Kamis, 01 Januari 2015

CERBUNG SAANS (Part 13)


Hrithik Roshan as Anand Kishore
Katrina Kaif as Shanaya
Kareena Kapoor as Meera
Ranbir Kapoor as Prem
Abhisek Bachan as Jay (special appreance)

***
Lama mereka terdiam, tampak jelas rasa canggung itu terasa begitu kentara karena mereka memang sudah 2 tahun tidak bertemu.

Kenapa kamu menatapku seperti itu? Shanaya jadi serba salah karena dari tadi Anand terus menatapnya.
Aku hanya sedang memastikan apa kau benar-benar ada dihadapanku. Kamu disini, untuk apa Shanaya?
Untukmu… Meera memberitahuku kalau kamu kecelakaan, makanya aku datang untuk menjengukmu dan syukurlah kamu udah sadar, aku sangat senang Anand…
Aku juga… aku senang bisa melihatmu lagi dan bagaimana kabarmu…? Tanya Anand.
Aku baik… “
Pernikahanmu?
Ya… semuanya baik-baik saja, Prem banyak berubah setelah kami menikah.

Anand hanya tersenyum mendengar ucapan Shanaya, gadis itu telah bahagia dengan kehidupannya. Rasanya begitu sesak, benarkah rasa masih merindukannya ini salah?

Kamu belum punya anak? Pertanyaan Anand membuat Shanaya terdiam agak lama lalu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis.
Kenapa? Tanya Anand lagi.
Belum sekarang, kamu kenapa belum menikah? Pertanyaan Shanaya membuat Anand berpaling dan menatap jauh kedepan, tidak ada jawaban yang dia keluarkan. Hening itu kembali terasa, Shanaya tak ingin bertanya lagi.

Anand… Aku berharap kamu menunda pernikahanmu bukan karena aku. Aku sudah lupain semuanya Anand, semuanya dan kedatanganku kemari hanya ingin menjengukmu sebagai seorang teman, ngk lebih dan aku akan kembali ke London secepatnya, aku berharap kamu segera menikah dengan Meera. Dia sangat mencintaimu Anand, percayalah tidak ada perempuan lain yang bisa seperti dia. Dia yang terbaik untukmu… baik Anand, aku pergi dulu, mungkin Meera telah menunggu terlalu lama, bye. Jaga dirimu baik-baik ya… “Shanaya mengulurkan tangannya tepat dihadapan wajah Anand, cowok itu hanya tertegun menatapnya dan tak lama dia menjabat tangan gadis itu. Shanaya tampak tersenyum bahagia, dan tak lama dia pun melangkah pergi.
Anand hanya bisa melihat gadis itu berjalan menjauh darinya, dia merasa hatinya begitu sakit… gadis itu telah jadi milik orang lain, mungkin Shanaya benar… dia pun harus bisa melupakan gadis itu.

***
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, Meera belum juga pulang, handphonepun mailbox, Shanaya terlihat sangat khawatir. Sejak dari rumah sakit tadi, Shanaya tidak tahu Meera kemana, dia juga meninggalkannya sewaktu dirumah sakit.
Tiba-tiba ada yang datang. Shanaya kaget bukan main… Meera pulang dalam kondisi mabuk berat, dia berjalan tertatih-tatih.

Meera… apa yang terjadi? Kamu kenapa?
Meera menatap Shanaya lama… Kamu siapa?
Meera… aku Shanaya? Ada apa? Kenapa kamu begini?
Shanaya… kamu pikir kamu siapa? Meera membentak gadis itu.
Meera… “Shanaya terheran.

Kamu tahu aku sangat membencimu, sangat membencimu… bagaimana bisa kamu datang diantara kami dan merusak semuanya? Kamu tahu… 5 tahun, “Meera memperlihat tangannya ke muka Shanaya… dan kamu, kamu merusaknya hanya dalam waktu 2 bulan. Wah… kamu sangat hebat. Apa yang kamu lakukan pada Anand? Bagaimana kamu menjeratnya? Bagaimana? Kamu tidur dengannya? Tiba-tiba air mata Shanaya jatuh mendengar tuduhan Meera padanya. Dia masih menatap Meera yang terlihat semakin tak terkendali.

Kamu menangis? Kenapa Shanaya? Bukankah kamu wanita hebat, kamu mampu melakukan sesuatu yang tak bisa kulakukan selama bertahun tahun dan kamu bisa melakukannya selama dua bulan saja… wah... “Meera tampak bertepuk tangan dalam keadaan tertatih.
Shanaya hanya tertegun… Ayo Meera, sebaiknya kamu tidur… Shanaya membimbingnya ke kamar, menidurkan cewek itu dan menyelimutinya. Dia keluar… semua perkataan Meera terngiang di benaknya, kali ini Shanaya terisak, dia merasa hatinya begitu sakit.

***
Pagi harinya… Meera terbangun, dilihatnya Shanaya sedang memasukkan pakaiannya ke koper…

Shanaya… kamu lagi ngapain?
Aku akan balik ke London, semalem Prem telpon… aku harus balik. Aku udah pesan tiket untuk penerbangan satu jam lagi.
Apa? Kenapa kamu tidak memberitahuku semalem. Kenapa begitu mendadak?
Semuanya sudah baik-baik saja, Anand sudah sembuh dan… untuk apalagi aku disini? Kamu pulang udah larut, dan terlihat sangat capek… kamu langsung tidur. Ada apa Meera? Semuanya baik-baik aja kan? Kenapa kamu minum begitu banyak?

Meera terdiam dia agak lupa dengan kejadian semalam hanya saja wajahnya agak terlihat sendu. Tapi, aku tidak mengatakan apapun kan? Tanya Meera tampak khawatir.
Shanaya terdiam sambil terus mengemasi barang-barangnya, dia tidak menjawab pertanyaan Meera.
Aku mengatakan sesuatu ya? Shanaya… kenapa kamu diam saja, maafkan aku…

Shanaya tersenyum dan menatap Meera, maaf untuk apa… aku ngk apa-apa, sama sekali ngk masalah kok… jangan minta maaf Meera, aku mengerti posisimu, kalau aku ditempatmu mungkin aku akan lebih marah. Kamu jangan cemas aku akan pergi sejauh mungkin, aku juga punya kehidupan sendiri dan suamiku. Aku pergi, kamu ngk usah antar… itu akan lebih sulit bagiku untuk pergi.
Meera terdiam tanpa kata… kamu jangan salah sangka tentang kemarin, aku yakin mulai hari ini Anand hanya menganggapku teman, hanya teman. Kamu tahu Meera, kamulah satu-satu perempuan yang terbaik untuk Anand ”ujar Shanaya sambil tersenyum dan mengemasi barang-barangnya.

Meera… aku doakan semoga pernikahanmu lancar dan tidak ada halangan apapun, kamu perempuan terbaik untuk Anand, bukan siapapun… dan aku sudah siapkan sarapan untukmu, jangan lupa dimakan ya, aku pergi dulu… aku berharap kita bisa ketemu lagi, suatu saat dan aku harap saat itu kamu sudah menikah dengan Anand… I miss you “Shanaya tersenyum begitupun Meera.

Oh ya satu lagi, Shanaya mendekat dan memeluk Meera dengan erat, percayalah… selama di London aku hanya tertawa bersamanya, menghabiskan waktu… aku bahagia Meera dan selain itu tidak ada sesuatu apapun yang terjadi. Percayalah… “Shanaya meneteskan airmatanya. Jaga diri kamu baik-baik ya ”Shanaya berlalu sambil tersenyum, Meera hanya bisa terdiam… dia tidak tahu harus mengatakan apa, dia yakin ada sesuatu yang dia katakan semalam yang membuat Shanaya tersinggung, tapi apa? Dia hanya menatap Shanaya pergi tanpa mengatakan apapun.

Malam harinya Meera masih bertanya tentang kenapa Shanaya pergi mendadak, dia membaringkan tubuhnya, menatap langit-langit kamar dengan kosong dan tiba-tiba dia menatap sebuah benda… ya cctv, dia lupa kalau kamarnya mempunyai cctv yang bisa dia akses sendiri. Meera buru-buru melihat hasil rekaman cctv tentang kejadian semalam dan betapa kagetnya Meera melihat apa yang dia katakan pada Shanaya, dia menghina gadis itu tapi kenapa dia masih bersikap manis padanya seperti tidak terjadi sesuatu apapun? Meera tak habis pikir… Rasanya sekarang aku mengerti Shanaya, kenapa Anand mencintaimu, kenapa dia begitu sulit melupakanmu… aku mengerti ”bisiknya pada diri sendiri, ada bulir bening mengalir di sudut matanya.

To be continue…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar