Part 20 - Ending
***
Neha… “
Neha dikagekan oleh kedatangan Aditya sepagi ini dikamarnya.
Ya… “jawab Neha datar.
Kamu baik-baik aja kan?
Gadis itu hanya tersenyum sambil mengangguk… kenapa?
Ngk apa-apa“
Kamu masih marah denganku?
Neha tersenyum sambil mendekati Aditya, memegang tangannya
dan mengajaknya duduk ditempat tidurnya.
Marah kenapa? Aku baik-baik aja kok… kak” Neha menekankan
ucapannya.
Aditya kaget karena Neha kembali memanggilnya dengan sebutan
“kakak” itu sangat membuatnya senang, dia selalu berharap sekembalinya Neha
nanti, dia akan kembali menemukan adiknya yang dulu.
Aku hanya sedang menasehati diriku untuk tidak lagi bersikap
kekanak-kanakan. Maaf ya… kalau sikapku yang dulu membuat kakak merasa sulit.
Aditya tersenyum sambil menatap Neha dengan mata berbinar.
Neha mengambil sesuatu dari laci meja belajarnya dan menyerahkannya pada
Aditya.
Apa ini?
Buka aja…
Aditya membuka sebuah amplop yang diberikan Neha, dia
menatap kertas itu dengan mata berkaca-kaca, itu surat terakhir yang diberikan
papanya pada mama.
Aku menemukannnya dalam koper mama yang aku bawa ke Houston.
Aku menasehati diriku dengan surat itu. “Neha… kamu jangan pernah merasa kalau
kamu adalah orang yang paling menderita, lihat… ada seseorang yang bahkan punya
kesempatan untuk mencintai tapi tidak pernah memilikinya”. Seandainya aku punya
kesempatan bertemu dengannya, aku ingin bertanya tentang banyak hal, kenapa dia
mencintai mama? Kenapa dia tidak pernah membagi hatinya? Bagaimana dia melewati
semua kesakitan itu sendirian? Bagaimana bisa tetap tersenyum saat mama bilang
dia mencintai orang lain? Tapi tiba-tiba aku menemukan jawabannya sendiri…
cinta itu bukan pilihan tapi keadaan.
Dia melakukan semua itu karena dia tidak bisa memilih siapa
orang yang ingin dia cintai. Didalamnya juga tertulis kalau ada seseorang yang
hanya tercipta untuk berada dalam hati kita tapi tidak dihidup kita… kata-kata
itu membuatku menyadari satu hal, kita hanya akan mendapatkan apa yang kita
butuhkan bukan yang kita inginkan.
Maafkan aku kak… aku benar-benar minta maaf. Maaf untuk
semua perkataanku, prasangkaku yang mungkin pernah menyakitimu “Neha menatap
Aditya dengan airmata yang terus mengalir. Aditya tidak sanggup untuk bicara
dia hanya memeluk Neha dengan perasaan bahagia yang teramat sangat, dia sangat
merindukan adiknya yang dulu dan hari ini Neha telah kembali.
***
Hari ini pernikahan Aditya dengan Sheena. Semua tampak
begitu bahagia, hanya Neha yang tampak dengan wajah berbeda. Dia menatap Aditya
dengan perasaan campur aduk, tapi tetap tersenyum… dia yakin dia akan baik-baik
saja. Dia hanya sedang belajar untuk menerima, dia tak bisa melepaskan
pandangannya dari Aditya, dia tampak begitu bahagia. Neha tersenyum sekali
lagi, ternyata perasaannya selama ini benar-benar salah dan tidak seharusnya
ada.
Proses pemberkatan berjalan dengan lancar, Neha memegang
tangan mamanya dengan hangat. Sherani tampak tersenyum, dia menatap Aditya
dengan mata berkaca-kaca. Entah apa yang dia pikir, rasanya baru kemarin dia
berjalan di tempat yang sama sambil memegang tangan Karan tapi hari ini anaknya
yang berjalan disana, mengucap janji dihadapan tuhan. Waktu benar-benar
mengubah semuanya dengan cepat.
Raj… sejak kepergianmu, ini hari dimana aku benar-benar
merindukanmu.
Aku begitu ingin kamu ada saat ini, Aditya sudah menikah
Raj…
Aku bahkan tidak pernah tersadar kalau dia sudah sebesar
ini. Aku telah menepati janjiku untuk menjaga dia dengan baik.
Dia menikah dengan gadis yang dia cintai dan mencintainya,
dia tidak pernah tersakiti Raj, aku selalu berikan kebahagiaan padanya.
Tapi tiba-tiba Sherani terpana melihat sesuatu dihadapannya…
entah halusinasi atau mimpi dia melihat Raj dan tersenyum padanya. Sherani
hanya diam dengan perasaan yang campur aduk, bibirnya bergetar.
Sherani… ada apa? “tiba-tiba Karan memegang tangan Sherani
yang membuatnya kaget.
Sherani hanya tersenyum pertanda dia baik-baik saja, dia
menatap sekali lagi tidak ada siapa-siapa, dia menghela nafas.
***
Neha masih termangu menatap mentari yang hampir tenggelam di
balik gereja, entah apa yang dia rasa sehingga hatinya masih enggan untuk
beranjak pergi. Masih terasa seperti mimpi dia melihat kak Aditya telah menikah
dan tiba-tiba ingatannya tertuju lagi pada pernyataan seseorang 4 tahun yang
lalu, ya… Nikhil. Neha menghela nafas, mungkin dia emang bodoh. Tidak akan ada
yang ingat janji sekilas 4 tahun yang lalu, dia paham janji 4 tahun yang lalu
dibuat oleh anak SMA yang tidak pernah mengerti dengan apa yang diucapkannya.
Udah hampir gelap lho, kamu mau tetap disini? Tiba-tiba
sebuah suara membuat Neha kaget dan melihat kebelakang.
Nikhil? Betapa kagetnya Neha melihat sosok itu sedang
berdiri dibelakangnya sekarang. Neha tak bisa berkata apa-apa sementara cowok
itu menatapnya sambil tersenyum.
Neha terdiam tanpa bisa berkata-kata.
Hai… kamu apa kabar? Pertanyaan Nikhil sama sekali tidak
membuat keheranan Neha menghilang.
Kamu pikir aku ngk datang? Aku datang kok, hanya kamu ngk
lihat kemaren. Nikhil berjalan ke arahnya dan duduk tepat disebelah gadis itu,
Neha masih menatapnya tak berkedip seolah masih tak percaya siapa yang sedang
ada didekatnya.
Ada apa Neha? Kok kamu ngelihatin aku kayak gitu… kita tuh
ngk ketemu baru 4 tahun, belum banyak berubah. Gimana kalau kita ketemu setelah
20 atau 30 tahun ya mungkin kamu akan lebih kaget lihat aku udah keriput dan
ubanan.
Neha meneteskan airmata, tanpa berkata dia langsung memeluk
Nikhil, tak ada kata yang diucapkannya.
Aku pikir kamu ngk datang, jujur… Aku kangen sama kamu
Nikhil… “Neha akhirnya bicara setelah lama terdiam. Dia seakan baru menyadari
kalau yang ada bersamanya benar-benar Nikhil, seseorang yang sempat dia
pertanyakan sejak kedatangannya ke India.
Dan tadi… pernikahan kak Aditya, rasanya aku… “Neha tidak
melanjutkan ucapannya, dia menghela nafas seperti ada sesak yang menghimpit
batinnya sejak tadi.
Kenapa? Kamu masih mencintainya? Potong Nikhil cepat.
Neha hanya menggeleng dan berusaha tersenyum.
Kamu hanya menatapnya sejak tadi padahal aku ada disini.
Kamu disini? Neha menatapnya masih dengan raut keheranan.
Ya… daritadi, kamu aja ngk lihat.
Aku ngk…
Neha… aku tahu melupakan dan merelakan itu dua hal yang
sulit tapi kamu harus tahu perasaan kamu itu salah dan tidak pada tempatnya.
Kamu tahu Nikhil, setiap hari aku selalu berdoa agar tuhan
mengubah hatiku, membuatku berhenti mencintai Aditya dan sepertinya aku mulai
berhasil.
Ini tentang rasa Neha, siapa yang dulu menaruh asa, mungkin
dia yang harus meninggalkannya.
Maksud kamu? Neha tak mengerti dengan ucapan Nikhil.
Kamu yang pertama mencintai kan? Mungkin harus kamu juga
yang berusaha menghentikannya.
Neha tersenyum… Aku selalu berusaha meyakinkan diri kalau
dia orang yang salah, meski itu sulit tapi setidaknya aku merasa perasaanku
mulai menguap. Walaupun tidak sepenuhnya tapi waktu membantuku. 4 tahun di
Houston membuatku belajar banyak hal dan ada seseorang yang membantuku menata
hati.
Siapa? Tanya Nikhil.
Tante Naina, dia sangat luar biasa. Dia pernah mencintai
seseorang yang bahkan tidak pernah mencintainya tapi dia tidak menyesal dengan
perasaannya. Dia selalu bilang, cinta itu ngk salah… hanya saja terkadang kita
memberikannya pada orang yang salah... memang kita akan selalu bertemu dan
jatuh cinta pada orang yang salah sebelum pada akhirnya bertemu dengan orang
yang tepat. Sekarang aku sangat mengerti semuanya, kalau aku diposisi mama, aku
mungkin ngk akan bisa setegar dia. Aku ngerti kenapa papa begitu mencintainya,
memilih tetap bersamanya walau apapun yang terjadi. Dan seseorang yang pernah
ada di masa lalu mama, seseorang yang pernah dicintainya… dia membuatku
mengerti satu hal dua orang yang saling mencintai pun tidak cukup jadi alasan
untuk bersatu apalagi aku yang hanya mencintai seorang diri.
Nikhil tersenyum… wah, ngk nyangka ya… 4 tahun ini kamu
banyak berubah, Neha yang dingin, angkuh, jutek tapi sekarang aku melihat sosok
yang berbeda… kamu begitu hangat, pengertian dan pastinya lebih dewasa.
Neha tersenyum, aku meninggalkan semuanya bukan tanpa
alasan, aku meninggalkan dunia yang sempat membesarkan namaku karena aku
berpikir semua orang hanya memberikan cinta yang palsu padaku, dengan menjadi
apa adanya sekarang aku jadi tahu siapa orang yang memberikan cinta yang tulus.
Neha… kamu masih ingat kan dengan pernyataanku 4 tahun yang
lalu? “ucapan Nikhil membuat Neha kaget, dia menatap cowok itu lama mencoba
mencari ketulusan disorot matanya.
Neha hanya tersenyum sambil mengangguk.
Aku masih menunggu jawabannya “ucap Nikhil yakin. Aku ingin
katakan padamu betapa indahnya hariku setelah itu, aku menanti kedatanganmu dan
berharap kalau kamu tidak akan lupa dan menanyakan lagi tentang hari itu. Aku
merasa waktu sehari begitu lama dari biasanya, aku merasa musim begitu lama
berganti dan aku merasa jarum seakan tidak bergerak dari tempatnya.
Hingga pada akhirnya hari itu datang, kamu kembali… Aku
tidak menemuimu hanya ingin meyakinkan apa kamu ingat dengan janjiku 4 tahun
yang lalu. Mungkin 4 tahun yang lalu aku masih bertanya ada apa dengan hatiku
tapi hari ini aku yakin… aku mencintaimu Neha, aku mencintaimu dan kamu pernah
bilang mencintai Aditya kan? Hatimu terluka? Aku akan membalutnya. Neha… aku
tidak meminta tempat dihatimu tapi aku hanya ingin menata lagi hatimu yang
sempat patah. Aku akan menyusun kembali puing-puing itu dan menyelesaikannya
sebagai hati yang utuh sehingga ada tempat untukku disana… karena menjadi yang
terbaik buat kamu lebih penting daripada menjadi yang pertama.
Neha memalingkan tatapannya dari Nikhil, “
Thanks… kamu menungguku untuk waktu yang begitu lama, aku
sempat berpikir kalau kamu akan lupa dan… Kamu tahu ngk… sewaktu dipesawat aku
bilang pada diri sendiri, seandainya kamu benar-benar menungguku dan aku
melihat kamu saat turun dari pesawat aku akan bilang kalau aku setuju tapi aku
ngk melihatmu waktu itu… “wajah Nikhil seketika berubah, apakah ini berarti
Neha menolaknya?
Tapi Nikhil… ketidakdatanganmu membuatku berpikir, apa kamu
lupa? Apa kamu mempermainkanku? Tapi saat ini kamu ada disampingku, aku jadi
lebih yakin dari sebelumnya. “Neha menghentikan ucapannya sambil menatap Nikhil
lama.
Nikhil tersenyum, wajahnya berbinar. Dia menunggu gadis itu
selama 4 tahun dan hari ini Neha memberikan jawaban yang dia nantikan.
Neha… kamu tidak perlu bilang kamu mencintaiku, tapi aku
mencintaimu, aku ingin bersamamu, aku ingin menghabiskan hidupku denganmu sampai
akhirnya kamu akan merasa enggan untuk pergi dan memilih untuk tetap disini…
bersamaku.
Neha menatap Nikhil, satu bulir bening jatuh disudut
matanya… dia menemukan sosok papa dalam diri cowok itu.
Neha… kenapa kamu nangis?
Ngk apa-apa, aku hanya sedang menyadari kebodohanku… selama
ini aku sibuk mencintai orang salah tanpa pernah tahu kalau orang yang aku cari
bahkan sudah ada didekatku. Nikhil… tetaplah bersamaku, jangan pernah pergi
dariku. “Neha memeluk Nikhil, dia menangis. Rasanya begitu sulit untuk
dijelaskan bagaimana hatinya saat ini, yang jelas dia merasa sudah menemukan
apa yang dia cari.
Cukup hanya itu, Nikhil tak perlu kata cinta dari gadis itu.
Dia hanya ingin bersamanya untuk waktu yang tidak bisa dia pastikan… hari ini,
esok dan entah sampai kapan yang jelas selalu dan selamanya.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar