya dia tetap akan pergi… ikhlaskanlah dan percaya bahwa akan ada seseorang diluar sana yang akan membuka tangannya lebar-lebar untuk memelukmu…dan akan tetap tinggal disisimu… selamanya!"

"Saat seseorang telah melihatmu dalam kondisi terburukmu tapi masih menganggapmu yang terbaik... DIA lah yang pantas untuk kamu pertahankan"

TAMAT


Tidak ada komentar:

Posting Komentar