Hrithik Roshan as Anand Kishore
Katrina Kaif as Shanaya
Kareena Kapoor as Meera
Ranbir Kapoor as Prem
Abhisek Bachan as Jay (special appreance)
***
“Aku merasa malam begitu cepat berlalu. Lampu-lampu telah padam, burung-burung beterbangan melintasi wajah ayu yang sedang terlelap… Ini pertama kalinya aku melihatnya tertidur… begitu tenang. Seperti embun pagi yang menetes sebelum udara. Sunyi… aku bahkan ingin katakan pada burung-burung untuk menunda kicauannya pagi ini agar tak membangunkan Shanaya dan pergi dariku. Aku ingin dia disini lebih lama…”
Tak lama… Shanaya membuka mata, hari sudah mulai terang. Dia melihat Anand sudah bangun dan sedang mencoba menstarter mobil.
Kamu udah bangun daritadi ya? Tanya Shanaya kaget melihat mereka akan segera berangkat pulang.
Udah, bahkan udah jalan kedepan… jauh lagi.
Oh ya? Kok kamu ngk bangunin aku?
Udahlah… kita pulang sekarang ya, maaf udah bikin kamu tidur dimobil semalaman “ujar Anand tampak sedikit ngk enak dengan Shanaya.
Gadis itu hanya tersenyum, seandainya dia bisa katakan… ini adalah tidur yang paling menyenangkan untuknya, karena terbangun disebelah cowok itu.
***
Jam 8 pagi… akhirnya mereka sampai didepan rumah Shanaya. Gadis itu turun dan berpamitan…
Shanaya… “panggilan Anand membuat gadis itu berbalik.
Apa kamu melihat seseorang? Semalam aku bilang ada seseorang yang menunggumu, apa kamu melihatnya? Anand tampaknya masih penasaran dengan semua yang dia katakan semalam, Shanaya terdiam agak lama. Dia masih ingat tentang semua yang dikatakan Anand semalam tentang impiannya.
Tidak… “jawab Shanaya singkat.
Anand hanya tersenyum… oke sampai ketemu lagi.
Boleh aku katakan sesuatu, “ucap Shanaya yang membuat Anand berbalik… kamu tahu kapan aku merasa sangat bahagia dalam hidup?
Anand mengerutkan kening menatap Shanaya…
Sejak bertemu denganmu… bye ”Shanaya berlalu dari hadapannya, tapi perkataannya barusan benar-benar diluar dugaannya, Anand tampak tertegun dengan penuturan gadis itu, dia tersenyum.
“Entah apa yang kurasa, Shanaya… gadis itu tiba-tiba menghadirkan perasaan yang tak biasa, sulit untuk ku jelaskan tapi… ada sesuatu dalam dirinya yang membuatku ingin selalu berada di dekatnya… ingin menatapnya lebih lama dari biasanya, ingin mendengar semua ceritanya, ingin menggengam erat jemarinya dan berkata… Shanaya, aku ingin kamu selalu ada disini.”
***
1 Pebruari 2004
“Shanaya datang ke kantorku, dia menangis… entah kenapa ada rasa sakit dihatiku melihat airmatanya…”
Shanaya… ada apa?
Aku tidak mau menikah dengannya, Anand… “
Kenapa?
Dia tidak mencintaiku Anand, dia hanya mencintai uang, kekuasaan, dia tidak pernah mengerti aku…
“Shanaya menyeka airmata… aku tidak mengerti apa yang telah terjadi dan aku juga tidak ingin tahu. Sekarang aku hanya ingin mengukir senyum di wajahnya. Shanaya… dia gadis yang berbeda, rintikan hujan malam itu sukses membuatnya tersenyum, dia sederhana… aku menyukainya, sangat menyukainya. Aku terus menatapnya tak henti… dia begitu cantik di bawah hujan. Tiba-tiba aku menyadari satu hal, ini bukan sekedar suka… aku jatuh cinta padanya. Semuanya baik-baik saja hingga kemarin, bagaimana cinta ini terjadi? Aku tidak pernah membayangkannya, bagaimana bisa tiba-tiba ada perasaan yang berbeda menyergap relung hati?”
Aku mencintaimu Shanaya… “ucap Anand tiba-tiba.
Shanaya terdiam dan menatapnya heran, apa yang barusan di dengarnya…
Shanaya… tolong jangan salah paham, aku jatuh cinta padamu. Aku juga tidak tahu apa perasaanku ini salah tapi yang jelas aku hanya mencoba jujur, aku mencintaimu Shanaya.
Shanaya hanya diam, dia tetap tidak bisa menepis keheranan yang ada di wajahnya…
Aku akan mencintaimu seperti yang kamu inginkan, aku bekerja dengan baik dan tidak akan mengurangi waktu bersamamu… aku akan memelukmu, menciummu setiap hari dan aku akan bawakan setangkai bunga untukmu setiap hari… “Anand tampak berkaca-kaca saat mengatakan isi hatinya pada Shanaya.
“Shanaya tidak mengatakan apapun… dia berbalik lalu pergi. Aku tidak tahu apa yang dia rasa dengan pengakuanku… dan aku juga tidak menghentikannya karena kurasa tak perlu… aku tidak perlu memaksanya.”
***
4 Pebruari 2004
“Aku tidak tahu apa aku salah dengan semua pengakuanku pada Shanaya… aku hanya mengatakan apa yang kurasa, aku benar-benar jatuh cinta padanya… dan tiba-tiba…”
“Shanaya sedang berdiri di depan kantorku, aku merasa senang melihatnya… dia sedikit kebasahan karena memang diluar sedang gerimis. Aku memperhatinya dari jauh… ada apa dia kesini? Aku tidak ingin mendengar jawabannya tentang pernyataanku kemaren tapi… tiba-tiba dia melihatku, dia berjalan ke arahku sambil tersenyum… dan sekarang dia tepat di depanku. Aku tidak tahu entah air apa yang ada di wajahnya… airmata ataukah hujan… dia terus menatapku lama dan tiba-tiba dia memelukku… aku terdiam tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi, kenapa Shanaya datang.”
Anand… saat aku menutup mata malam itu, kamu bilang kan… diujung sana ada pangeran yang sedang menungguku, dia membawa seikat mawar merah, dia menatapku, aku semakin mendekat dan kamu tahu saat aku katakan aku tidak melihat siapapun… aku bohong Anand, aku melihat seseorang, dan orang itu… kamu!!!
“Aku terdiam dengan penuturan Shanaya…”
Aku sudah berusaha untuk mengatakan tidak, tapi aku bahagia saat bersamamu, aku ingin selalu bersamamu aku ingin hidup bersamamu… selamanya. Perasaan apa ini? Kalau ini memang cinta… ya, aku mencintaimu.
“Aku sangat kaget dengan perkataannya… aku tidak memikirkan apapun kecuali Shanaya. Aku hanya bisa memeluknya dengan erat, aku merasa hatiku utuh saat bersamanya… sejak itu aku merasa Shanayalah duniaku, hidupku. Aku tidak menginginkan apapun kecuali dia… hanya dia.”
1 Maret 2004
“Semua baik-baik saja hingga kemarin, tapi hari ini Shanaya tidak datang… aku mencarinya, dia juga tidak ada. Aku tidak tahu kemana dia? Aku tidak bisa menghubunginya… dia tidak memberikan kabar apapun. Satu hari, dua hari sampai seminggu aku tidak melihatnya… dia juga tidak pernah datang lagi. Tujuh kuntum bunga mawar yang kubeli setiap harinya layu begitu saja. Aku ingin membawanya ke Mumbai, bertemu dengan orang tuaku dan menikah… aku tidak peduli dengan apapun, yang jelas aku ingin menghabiskan seluruh hidupku dengannya”
7 Maret 2004
“Sekali lagi aku mencarinya dan hari ini sepertinya aku beruntung… aku melihat Shanaya didepan rumahnya. Entah dari mana yang jelas dia sepertinya dia baru pulang…”
Kamu kemana sich Shanaya… aku mencarimu, handponemu juga tidak bisa dihubungi, apa yang terjadi? Akhirnya Anand menghampiri gadis itu.
Shanaya hanya menatapnya lekat… aku ingin mengatakan sesuatu padamu.
Aku juga “potong Anand cepat. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, penting… tapi tidak disini. kamu datang ya nanti malam ke cafe deket kantor aku… aku tunggu.
Tapi Anand, aku ingin mengatakan sesuatu padamu sekarang…
Nanti malam… aku tunggu “Anand berlalu dari hadapannya, Shanaya hanya terlihat menghela nafas panjang melihat cowok itu, terlihat sekali kalau dia sangat gelisah. Entah kenapa.
To be continue…
Katrina Kaif as Shanaya
Kareena Kapoor as Meera
Ranbir Kapoor as Prem
Abhisek Bachan as Jay (special appreance)
***
“Aku merasa malam begitu cepat berlalu. Lampu-lampu telah padam, burung-burung beterbangan melintasi wajah ayu yang sedang terlelap… Ini pertama kalinya aku melihatnya tertidur… begitu tenang. Seperti embun pagi yang menetes sebelum udara. Sunyi… aku bahkan ingin katakan pada burung-burung untuk menunda kicauannya pagi ini agar tak membangunkan Shanaya dan pergi dariku. Aku ingin dia disini lebih lama…”
Tak lama… Shanaya membuka mata, hari sudah mulai terang. Dia melihat Anand sudah bangun dan sedang mencoba menstarter mobil.
Kamu udah bangun daritadi ya? Tanya Shanaya kaget melihat mereka akan segera berangkat pulang.
Udah, bahkan udah jalan kedepan… jauh lagi.
Oh ya? Kok kamu ngk bangunin aku?
Udahlah… kita pulang sekarang ya, maaf udah bikin kamu tidur dimobil semalaman “ujar Anand tampak sedikit ngk enak dengan Shanaya.
Gadis itu hanya tersenyum, seandainya dia bisa katakan… ini adalah tidur yang paling menyenangkan untuknya, karena terbangun disebelah cowok itu.
***
Jam 8 pagi… akhirnya mereka sampai didepan rumah Shanaya. Gadis itu turun dan berpamitan…
Shanaya… “panggilan Anand membuat gadis itu berbalik.
Apa kamu melihat seseorang? Semalam aku bilang ada seseorang yang menunggumu, apa kamu melihatnya? Anand tampaknya masih penasaran dengan semua yang dia katakan semalam, Shanaya terdiam agak lama. Dia masih ingat tentang semua yang dikatakan Anand semalam tentang impiannya.
Tidak… “jawab Shanaya singkat.
Anand hanya tersenyum… oke sampai ketemu lagi.
Boleh aku katakan sesuatu, “ucap Shanaya yang membuat Anand berbalik… kamu tahu kapan aku merasa sangat bahagia dalam hidup?
Anand mengerutkan kening menatap Shanaya…
Sejak bertemu denganmu… bye ”Shanaya berlalu dari hadapannya, tapi perkataannya barusan benar-benar diluar dugaannya, Anand tampak tertegun dengan penuturan gadis itu, dia tersenyum.
“Entah apa yang kurasa, Shanaya… gadis itu tiba-tiba menghadirkan perasaan yang tak biasa, sulit untuk ku jelaskan tapi… ada sesuatu dalam dirinya yang membuatku ingin selalu berada di dekatnya… ingin menatapnya lebih lama dari biasanya, ingin mendengar semua ceritanya, ingin menggengam erat jemarinya dan berkata… Shanaya, aku ingin kamu selalu ada disini.”
***
1 Pebruari 2004
“Shanaya datang ke kantorku, dia menangis… entah kenapa ada rasa sakit dihatiku melihat airmatanya…”
Shanaya… ada apa?
Aku tidak mau menikah dengannya, Anand… “
Kenapa?
Dia tidak mencintaiku Anand, dia hanya mencintai uang, kekuasaan, dia tidak pernah mengerti aku…
“Shanaya menyeka airmata… aku tidak mengerti apa yang telah terjadi dan aku juga tidak ingin tahu. Sekarang aku hanya ingin mengukir senyum di wajahnya. Shanaya… dia gadis yang berbeda, rintikan hujan malam itu sukses membuatnya tersenyum, dia sederhana… aku menyukainya, sangat menyukainya. Aku terus menatapnya tak henti… dia begitu cantik di bawah hujan. Tiba-tiba aku menyadari satu hal, ini bukan sekedar suka… aku jatuh cinta padanya. Semuanya baik-baik saja hingga kemarin, bagaimana cinta ini terjadi? Aku tidak pernah membayangkannya, bagaimana bisa tiba-tiba ada perasaan yang berbeda menyergap relung hati?”
Aku mencintaimu Shanaya… “ucap Anand tiba-tiba.
Shanaya terdiam dan menatapnya heran, apa yang barusan di dengarnya…
Shanaya… tolong jangan salah paham, aku jatuh cinta padamu. Aku juga tidak tahu apa perasaanku ini salah tapi yang jelas aku hanya mencoba jujur, aku mencintaimu Shanaya.
Shanaya hanya diam, dia tetap tidak bisa menepis keheranan yang ada di wajahnya…
Aku akan mencintaimu seperti yang kamu inginkan, aku bekerja dengan baik dan tidak akan mengurangi waktu bersamamu… aku akan memelukmu, menciummu setiap hari dan aku akan bawakan setangkai bunga untukmu setiap hari… “Anand tampak berkaca-kaca saat mengatakan isi hatinya pada Shanaya.
“Shanaya tidak mengatakan apapun… dia berbalik lalu pergi. Aku tidak tahu apa yang dia rasa dengan pengakuanku… dan aku juga tidak menghentikannya karena kurasa tak perlu… aku tidak perlu memaksanya.”
***
4 Pebruari 2004
“Aku tidak tahu apa aku salah dengan semua pengakuanku pada Shanaya… aku hanya mengatakan apa yang kurasa, aku benar-benar jatuh cinta padanya… dan tiba-tiba…”
“Shanaya sedang berdiri di depan kantorku, aku merasa senang melihatnya… dia sedikit kebasahan karena memang diluar sedang gerimis. Aku memperhatinya dari jauh… ada apa dia kesini? Aku tidak ingin mendengar jawabannya tentang pernyataanku kemaren tapi… tiba-tiba dia melihatku, dia berjalan ke arahku sambil tersenyum… dan sekarang dia tepat di depanku. Aku tidak tahu entah air apa yang ada di wajahnya… airmata ataukah hujan… dia terus menatapku lama dan tiba-tiba dia memelukku… aku terdiam tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi, kenapa Shanaya datang.”
Anand… saat aku menutup mata malam itu, kamu bilang kan… diujung sana ada pangeran yang sedang menungguku, dia membawa seikat mawar merah, dia menatapku, aku semakin mendekat dan kamu tahu saat aku katakan aku tidak melihat siapapun… aku bohong Anand, aku melihat seseorang, dan orang itu… kamu!!!
“Aku terdiam dengan penuturan Shanaya…”
Aku sudah berusaha untuk mengatakan tidak, tapi aku bahagia saat bersamamu, aku ingin selalu bersamamu aku ingin hidup bersamamu… selamanya. Perasaan apa ini? Kalau ini memang cinta… ya, aku mencintaimu.
“Aku sangat kaget dengan perkataannya… aku tidak memikirkan apapun kecuali Shanaya. Aku hanya bisa memeluknya dengan erat, aku merasa hatiku utuh saat bersamanya… sejak itu aku merasa Shanayalah duniaku, hidupku. Aku tidak menginginkan apapun kecuali dia… hanya dia.”
1 Maret 2004
“Semua baik-baik saja hingga kemarin, tapi hari ini Shanaya tidak datang… aku mencarinya, dia juga tidak ada. Aku tidak tahu kemana dia? Aku tidak bisa menghubunginya… dia tidak memberikan kabar apapun. Satu hari, dua hari sampai seminggu aku tidak melihatnya… dia juga tidak pernah datang lagi. Tujuh kuntum bunga mawar yang kubeli setiap harinya layu begitu saja. Aku ingin membawanya ke Mumbai, bertemu dengan orang tuaku dan menikah… aku tidak peduli dengan apapun, yang jelas aku ingin menghabiskan seluruh hidupku dengannya”
7 Maret 2004
“Sekali lagi aku mencarinya dan hari ini sepertinya aku beruntung… aku melihat Shanaya didepan rumahnya. Entah dari mana yang jelas dia sepertinya dia baru pulang…”
Kamu kemana sich Shanaya… aku mencarimu, handponemu juga tidak bisa dihubungi, apa yang terjadi? Akhirnya Anand menghampiri gadis itu.
Shanaya hanya menatapnya lekat… aku ingin mengatakan sesuatu padamu.
Aku juga “potong Anand cepat. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, penting… tapi tidak disini. kamu datang ya nanti malam ke cafe deket kantor aku… aku tunggu.
Tapi Anand, aku ingin mengatakan sesuatu padamu sekarang…
Nanti malam… aku tunggu “Anand berlalu dari hadapannya, Shanaya hanya terlihat menghela nafas panjang melihat cowok itu, terlihat sekali kalau dia sangat gelisah. Entah kenapa.
To be continue…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar