Part 18
***
Aku mau kuliah di Houston… “ucapan Neha membuat papa dan
mama kaget bercampur heran, terlebih lagi Aditya.
Kenapa ngk disini aja Neha? Tanya papa.
Aku pengen suasana baru aja pa, aku udah daftar dan lusa aku
berangkat. Lagian papa kan punya rumah disana, kakek dan nenek juga disana.
Papa ngizinin aku kan?
Iya… Tapi kenapa begitu mendadak?
Aku udah pikirin semuanya pa dan ini udah keputusan aku.
Lagian disini terlalu banyak hal yang bikin aku ngk nyaman “ucap Neha yang
membuat Aditya menatap ke arahnya, sejak kedatangan Neha kerumah belum
sekalipun Neha bicara padanya.
Iya… papa ngk keberatan kok.
Makasih ya pa… “Neha terlihat sedikit senang dan kembali
menyantap makan malamnya.
***
Kamu hati-hati disana ya sayang? Kabari mama terus ya…. “Sherani
memeluk Neha seperti enggan melepasnya untuk pergi.
Iya ma… aku pasti bakalan kangen sama mama.
Papa… “Neha memeluk papanya, kali ini dia meneteskan
airmata. Begitu enggan rasanya untuk pergi tapi dia harus lakuin ini. Tetap di
india sangat sulit baginya untuk melupakan apa yang telah terjadi.
Kamu yakin mama dan papa ngk perlu ke bandara? Tanya Karan
tampak khawatir melihat anaknya berangkat sendiri.
Ngk perlu pa… kalau aku lihat mama dan papa nanti aku takut
aku enggan untuk pergi.
Neha lalu berdiri didepan Aditya, rasanya begitu sulit untuk
bicara… dia hanya menatapnya lama lalu mengemasi kopernya dan pergi. Dia masih
enggan untuk bicara, sepertinya Karan dan Sherani mengerti dan tidak bertanya
melihat sikap Neha yang hanya diam menatap Aditya lalu berlalu pergi.
Taksi yang membawanya telah menghilang dari pandangan, Neha
masih menatap ke belakang dari balik kaca. Mama… aku pasti kangen mama. Ucapnya
sambil menyeka airmatanya yang sejak tadi dia tahan agar mama tak sedih
melihatnya.
Dibandara Neha duduk diruang tunggu, tiba-tiba dia mendengar
suara memanggilnya.
Nehaaaaa… “terdengar teriakan dari jauh, terlihat Meera,
Tina, Jessy dan… Nikhil?
Darimana mereka tahu tentang keberangkatannya hari ini.
Neha… kapan kita ketemu lagi? Aku pasti kangen kamu “Meera
memeluk Neha sambil menangis.
Kamu hati-hati ya… “ucap Tina dan Jessy berbarengan.
Ya… “Neha tersenyum, tanpa disadarinya tiba-tiba Tina
memeluknya.
Aku pengen bilang sesuatu… “Tina menarik tangan Neha agak
menjauh.
Maaf untuk sikapku selama ini.
Kamu udah bilang ini berkali-kali kok… “ujar Neha sambil
menyeka airmata Tina.
Aku tetap masih merasa bersalah, karena aku semua orang
membencimu dan menjauhimu.
Neha menggeleng… iya, tapi aku bahagia kok, dengan kejadian
ini aku tahu siapa orang-orang yang bener-bener tulus menyayangiku. Aku jadi
bisa berpikir dan menghargai orang lain. Lupain aja ya… aku ngk apa-apa kok,
lagian aku juga udah tinggalin semuanya dan mau fokus buat kuliah.
Makasih ya Neha…
Untuk apa?
Untuk melindungiku, aku jahat sama kamu tapi kenapa kamu
tidak membalasnya? Itu membuatku tersadar Neha, kamu benar-benar yang terbaik.
Kamu emang pantas memiliki semuanya. Aku janji… aku ngk bakal kayak gitu lagi,
aku akan kuliah dengan baik dan tentunya kalau kita ketemu lagi aku berharap
kita udah jadi seseorang yang bisa jadi kebanggaan orang tua.
Neha tersenyum lalu memeluk Tina, airmatanya menetes. Kali
ini bukan karena sedih ataupun kecewa tapi perasaan yang melebihi haru. Rasanya
dia telah bertemu orang-orang yang mencintainya dengan tulus.
Boleh aku katakan sesuatu? Pertanyaan Tina membuat Neha
melepaskan pelukannya dan menatap Tina heran.
Jangan takut untuk mencinta hanya karena kamu pernah
terluka. Rasa sakit membantumu dewasa. Maafkan… pelajari dan kembali melangkah.
Neha terdiam… sepertinya dia mengerti dengan maksud ucapan
Tina.
Sejak kapan kamu jadi bijak gini? Ujar Neha berusaha
bergurau.
Sejak aku berusaha untuk mengenalmu lebih dalam.
Neha memeluknya sekali lagi, tampak semua orang tersenyum
melihat kebersamaan mereka.
Terdengar bunyi panggilan kalau pesawat akan take off
sepuluh menit lagi.
Aku pergi dulu ya… “Neha berpamitan sambil mengemasi
barang-barangnya. Teman-temannya sudah berjalan menuju parkiran mobil tapi
Nikhil… dia masih berdiri disana, tanpa pikir panjang dia berlari mengejar Neha
entah apa yang ingin dia sampaikan.
Neha… “panggilan cowok itu membuat Neha kaget dan berbalik.
Nikhil? Ada apa?
Aku pengen bilang sesuatu… “ucap cowok itu dengan nafas tak
beraturan.
Apa? Tanya Neha sambil tersenyum.
Aku menemukan seseorang… “ucapan Nikhil membuat Neha
menatapnya heran.
Ya Neha… aku menemukan seseorang, seorang gadis. Entah
kenapa tiba-tiba aku ingin menatapnya lebih dari lama dari biasanya, ada
sesuatu di wajahnya yang membuatku enggan untuk berpaling. Aku ikut tersenyum
ketika dia tertawa dan aku merasa hatiku begitu sakit saat dia menangis. Ingin
rasanya aku menjadi tempat dia bersandar saat dia rapuh, menjadi tempat dia
berpegang saat dia kehilangan keseimbangan. Saat dunia begitu membencinya aku
ingin membawanya pergi, pergi ketempat dimana tidak ada orang yang mengenalnya.
Aku ingin selalu memegang tangannya agar dia tidak pernah merasa sendiri.
Kamu jatuh cinta? Potong Neha tiba-tiba.
Cinta?
Ya… siapa dia? Tanya Neha menatap Nikhil penuh tanda tanya.
Dia meraih tangan Neha… aku tidak tahu ini cinta atau apa
tapi Neha, dia kamu… gadis yang aku ceritakan… itu kamu.
Seketika wajah Neha berubah, dia menarik tangannya. Nikhil…
cowok yang selama ini disangkanya adalah alien yang entah dari dunia mana
mendadak menjadi malaikat penolong dan hari ini, apa yang dia katakan?
Aku pergi… kamu hati-hati. “Nikhil berbalik.
Aku mencintai Aditya… dan aku ngk tahu sampai kapan aku bisa
merubah itu “ucap Neha yang membuat Nikhil menghentikan langkahnya dan berbalik
menatap Neha.
Aku tahu, saat ini kamu hanya berada pada perasaan yang
salah, perasaan yang tidak pada tempatnya… yang jelas aku udah bilang apa yang
aku rasa. Mungkin terlalu cepat kalau aku mengatakan ini cinta tapi kapanpun
kamu kembali aku akan berdiri disini. Untuk menanyakan kembali tentang hari
ini.
Aku pergi… “hanya kata itu yang terucap oleh Neha, dia mulai
melangkah meninggalkan Nikhil. Perasaannya tak menentu… tiba-tiba dia berbalik
dan tersenyum pada Nikhil, entah apa arti senyuman itu lalu dia kembali
melangkah hingga hilang dari pandangan.
Neha melihat keluar pesawat, satu hal yang ada didalam
pikirannya saat ini. Tante Naina… seseorang yang pernah datang kerumah, entah
kenapa tiba-tiba dia mengingat sosok itu. Aditya pernah bilang dia teman mama,
pasti dia tahu sesuatu, dia ingin mendengar dari mulutnya tentang apa yang
terjadi. Ya… kedatangannya ke Houston memang untuk belajar tapi ada hal lain
yang ingin dia ketahui dari wanita itu, dia yakin tante Naina tahu banyak hal
dan dia akan cari tahu itu. Jujur… dia ingin mendengar hal yang sama darinya,
tentang mama, papanya dan Raj. Dia masih ingin tahu tentang masa lalu mama,
entah ingin membuktikan pada siapa tapi yang jelas Neha ingin meyakinkan diri
sendiri kalau hal yang ada didalam pikirannya sama dengan kenyataan, mama hanya
sedang mencintai bukan menghianati.
Dan Nikhil… Neha tidak mengerti dengan ucapannya beberapa
menit yang lalu tapi yang pasti dia yakin… Nikhil akan lupa dengan ucapannya
sewaktu dia kembali. Karena memang tidak ada yang menjamin bahwa sebuah hati
akan teguh untuk waktu yang begitu lama.
***
4 tahun kemudian.
Houston – Amerika
Neha termangu menatap nisan dihadapannya. Perasaannya tak
menentu… Raj Malhotra, nama itu masih jelas terukir dipahatan salib yang masih
kokoh diatas gundukan tanah yang hijau itu.
Neha duduk disampingnya, entah karena perasaan apa
airmatanya tiba-tiba jatuh. 4 tahun telah berlalu, waktu memang benar-benar
seperti angin.
Hai… aku tidak tahu harus memanggilmu siapa, tapi yang jelas
kamu adalah salah satu tujuanku untuk datang kesini.
Kamu sangat mencintai mamaku? Tak ada suara, hanya angin
yang berhembus menggerakkan dedaunan yang mulai berguguran.
Hari ini aku ngerti semuanya, aku minta maaf kalau
kedatangan papa membuatmu kecewa dan kehilangan orang yang kamu cintai. Maafkan
aku karena sempat salah menilai…!
Aku melakukan satu hal bodoh, aku jatuh cinta pada Aditya…
aku juga ngk tahu kenapa, tapi hari ini aku merasa perasaanku telah menguap
perlahan. Waktu sedikit merubah hatiku walaupun tidak sepenuhnya, aku tetap
merasa Aditya sosok yang spesial dan satu hal… aku yakin dia sepertimu. Kenapa
aku tidak memiliki kesempatan untuk bertemu denganmu? Kenapa aku hanya mengira
tanpa pernah tahu kamu seperti apa? Kenapa mama mencintaimu? Kenapa ada cerita
yang begitu sulit di masa lalu mama? Kenapa? “Neha menangis sendirian, isaknya
mengalahkan desau angin disenja itu.
Neha… udah sore, pulang yuk… besok kan kamu mau balik ke
India “tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Ternyata Neha tidak
sendirian, tante Naina yang menunjukkan makam Raj padanya.
Aku masih ingin disini tante, sebentar lagi “
Naina duduk disebelah Neha…
Dia sangat mencintai Sherani, Sherani adalah satu-satunya
perempuan yang dia cintai. Tak ada sebelumnya dan tak ada yang sesudahnya, tapi
ternyata itu tidak cukup untuk membuat mereka berjodoh. Ada orang lain yang
tertulis ditakdir Sherani… Karan, papamu “Naina membelai rambut Neha, gadis
terisak sambil memeluk Naina.
Sekarang kamu ngerti kan? Sekarang kamu udah dewasa Neha,
sangat mudah bagimu untuk memahami semuanya. Mamamu perempuan yang baik, dia
sangat luar biasa… dia bukan penghianat Neha, tapi keadaan yang terlalu sering
tidak bepihak padanya. Bahkan tante selalu ingin berada diposisinya, karena dia
memiliki hati Raj yang sampai sekarang masih utuh miliknya.
Neha hanya diam, satu hal yang dihatinya saat ini. Dia makin
mencintai mama, dia begitu bahagia karena terlahir dari rahim wanita itu. Semua
yang terjadi malah membuat mama semakin istimewa dimatanya. Terserah dunia mau
berkata seperti apa, tapi dimatanya mama lebih sekedar ibu, dia dewi durga yang
berwujud.
Senja semakin tenggelam, rona gelap mulai memunculkan
dirinya. Naina membimbing Neha meninggalkan tempat itu, langkah mereka mulai
menjauh tapi tiba-tiba Neha terhenti dia menatap kembali kebelakang. Entah apa
yang dilihatnya yang membuatnya tersenyum. Seandainya Raj masih ada… dia pasti
akan bercerita tentang banyak hal, tentang perasaannya, tentang dia yang jatuh
cinta pada Aditya… tapi ini mungkin lebih baik, karena melihat orang yang kita
cintai lebih memilih orang lain itu lebih menyakitkan daripada kematian.
To be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar