***
Senja itu begitu mendung, langit sore yang biasanya
jingga saat ini berubah menjadi hitam pekat yang kapan saja siap memuntahkan
hujan... Raj telah pergi untuk selamanya... Sherani masih duduk bersimpuh
disamping makamnya, dia masih menangis... Rasanya begitu berkecamuk, sakit ini
tidak bisa dia jelaskan... Dia hanya bisa diam sambil beberapa kali menyeka
airmatanya.
Raj, terima kasih untuk cinta yang begitu dalam
untukku... Maaf, karena aku tidak bisa mencintaimu dengan cara yang sama,
tapi... Hari ini untuk pertama kalinya aku tidak menyesali apapun yang terjadi
dimasa lalu "Bisiknya disela tangis.
Tiba-tiba Naina memegang bahu Sherani, gadis itu
menoleh...
Ini... Raj yang memintamu menjaga Aditya kan? Papa
dan mama Raj juga udah setuju Aditya bersamamu "Naina membawa Aditya dan
memberikannya pada Sherani.
Ya... Kamu mau kemana? Tanya Sherani.
Aku ngk tahu, yang jelas aku ngk punya alasan untuk
tetap disini. Aku pergi ya Sher...
Naina kemudian berlalu dari hadapan mereka...
Tante... tante Naina mau kemana? “Adi bertanya
melihat Naina yang mulai melangkah jauh.
Tante Naina mau pergi sebentar sayang, nanti balik
lagi kok...
Papa?
Pertanyaan yang satu ini membuat Sherani terdiam,
airmatanya jatuh lagi... dia menggendong Aditya dan memeluknya erat, dia tidak
berkata apapun.
Tante... Papa mana? Adi bertanya lagi.
Adi... Papa pergi sebentar ya sayang, nanti balik
lagi kok... Adi sama tante dulu ya “Sherani berusaha membujuk Aditya.
Kapan papa balik lagi? “Anak itu masih bertanya
dengan polosnya.
Mungkin agak lama sayang, kamu jangan takut ya...
kan ada tante, tante bakal selalu nemenin Adi... ya...
Ngk mau... Nanti siapa donk yg bakal nganterin Adi
ke sekolah? Jemput? Nemenin tidur?
Air mata Sherani kembali menetes... Adi... denger
ya, mulai sekarang tante yang akan nganter Adi ke sekolah, jemput juga dan
nemenin Adi tidur juga... Tante bakal nemenin Adi kemanapun, yaa... “bujuk
Sherani sambil terus berusaha menahan tangisnya.
Anak itu menatap Sherani lama, lalu memeluknya...
Bener tante?
Janji yaa? Setiap hari kan?
Iya sayang... Setiap hari, "Sherani sangat
berusaha agar airmatanya tidak jatuh.
Tante... Boleh ngk Adi panggil ibu? Pertanyaan Adi
membuat Sherani terperangah...
Boleh... Boleh banget "Sherani terisak, dia
memeluk anaknya semakin erat.
Adi... Tante itu...
Tiba-tiba Karan memegang bahu Sherani... Jangan
sekarang, jangan katakan sekarang... Dia tidak akan mengerti. Kita butuh waktu
Sherani, kita akan jelaskan nanti...
Sherani hanya diam terpaku, betapa dia ingin mengatakan
pada Aditya kalau dia adalah ibu kandungnya. Mereka melangkah meninggalkan
tempat itu, perlahan gerimis mulai turun... Membiaskan luka di tanah pusara
yang masih merah.
***
Sherani membuka surat yang pernah diberikan Raj
padanya...
"Sherani…
Aku beranikan menulis surat ini karena aku tahu
waktuku tak banyak. Kamu tahu betapa terpukulnya aku dengan semua pernyataanmu
sewaktu digereja kemaren. kamu tahu, lima tahun aku tidak bisa menggantikanmu
dengan siapapun…
Aku selalu berharap bisa ketemu kamu lagi untuk
mengatakan betapa aku sangat mencintaimu, aku juga ngk tau Sher, kenapa aku
mencintaimu begitu banyak, begitu dalam aku sudah berusaha menepismu, melupakanmu
tapi Sherani… aku gagal.
Sejak kapan kamu berhenti mencintaiku?… kapanpun
itu, maafkan aku… kesalahanku yang membuat hatimu kosong, tidak ada aku lagi
disana.
Berkali-kali aku mengetuk pintu hatimu, tapi tidak
ada suara… mungkin dia lupa padaku.
Maafkan aku… bukan kamu saja yang hidup dalam
penyesalan, aku juga… aku menyesali semua yang terjadi dan sampai sekarang aku
bahkan tidak bisa memaafkan diriku, aku selalu berharap aku bisa memutar waktu
dan memperbaiki semuanya, tapi Sher... aku ngk bisa, aku menodai cinta kita.
Sekali lagi maafkan aku…
Kamu benar… cinta bukan tentang siapa yang pertama
dan yang kedua, tapi tentang siapa yang terakhir, tentang siapa yang akan
bersama kita seumur hidup. Dan kamu telah memilih orang yang tepat… aku ikhlas
Sher,,, sungguh aku bahagia melihat kamu bahagia.
Sherani, seribu kata maaf pun tak akan cukup mewakili
kesalahanku pada Karan, suamimu. Tapi setidaknya aku tahu kalau dia telah
memaafkanku dan sungguh kamu mencintai orang yang tepat…!
Terima kasih Sherani, pernah singgah di hidupku,
pernah melukiskan kenangan terindah, aku bahagia bisa mengenal dan mencintaimu,
dan aku tidak pernah menyesal untuk itu...
Kamu membuatku menyadari satu hal... Terkadang ada
seseorang yang tercipta hanya untuk berada dalam hati kita dan bukan didalam
hidup kita.
Kamu bukan penghianat Sherani... kamu hanya sedang
berjalan ditujuanmu, dan mungkin Karanlah orang yang ada ujung tujuanmu, aku
hanya seseorang yang berdiri dipersimpangan yang sempat membuatmu ragu,
teruslah berjalan jangan pernah berbalik... lupakan semuanya dan maafkan apapun
yang terjadi.
Selamat jalan yang tersayang… aku pasti akan
merindukanmu.
Aku akan selalu mendoakanmu agar kamu selalu bahagia
dalam hidup.
Ketahuilah Sherani… disaat kamu tersenyum ada
seseorang yang entah di dunia mana akan ikut tersenyum melihatmu… jangan pernah
teteskan airmatamu Sher, karena kebahagiaan ada bersamamu dan seperti yang aku
pernah bilang... kamu sangat jelek ketika menangis.
Dan satu lagi Sher, jagalah Aditya… tidak ada tempat
lain yang terbaik untuk Aditya selain bersamamu. Aku sangat bahagia kamu telah
bisa menerima dan menyayanginya. Aku yakin suatu saat dia akan memanggilmu
“ibu”… tapi jangan mendesaknya, dia masih terlalu kecil untuk mengerti,
jelaskan nanti tapi jangan sekarang… aku yakin suatu saat nanti dia akan
mengerti.
Aku sudah melupakan cinta kita dan sekarang kamu mau
kan jadi sahabatku??? Seperti yang kamu mau... Dan aku yakin sekarang kamu
pasti sedang mengangguk.
Detik ini aku telah berhenti mencintaimu...
"Selamat tinggal"
"Raj"
Sherani menutup surat yang baru dibacanya,
airmatanya jatuh…
"ya Raj… kamu sahabat terbaikku... “gumamnya
pelan. Diluar sana gerimis masih turun seperti ikut berduka dengan kepergian
Raj.
12 TAHUN KEMUDIAN
Dibawah langit yang sama, awan hitam seakan masih
betah menampakkan dirinya... Senja ini, Aditya menatap nisan yang kini
dihadapannya...
Raj... Papanya yang tidak pernah lagi dilihatnya
selama 12 tahun.
Cowok itu telah dewasa, ada satu kenyataan yang
menghempaskannya pada rasa yang sulit untuk diartikan... Karan, seseorang yang
selama 12 tahun ini dia panggil ayah, memberikan kenyataan yang sangat sulit...
Masih terngiang jelas ditelinganya perkataan Karan 2
hari yang lalu...
"Sherani itu ibu kandungmu Adi... dia yang
melahirkanmu... Papamu menitipkanmu padanya bukan tanpa alasan, yaa.... Karena
dia ibumu"
Bagaimana mungkin kenyataan bisa sejahat ini,
seseorang yang disayanginya, yang dianggapnya seperti seorang ibu ternyata
benar-benar ibu kandungnya? Kenapa harus butuh waktu yang begitu lama untuk
tahu semua ini? Dan papanya... Ini alasan kenapa dia tidak pernah datang
lagi... Karena dia sedang terbaring di bawah tanah merah ini? Kenapa semua
orang menyembunyikan hal sebesar ini darinya?
Papaaaaaa..... "Aditya menangis di nisan Raj,
kali ini dia benar-benar tidak bisa menahan hatinya untuk tidak menangis. Dia
membiarkan hujan membasahi tubuhnya...
Papa... Kenapa semua begitu rumit untuk aku
mengerti? Kenapa semua begitu sulit untuk aku pahami? Bagaimana mungkin cinta
bisa sesakit ini?
***
Adi membuka pintu yang membuat Sherani kaget dengan
kedatangannya...
Aditya... Kamu dari mana?
Adi hanya diam, dia memandang perempuan dihadapannya
dengan tatapan sendu seperti ingin menangis sekali lagi...
Adi mendekatinya...
Dan tiba-tiba Adi membungkukkan badannya menyentuh
kaki Sherani...
Aditya... Kamu lagi ngapain?
Seandainya dewi durga itu berwujud manusia dia pasti
sepertimu... Ibu... "Ucap Aditya, ada tetes bening turun dari matanya.
Sherani tampak kaget...
Bertahun-tahun aku bertanya siapa ibuku, siapa orang
yang melahirkanku, tapi ternyata dia orang yang bersamaku dan menjagaku selama
12 tahun...
Ibu... " Adi memeluk Sherani, dia menangis
sesugukan...
Sherani masih terpana kaget...
Ibu... Aku tidak akan bertanya bagaimana aku ada,
aku akan berusaha mengerti karena aku tahu tidak semua hal bisa diuraikan
dengan kata-kata.
Tapi Aditya... percayalah, kamu ada karena cinta
bukan karena kesalahan “akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut Sherani untuk
pertama kalinya.
Adi memeluknya sekali lagi... dia tersenyum.
Kak... eh, ngapain nich, mama... kak, kalian nangis?
Ada apa sich? Tiba-tiba Neha datang diantara mereka.
Buru-buru Adi menyeka airmatanya... Ngk kok, siapa
yang nangis?
Ih pake bohong lagi... udah akh, yuk buruan anterin
aku, udah telat nich,”Neha segera keluar tanpa mau bertanya lagi, dia hanya
memikirkan soal jadwal lesnya yang sudah hampir telat.
Sherani menatap Aditya dari jauh, dia masih heran
kenapa Aditya...
Aku yang memberitahunya... “tiba-tiba Karan datang
menjawab keheranan Sherani. Dia sudah saatnya tahu kan? Kita ngk perlu
menyembunyikan apapun... dan lihat Aditya baik-baik saja kan? Dia persis
seperti Raj...
Ya… dia memang seperti Raj… terima kasih kamu mau
menerimanya “Sherani tersenyum menatap Karan…
Bukankah aku sudah menerimanya sejak dia belum
lahir, ya kan“
Sherani tersenyum sambil mengangguk… Karan memeluk
istrinya dengan hangat.
Aduh Sher… “tiba-tiba Karan menepuk jidatnya...
Ada apa?
Aku lupa mengatakan sesuatu hari ini...
Apa?
I love you… “ujar Karan, Sherani hanya tersenyum
sambil geleng-geleng kepala…
Kenapa diam? Jawab downk… Lama Sherani diam menatap
suaminya dengan tatapan sendu...
I love you too... “ujarnya sambil memeluk Karan, aku
sangat mencintaimu Karan… sangat mencintaimu…
Mereka tersenyum bahagia... Terlihat awan gelap di
atas sana mulai menepi, menyiratkan jingga yang mulai merona, semua telah
terjawabkan... Berusaha untuk ikhlas, memaafkan dan melupakan akan membuat
semuanya semakin mudah.
"Tidak ada yang salah dalam cinta, setiap orang
yang hadir dalam hidupmu pasti dengan sebuah alasan… entah itu sekejap atau
selamanya tapi tetap dia membawa cerita tersendiri, jangan pernah memaksakan
sesuatu yang bukan milikmu, karena pada akhirnya dia tetap akan pergi…
ikhlaskanlah dan percaya bahwa akan ada seseorang diluar sana yang akan membuka
tangannya lebar-lebar untuk memelukmu…dan akan tetap tinggal disisimu…
selamanya!"
"Saat seseorang telah melihatmu dalam kondisi
terburukmu tapi masih menganggapmu yang terbaik... DIA lah yang pantas untuk
kamu pertahankan"
TAMAT

Tidak ada komentar:
Posting Komentar