Hrithik Roshan as Anand Kishore
Katrina Kaif as Shanaya
Kareena Kapoor as Meera
Ranbir Kapoor as Prem
Abhisek Bachan as Jay (special appreance)
***
Meera sangat kaget begitu dia terbangun, bagaimana tidak jarum jam masih menunjukkan pukul 7 pagi dan ini hari minggu tapi Shanaya sudah bangun dan… ada apa dengan apartementnya, semuanya begitu tertata dengan baik dan sarapan sudah tersedia di meja makan…
Shanaya… kamu lagi ngapain?
Kenapa? Aku sedang menyiapkan sarapan, aku ngelihat tidur kamu begitu nyenyak jadi ngk tega aja buat bangunin. Kita akan kerumah sakit kan? Kamu mandi dulu gih… habis itu sarapan.
Kamu bangun jam berapa sich?
Jam 6… aku udah terbiasa kok kayak gini, ngk usah kaget gitu ”ujar Shanaya sambil tersenyum.
Shanaya… aku mengajakmu kesini untuk menemui Anand bukan untuk menjadi pelayanku…
Meera jangan terlalu mendramatisir, ini cuma pekerjaan kecil dan aku sudah biasa melakukannya. Ayo buruan kamu mandi…
Meera masih tidak bisa menyembunyikan keheranannya, belum sehari bersama gadis itu tapi Meera sangat terkesan padanya…
Setelah sarapan mereka langsung kerumah sakit…
***
Meera, ini hari minggu, ngk apa-apa kan kalau kita ke gereja sebentar?
Oke… ngk apa-apa ”ujar Meera sambil tersenyum.
Meera menghentikan mobilnya di sebuah gereja, Shanaya masuk… kamu ngk ikut masuk? Tawar Shanaya.
Aku lagi males, perasaan aku benar ngk karuan…
Shanaya tersenyum, Meera… justru disaat kita lagi kacau kita butuh tuhan… kamu harus banyak berdoa untuk kesembuhan Anand dan kelancaran rencana pernikahan kalian, ayolah, berdoa akan bikin hati kamu lebih tenang…
Kali ini Meera tidak bisa menolak…
Meera hanya diam, dia menatap Shanaya berdoa sambil memejamkan matanya… Meera hanya tersenyum melihatnya.
Kamu minta apa dari tuhan? “Meera bertanya setelah mereka kembali melanjutkan perjalanannya…
Banyak… aku selalu berdoa tapi kali ini aku ingin kesembuhan Anand, seperti yang kamu mau dan pernikahan kalian agar cepat dilaksanakan… dan apapun yang kamu minta sewaktu di gereja tadi aku berharap tuhan mengabulkannya “ujar Shanaya sambil tersenyum, Meera tertegun… dia begitu kagum dengan Shanaya… ada sorot ketulusan dari matanya.
***
Shanaya begitu gugup begitu memasuki rumah sakit itu, jantungnya berdegup kencang. Bagaimana bisa dia setuju dengan ajakan Meera untuk datang, semua ini sama saja dengan menggelar kembali kenangan yang begitu sulit dia tutup… tapi apa, dia harus tegar semua ini hanya untuk membantu Anand, bukan untuk cinta.
Itu Anand… masuklah “Meera meminta Shanaya untuk masuk ke ruangan dimana Anand di rawat, Shanaya masih terlihat gugup.
Kamu gila Meera, kamu mencintai Anand… bagaimana mungkin kamu menyuruhku untuk datang kesini dan duduk disampingnya…
Justru semua ini karena aku mencintainya, aku ingin dia bangun… dan kalau memang cuma kamu yang bisa bantu, kenapa tidak… masuklah…
Shanaya memasuki ruangan itu, dia bisa melihat dari dekat Anand terbujur kaku tak berdaya. Dia tidak bisa menahan airmatanya, ditatapnya cowok itu lama… Shanaya meraih tangan Anand dan menggenggamnya erat…
Meera hanya menatap mereka di balik kaca, airmata yang sejak tadi dia tahan akhirnya jatuh. Hatinya sakit…
Anand… apa yang terjadi? Kamu kenapa? Aku Shanaya… kita bertemu lagi. Meera menemuiku… Aku tidak mengerti kenapa dia mencariku dan memintaku untuk datang. Tapi apapun itu aku seneng bisa bertemu kamu lagi. Kenapa kamu tidak melupakanku? Kenapa masih memanggil namaku? Kan ada Meera… kamu ngk tahu betapa dia sangat mencintaimu. Bangunlah… aku datang kesini berharap bisa hadir dipernikahan kalian.
Anand tak bergeming, Shanaya tertunduk… dia melangkah keluar menemui Meera.
Kamu lihat kan? Kedatanganku tidak berubah apapun, kamu ngk perlu buang waktu untuk membawaku kesini.
Tiba-tiba Meera melihat tangan Anand bergerak, ada bulir bening jatuh disudut matanya… Meera segera menghampirinya, Shanaya tampak heran. Dia pun mengikuti Meera.
Sepertinya dia tahu kalau kamu disini… “ujar Meera, Shanaya hanya terdiam tak mengerti.
Tanpa menghiraukan apapun Meera segera berlari menemui dokter, dia melihat ada bulir bening mengalir disudut mata Anand, entah karena apa… begitu ajaibkah kedatangan Shanaya? Anand memberikan respon diluar dugaannya. Dia tidak tahu harus sedih atau bahagia saat ini.
***
Jadi anda Shanaya? Dokter bertanya setelah memeriksa keadaan Anand.
Iya dokter “jawab Shanaya singkat.
Ada hubungan apa anda dengan pasien? Pertanyaan dokter membuat Shanaya terdiam dan menatap kearah Meera dengan pandangan yang sulit untuk diartikan. Meera hanya tertunduk.
Aku temannya, kita udah lama ngk ketemu…
Wah… teman yang luar biasa… nyonya Meera tunangan anda memberikan respon yang baik, detak jantungnya meningkat dari biasa.
Apa dia akan bangun dokter? Tanya Meera khawatir.
Kemungkinan itu ada, kita jangan berharap dulu… tapi sejauh ini dia memberikan reaksi yang baik.
Meera menatap Shanaya sambil tersenyum… ngk apa-apa, aku baik-baik aja kok “Meera menggenggam tangan Shanaya untuk menepis rasa kacau dihatinya.
Begitulah setiap hari mereka selalu datang kerumah sakit sepulang Meera dari kantor, dan dokter bilang keadaan Anand semakin ada kemajuan. Meera bahagia sekaligus sedih, bahagia karena Anand mulai membaik, sedih… kenapa harus Shanaya yang bisa melakukan semua itu, tidakkah ada dia dalam hati Anand? Dan Shanaya… gadis itu benar-benar berbeda, gadis dari keluarga elite tapi mencintai kehidupan yang biasa, sejak ada dia… Meera baru merasa bagaimana rasanya pulang ke rumah… dia merasa seperti ada keluarga yang menunggunya, gadis itu selalu tersenyum menyambutnya. Dia seperti sahabat sejati… inikah yang membuat Anand jatuh cinta?
Meera hanya menatap Shanaya yang tertidur disampingnya, Meera memperhatikannya dari dekat… Shanaya… seandainya kamu bukan orang yang dicintai Anand ”bisiknya pelan, ada bulir bening yang jatuh dari matanya.
To be continue…
Katrina Kaif as Shanaya
Kareena Kapoor as Meera
Ranbir Kapoor as Prem
Abhisek Bachan as Jay (special appreance)
***
Meera sangat kaget begitu dia terbangun, bagaimana tidak jarum jam masih menunjukkan pukul 7 pagi dan ini hari minggu tapi Shanaya sudah bangun dan… ada apa dengan apartementnya, semuanya begitu tertata dengan baik dan sarapan sudah tersedia di meja makan…
Shanaya… kamu lagi ngapain?
Kenapa? Aku sedang menyiapkan sarapan, aku ngelihat tidur kamu begitu nyenyak jadi ngk tega aja buat bangunin. Kita akan kerumah sakit kan? Kamu mandi dulu gih… habis itu sarapan.
Kamu bangun jam berapa sich?
Jam 6… aku udah terbiasa kok kayak gini, ngk usah kaget gitu ”ujar Shanaya sambil tersenyum.
Shanaya… aku mengajakmu kesini untuk menemui Anand bukan untuk menjadi pelayanku…
Meera jangan terlalu mendramatisir, ini cuma pekerjaan kecil dan aku sudah biasa melakukannya. Ayo buruan kamu mandi…
Meera masih tidak bisa menyembunyikan keheranannya, belum sehari bersama gadis itu tapi Meera sangat terkesan padanya…
Setelah sarapan mereka langsung kerumah sakit…
***
Meera, ini hari minggu, ngk apa-apa kan kalau kita ke gereja sebentar?
Oke… ngk apa-apa ”ujar Meera sambil tersenyum.
Meera menghentikan mobilnya di sebuah gereja, Shanaya masuk… kamu ngk ikut masuk? Tawar Shanaya.
Aku lagi males, perasaan aku benar ngk karuan…
Shanaya tersenyum, Meera… justru disaat kita lagi kacau kita butuh tuhan… kamu harus banyak berdoa untuk kesembuhan Anand dan kelancaran rencana pernikahan kalian, ayolah, berdoa akan bikin hati kamu lebih tenang…
Kali ini Meera tidak bisa menolak…
Meera hanya diam, dia menatap Shanaya berdoa sambil memejamkan matanya… Meera hanya tersenyum melihatnya.
Kamu minta apa dari tuhan? “Meera bertanya setelah mereka kembali melanjutkan perjalanannya…
Banyak… aku selalu berdoa tapi kali ini aku ingin kesembuhan Anand, seperti yang kamu mau dan pernikahan kalian agar cepat dilaksanakan… dan apapun yang kamu minta sewaktu di gereja tadi aku berharap tuhan mengabulkannya “ujar Shanaya sambil tersenyum, Meera tertegun… dia begitu kagum dengan Shanaya… ada sorot ketulusan dari matanya.
***
Shanaya begitu gugup begitu memasuki rumah sakit itu, jantungnya berdegup kencang. Bagaimana bisa dia setuju dengan ajakan Meera untuk datang, semua ini sama saja dengan menggelar kembali kenangan yang begitu sulit dia tutup… tapi apa, dia harus tegar semua ini hanya untuk membantu Anand, bukan untuk cinta.
Itu Anand… masuklah “Meera meminta Shanaya untuk masuk ke ruangan dimana Anand di rawat, Shanaya masih terlihat gugup.
Kamu gila Meera, kamu mencintai Anand… bagaimana mungkin kamu menyuruhku untuk datang kesini dan duduk disampingnya…
Justru semua ini karena aku mencintainya, aku ingin dia bangun… dan kalau memang cuma kamu yang bisa bantu, kenapa tidak… masuklah…
Shanaya memasuki ruangan itu, dia bisa melihat dari dekat Anand terbujur kaku tak berdaya. Dia tidak bisa menahan airmatanya, ditatapnya cowok itu lama… Shanaya meraih tangan Anand dan menggenggamnya erat…
Meera hanya menatap mereka di balik kaca, airmata yang sejak tadi dia tahan akhirnya jatuh. Hatinya sakit…
Anand… apa yang terjadi? Kamu kenapa? Aku Shanaya… kita bertemu lagi. Meera menemuiku… Aku tidak mengerti kenapa dia mencariku dan memintaku untuk datang. Tapi apapun itu aku seneng bisa bertemu kamu lagi. Kenapa kamu tidak melupakanku? Kenapa masih memanggil namaku? Kan ada Meera… kamu ngk tahu betapa dia sangat mencintaimu. Bangunlah… aku datang kesini berharap bisa hadir dipernikahan kalian.
Anand tak bergeming, Shanaya tertunduk… dia melangkah keluar menemui Meera.
Kamu lihat kan? Kedatanganku tidak berubah apapun, kamu ngk perlu buang waktu untuk membawaku kesini.
Tiba-tiba Meera melihat tangan Anand bergerak, ada bulir bening jatuh disudut matanya… Meera segera menghampirinya, Shanaya tampak heran. Dia pun mengikuti Meera.
Sepertinya dia tahu kalau kamu disini… “ujar Meera, Shanaya hanya terdiam tak mengerti.
Tanpa menghiraukan apapun Meera segera berlari menemui dokter, dia melihat ada bulir bening mengalir disudut mata Anand, entah karena apa… begitu ajaibkah kedatangan Shanaya? Anand memberikan respon diluar dugaannya. Dia tidak tahu harus sedih atau bahagia saat ini.
***
Jadi anda Shanaya? Dokter bertanya setelah memeriksa keadaan Anand.
Iya dokter “jawab Shanaya singkat.
Ada hubungan apa anda dengan pasien? Pertanyaan dokter membuat Shanaya terdiam dan menatap kearah Meera dengan pandangan yang sulit untuk diartikan. Meera hanya tertunduk.
Aku temannya, kita udah lama ngk ketemu…
Wah… teman yang luar biasa… nyonya Meera tunangan anda memberikan respon yang baik, detak jantungnya meningkat dari biasa.
Apa dia akan bangun dokter? Tanya Meera khawatir.
Kemungkinan itu ada, kita jangan berharap dulu… tapi sejauh ini dia memberikan reaksi yang baik.
Meera menatap Shanaya sambil tersenyum… ngk apa-apa, aku baik-baik aja kok “Meera menggenggam tangan Shanaya untuk menepis rasa kacau dihatinya.
Begitulah setiap hari mereka selalu datang kerumah sakit sepulang Meera dari kantor, dan dokter bilang keadaan Anand semakin ada kemajuan. Meera bahagia sekaligus sedih, bahagia karena Anand mulai membaik, sedih… kenapa harus Shanaya yang bisa melakukan semua itu, tidakkah ada dia dalam hati Anand? Dan Shanaya… gadis itu benar-benar berbeda, gadis dari keluarga elite tapi mencintai kehidupan yang biasa, sejak ada dia… Meera baru merasa bagaimana rasanya pulang ke rumah… dia merasa seperti ada keluarga yang menunggunya, gadis itu selalu tersenyum menyambutnya. Dia seperti sahabat sejati… inikah yang membuat Anand jatuh cinta?
Meera hanya menatap Shanaya yang tertidur disampingnya, Meera memperhatikannya dari dekat… Shanaya… seandainya kamu bukan orang yang dicintai Anand ”bisiknya pelan, ada bulir bening yang jatuh dari matanya.
To be continue…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar