Kamis, 01 Januari 2015

CERBUNG SAANS (Part 12)


Hrithik Roshan as Anand Kishore
Katrina Kaif as Shanaya
Kareena Kapoor as Meera
Ranbir Kapoor as Prem
Abhisek Bachan as Jay (special appreance)

***
Hallo… “Meera menjawab panggilan telpon, dia baru saja pulang dari kantor.
Meera… Anand sudah bangun, sekarang kami semua ada dirumah sakit, kamu kesinilah nak... “ibu Anand bicara ditelpon, dia terdengar sangat bahagia… Meera tidak bisa menyembunyikan kekagetannya dan yang pasti ini luar biasa…
Oke ibu… aku segera kesana…

Shanaya… Anand bangun, dia bangun Shanaya, “Meera memeluk Shanaya dengan senang.
Benarkah? Shanaya hanya tersenyum melihat Meera begitu bahagia.
Ayo kita kerumah sakit sekarang… “Meera tampak bersemangat meraih tasnya.
Kita? Aku ngk ikut Meera, kamu pergilah… aku akan tunggu disini.
Shanaya… kita harus kerumah sakit sekarang, semuanya sedang menunggu kita.
Tidak Meera, mereka hanya menunggumu… hanya kamu.
Shanaya…
Kamu lupa aku siapa? Aku Shanaya… kalau Anand melihatku bagaimana? Ucapan Shanaya membuat Meera terdiam, dia lupa… saking bahagianya dia lupa siapa Shanaya, dia gadis yang dicintai Anand dan kedatangannya pasti akan membuat Anand… ya Anand tidak akan memandangnya.

Pergilah, aku tunggu disini “ulang Shanaya mengagetkannya, Meera berlalu tanpa berkata apapun. Dia pergi sendiri.
Sesampainya dirumah sakit, dia bisa melihat semua orang begitu bahagia dan Anand… cowok itu tampak sangat sehat, seperti tidak terjadi apa-apa…

Anand… “panggil Meera, semua orang melihat ke arahnya.
Meera… akhirnya kamu datang juga nak, lihat Anand sudah bangun… “ibu Anand memeluknya dengan hangat. Meera menatap cowok itu tersenyum padanya, dia mendekat…
Kamu tahu betapa khawatirnya aku, kenapa kamu tidur begitu lama? Anand hanya tersenyum, dia memeluk cewek itu, Meera tahu ini bukan pelukan cinta, tapi permintaan maaf.

***
Keesokan harinya Meera membawa Anand berjalan di taman RS, meraka hanya duduk. Anand terlihat sudah mulai sangat membaik, hanya saja dia masih agak tertatih berjalan dan harus menggunakan tongkat. Lama hening diantara mereka… Anand pun mulai berbicara memecah keheningan.

Maafkan aku Meera, aku banyak menyusahkanmu… semua yang pernah terjadi, aku minta maaf. Aku tidak pernah berniat membagi hati… Kita akan menikah bulan depan kan? Please lupain apa yang terjadi kemarin… aku minta maaf “Anand berusaha menjelaskan semua yang terjadi yang tak sempat dia jelaskan sebelum kecelakaanya.
Kamu masih mencintainya? Tanya Meera sambil menatap Anand tajam.
Anand terdiam menatap Meera… aku akan melupakannya ”jawab Anand.
Kita akan menikah Anand dan kita akan memulai kehidupan yang baru, aku tidak ingin diawali dengan kebohongan… aku ingin tahu sekarang bagaimana perasaanmu terhadap Shanaya saat ini?

Mungkin aku hanya bermimpi… kamu tahu Meera, selama aku tertidur entah kenapa aku merasa dia ada didekatku… dia menggenggam tanganku sambil berkata, “Anand, aku disini… kita ketemu lagi… aku Shanaya, bangunlah…”aku tahu itu mungkin perasaanku saja… tapi ya sudahlah, kita lupakan semuanya Meera. Oke… sekali lagi aku mohon maafkan aku… “Anand menggenggam tangan Meera, ada sorot ketulusan dimata cowok itu.

Meera hanya diam dengan semua ucapan Anand, walaupun Anand tidak bilang dia tahu persis cowok itu masih mencintai Shanaya… dia bisa merasakan kehadiran gadis dalam kondisi sekarat sekalipun.
Dia disini ”ucap Meera tiba-tiba.
Apa? Anand kaget, tidak mengerti dengan perkataan Meera.
Shanaya… dia disini, dirumah sakit ini…
Maksud kamu?
Kamu tidak bermimpi Anand, dia benar-benar disini dan benar-banar menggenggam tanganmu sewaktu kamu sakit, dia benar-benar ada disampingmu… aku yang membawanya kesini, aku ingin kamu bangun, kamu terus memanggil nama dia, karena itu aku membawanya kesini…
Anand hanya bisa terperangah tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Kamu ingin bertemu dengannya? Tanya Meera memecah keterpanaan Anand.

Cowok itu hanya diam, dia dibelakangmu… “seketika Anand berbalik dan benar, dia melihat Shanaya… gadis yang pernah dicintainya dan jujur… bahkan masih dicintainya. Anand tidak bisa menahan airmatanya untuk tidak jatuh, bulir bening itu sepertinya terlalu menumpuk dipelupuk matanya hingga tak terbendung. Perlahan dia berjalan menuju gadis itu, dia lupa akan Meera yang duduk disampingnya. Anand terus melangkah dengan tertatih hingga akhirnya dia tepat berada di depan Shanaya, gadis itu hanya diam… Anand hanya menatapnya lama, seperti tidak ada kata yang bisa dia katakan. Shanaya… “hanya nama itu yang keluar dari bibirnya dan kembali terdiam, mungkin karena rasa hati yang terlalu bergemuruh hingga tak sempat hanya bertanya kabar. Ada rindu yang menyeruak diruang kepala hingga ingin menatapnya lebih lama, sangat lama seperti ingin meyakinkan hati kalau sosok yang selama ini hanya menjelma dalam mimpi kini benar-benar nyata didepan mata.

Sementara, Meera hanya menatap mereka dari jauh, ada luka di hatinya yang berdarah lagi. Dia tidak tahu apakah keputusannya untuk mempertemukan Shanaya dan Anand ini benar atau tidak. Ini semua karena dia ingin Anand melupakan Shanaya, Meera hanya ingin menunjukkan pada Anand kalau Shanaya sudah jadi milik orang lain. Dia harus berhenti berharap karena Shanaya sudah memiliki kehidupannya sendiri.

To be continue…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar