Jumat, 20 Maret 2015

Cerbung BHN 2 (Part 20) - Ending



Part 20 - Ending

***
Neha… “

Neha dikagekan oleh kedatangan Aditya sepagi ini dikamarnya.

Ya… “jawab Neha datar.

Kamu baik-baik aja kan?

Gadis itu hanya tersenyum sambil mengangguk… kenapa?

Ngk apa-apa“
Kamu masih marah denganku?

Neha tersenyum sambil mendekati Aditya, memegang tangannya dan mengajaknya duduk ditempat tidurnya.

Marah kenapa? Aku baik-baik aja kok… kak” Neha menekankan ucapannya.

Aditya kaget karena Neha kembali memanggilnya dengan sebutan “kakak” itu sangat membuatnya senang, dia selalu berharap sekembalinya Neha nanti, dia akan kembali menemukan adiknya yang dulu.

Aku hanya sedang menasehati diriku untuk tidak lagi bersikap kekanak-kanakan. Maaf ya… kalau sikapku yang dulu membuat kakak merasa sulit.

Aditya tersenyum sambil menatap Neha dengan mata berbinar. Neha mengambil sesuatu dari laci meja belajarnya dan menyerahkannya pada Aditya.

Apa ini?

Buka aja…

Aditya membuka sebuah amplop yang diberikan Neha, dia menatap kertas itu dengan mata berkaca-kaca, itu surat terakhir yang diberikan papanya pada mama.

Aku menemukannnya dalam koper mama yang aku bawa ke Houston. Aku menasehati diriku dengan surat itu. “Neha… kamu jangan pernah merasa kalau kamu adalah orang yang paling menderita, lihat… ada seseorang yang bahkan punya kesempatan untuk mencintai tapi tidak pernah memilikinya”. Seandainya aku punya kesempatan bertemu dengannya, aku ingin bertanya tentang banyak hal, kenapa dia mencintai mama? Kenapa dia tidak pernah membagi hatinya? Bagaimana dia melewati semua kesakitan itu sendirian? Bagaimana bisa tetap tersenyum saat mama bilang dia mencintai orang lain? Tapi tiba-tiba aku menemukan jawabannya sendiri… cinta itu bukan pilihan tapi keadaan.
Dia melakukan semua itu karena dia tidak bisa memilih siapa orang yang ingin dia cintai. Didalamnya juga tertulis kalau ada seseorang yang hanya tercipta untuk berada dalam hati kita tapi tidak dihidup kita… kata-kata itu membuatku menyadari satu hal, kita hanya akan mendapatkan apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan.

Maafkan aku kak… aku benar-benar minta maaf. Maaf untuk semua perkataanku, prasangkaku yang mungkin pernah menyakitimu “Neha menatap Aditya dengan airmata yang terus mengalir. Aditya tidak sanggup untuk bicara dia hanya memeluk Neha dengan perasaan bahagia yang teramat sangat, dia sangat merindukan adiknya yang dulu dan hari ini Neha telah kembali.

***
Hari ini pernikahan Aditya dengan Sheena. Semua tampak begitu bahagia, hanya Neha yang tampak dengan wajah berbeda. Dia menatap Aditya dengan perasaan campur aduk, tapi tetap tersenyum… dia yakin dia akan baik-baik saja. Dia hanya sedang belajar untuk menerima, dia tak bisa melepaskan pandangannya dari Aditya, dia tampak begitu bahagia. Neha tersenyum sekali lagi, ternyata perasaannya selama ini benar-benar salah dan tidak seharusnya ada.

Proses pemberkatan berjalan dengan lancar, Neha memegang tangan mamanya dengan hangat. Sherani tampak tersenyum, dia menatap Aditya dengan mata berkaca-kaca. Entah apa yang dia pikir, rasanya baru kemarin dia berjalan di tempat yang sama sambil memegang tangan Karan tapi hari ini anaknya yang berjalan disana, mengucap janji dihadapan tuhan. Waktu benar-benar mengubah semuanya dengan cepat.

Raj… sejak kepergianmu, ini hari dimana aku benar-benar merindukanmu.
Aku begitu ingin kamu ada saat ini, Aditya sudah menikah Raj…
Aku bahkan tidak pernah tersadar kalau dia sudah sebesar ini. Aku telah menepati janjiku untuk menjaga dia dengan baik.
Dia menikah dengan gadis yang dia cintai dan mencintainya, dia tidak pernah tersakiti Raj, aku selalu berikan kebahagiaan padanya.

Tapi tiba-tiba Sherani terpana melihat sesuatu dihadapannya… entah halusinasi atau mimpi dia melihat Raj dan tersenyum padanya. Sherani hanya diam dengan perasaan yang campur aduk, bibirnya bergetar.

Sherani… ada apa? “tiba-tiba Karan memegang tangan Sherani yang membuatnya kaget.

Sherani hanya tersenyum pertanda dia baik-baik saja, dia menatap sekali lagi tidak ada siapa-siapa, dia menghela nafas.

***
Neha masih termangu menatap mentari yang hampir tenggelam di balik gereja, entah apa yang dia rasa sehingga hatinya masih enggan untuk beranjak pergi. Masih terasa seperti mimpi dia melihat kak Aditya telah menikah dan tiba-tiba ingatannya tertuju lagi pada pernyataan seseorang 4 tahun yang lalu, ya… Nikhil. Neha menghela nafas, mungkin dia emang bodoh. Tidak akan ada yang ingat janji sekilas 4 tahun yang lalu, dia paham janji 4 tahun yang lalu dibuat oleh anak SMA yang tidak pernah mengerti dengan apa yang diucapkannya.

Udah hampir gelap lho, kamu mau tetap disini? Tiba-tiba sebuah suara membuat Neha kaget dan melihat kebelakang.

Nikhil? Betapa kagetnya Neha melihat sosok itu sedang berdiri dibelakangnya sekarang. Neha tak bisa berkata apa-apa sementara cowok itu menatapnya sambil tersenyum.
Neha terdiam tanpa bisa berkata-kata.

Hai… kamu apa kabar? Pertanyaan Nikhil sama sekali tidak membuat keheranan Neha menghilang.

Kamu pikir aku ngk datang? Aku datang kok, hanya kamu ngk lihat kemaren. Nikhil berjalan ke arahnya dan duduk tepat disebelah gadis itu, Neha masih menatapnya tak berkedip seolah masih tak percaya siapa yang sedang ada didekatnya.

Ada apa Neha? Kok kamu ngelihatin aku kayak gitu… kita tuh ngk ketemu baru 4 tahun, belum banyak berubah. Gimana kalau kita ketemu setelah 20 atau 30 tahun ya mungkin kamu akan lebih kaget lihat aku udah keriput dan ubanan.

Neha meneteskan airmata, tanpa berkata dia langsung memeluk Nikhil, tak ada kata yang diucapkannya.

Aku pikir kamu ngk datang, jujur… Aku kangen sama kamu Nikhil… “Neha akhirnya bicara setelah lama terdiam. Dia seakan baru menyadari kalau yang ada bersamanya benar-benar Nikhil, seseorang yang sempat dia pertanyakan sejak kedatangannya ke India.
Dan tadi… pernikahan kak Aditya, rasanya aku… “Neha tidak melanjutkan ucapannya, dia menghela nafas seperti ada sesak yang menghimpit batinnya sejak tadi.

Kenapa? Kamu masih mencintainya? Potong Nikhil cepat.

Neha hanya menggeleng dan berusaha tersenyum.

Kamu hanya menatapnya sejak tadi padahal aku ada disini.

Kamu disini? Neha menatapnya masih dengan raut keheranan.

Ya… daritadi, kamu aja ngk lihat.

Aku ngk…

Neha… aku tahu melupakan dan merelakan itu dua hal yang sulit tapi kamu harus tahu perasaan kamu itu salah dan tidak pada tempatnya.

Kamu tahu Nikhil, setiap hari aku selalu berdoa agar tuhan mengubah hatiku, membuatku berhenti mencintai Aditya dan sepertinya aku mulai berhasil.

Ini tentang rasa Neha, siapa yang dulu menaruh asa, mungkin dia yang harus meninggalkannya.

Maksud kamu? Neha tak mengerti dengan ucapan Nikhil.

Kamu yang pertama mencintai kan? Mungkin harus kamu juga yang berusaha menghentikannya.

Neha tersenyum… Aku selalu berusaha meyakinkan diri kalau dia orang yang salah, meski itu sulit tapi setidaknya aku merasa perasaanku mulai menguap. Walaupun tidak sepenuhnya tapi waktu membantuku. 4 tahun di Houston membuatku belajar banyak hal dan ada seseorang yang membantuku menata hati.

Siapa? Tanya Nikhil.

Tante Naina, dia sangat luar biasa. Dia pernah mencintai seseorang yang bahkan tidak pernah mencintainya tapi dia tidak menyesal dengan perasaannya. Dia selalu bilang, cinta itu ngk salah… hanya saja terkadang kita memberikannya pada orang yang salah... memang kita akan selalu bertemu dan jatuh cinta pada orang yang salah sebelum pada akhirnya bertemu dengan orang yang tepat. Sekarang aku sangat mengerti semuanya, kalau aku diposisi mama, aku mungkin ngk akan bisa setegar dia. Aku ngerti kenapa papa begitu mencintainya, memilih tetap bersamanya walau apapun yang terjadi. Dan seseorang yang pernah ada di masa lalu mama, seseorang yang pernah dicintainya… dia membuatku mengerti satu hal dua orang yang saling mencintai pun tidak cukup jadi alasan untuk bersatu apalagi aku yang hanya mencintai seorang diri.

Nikhil tersenyum… wah, ngk nyangka ya… 4 tahun ini kamu banyak berubah, Neha yang dingin, angkuh, jutek tapi sekarang aku melihat sosok yang berbeda… kamu begitu hangat, pengertian dan pastinya lebih dewasa.

Neha tersenyum, aku meninggalkan semuanya bukan tanpa alasan, aku meninggalkan dunia yang sempat membesarkan namaku karena aku berpikir semua orang hanya memberikan cinta yang palsu padaku, dengan menjadi apa adanya sekarang aku jadi tahu siapa orang yang memberikan cinta yang tulus.

Neha… kamu masih ingat kan dengan pernyataanku 4 tahun yang lalu? “ucapan Nikhil membuat Neha kaget, dia menatap cowok itu lama mencoba mencari ketulusan disorot matanya.

Neha hanya tersenyum sambil mengangguk.

Aku masih menunggu jawabannya “ucap Nikhil yakin. Aku ingin katakan padamu betapa indahnya hariku setelah itu, aku menanti kedatanganmu dan berharap kalau kamu tidak akan lupa dan menanyakan lagi tentang hari itu. Aku merasa waktu sehari begitu lama dari biasanya, aku merasa musim begitu lama berganti dan aku merasa jarum seakan tidak bergerak dari tempatnya.

Hingga pada akhirnya hari itu datang, kamu kembali… Aku tidak menemuimu hanya ingin meyakinkan apa kamu ingat dengan janjiku 4 tahun yang lalu. Mungkin 4 tahun yang lalu aku masih bertanya ada apa dengan hatiku tapi hari ini aku yakin… aku mencintaimu Neha, aku mencintaimu dan kamu pernah bilang mencintai Aditya kan? Hatimu terluka? Aku akan membalutnya. Neha… aku tidak meminta tempat dihatimu tapi aku hanya ingin menata lagi hatimu yang sempat patah. Aku akan menyusun kembali puing-puing itu dan menyelesaikannya sebagai hati yang utuh sehingga ada tempat untukku disana… karena menjadi yang terbaik buat kamu lebih penting daripada menjadi yang pertama.
Neha memalingkan tatapannya dari Nikhil, “

Thanks… kamu menungguku untuk waktu yang begitu lama, aku sempat berpikir kalau kamu akan lupa dan… Kamu tahu ngk… sewaktu dipesawat aku bilang pada diri sendiri, seandainya kamu benar-benar menungguku dan aku melihat kamu saat turun dari pesawat aku akan bilang kalau aku setuju tapi aku ngk melihatmu waktu itu… “wajah Nikhil seketika berubah, apakah ini berarti Neha menolaknya?

Tapi Nikhil… ketidakdatanganmu membuatku berpikir, apa kamu lupa? Apa kamu mempermainkanku? Tapi saat ini kamu ada disampingku, aku jadi lebih yakin dari sebelumnya. “Neha menghentikan ucapannya sambil menatap Nikhil lama.

Nikhil tersenyum, wajahnya berbinar. Dia menunggu gadis itu selama 4 tahun dan hari ini Neha memberikan jawaban yang dia nantikan.

Neha… kamu tidak perlu bilang kamu mencintaiku, tapi aku mencintaimu, aku ingin bersamamu, aku ingin menghabiskan hidupku denganmu sampai akhirnya kamu akan merasa enggan untuk pergi dan memilih untuk tetap disini… bersamaku.

Neha menatap Nikhil, satu bulir bening jatuh disudut matanya… dia menemukan sosok papa dalam diri cowok itu.

Neha… kenapa kamu nangis?

Ngk apa-apa, aku hanya sedang menyadari kebodohanku… selama ini aku sibuk mencintai orang salah tanpa pernah tahu kalau orang yang aku cari bahkan sudah ada didekatku. Nikhil… tetaplah bersamaku, jangan pernah pergi dariku. “Neha memeluk Nikhil, dia menangis. Rasanya begitu sulit untuk dijelaskan bagaimana hatinya saat ini, yang jelas dia merasa sudah menemukan apa yang dia cari.

Cukup hanya itu, Nikhil tak perlu kata cinta dari gadis itu. Dia hanya ingin bersamanya untuk waktu yang tidak bisa dia pastikan… hari ini, esok dan entah sampai kapan yang jelas selalu dan selamanya.

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar