Hrithik Roshan as Anand Kishore
Katrina Kaif as Shanaya
Kareena Kapoor as Meera
Ranbir Kapoor as Prem
Abhisek Bachan as Jay (special appreance)
***
10 Januari 2004
“Hari ini aku mengajak Shanaya kerumah paman, hari ini acara ulang tahun pernikahan paman… aku mengenalkannya pada semua orang. Shanaya gadis yang baik… dalam waktu yang singkat dia sudah bisa akrab dengan semua orang. Apalagi Bima… keponakanku, dia sangat menyukai Shanaya. Aku melihat Shanaya tertawa begitu lepas seperti tidak beban diwajah cantikku, aku bahagia melihatnya. Dia menari dan tertawa bersama semua keluargaku.”
Hari ini aku sangat bahagia… thanks again… hari ini aku benar-benar merasa bagaimana rasanya berada ditengah keluarga, ditengah orang yang mencintai kita. Aku benar-benar merasakan ketulusan dirumah pamanmu “Shanaya selalu saja merasa bahagia bila bersama Anand.
“Aku memperhatikan setiap perkataan Shanaya, aku bisa melihat jelas guratan bahagia di wajahnya, berkali-kali dia tersenyum menatap kedepan, hingga dia tidak menyadari bahwa aku… aku tidak bisa mengalihkan pandangan darinya.”
Ops… Shanaya, aku bosan mendengar ucapan terima kasihmu setiap saat, mulai hari ini ngk ada kata terima kasih, oke… “ucap Anand pura-pura kesal.
Shanaya tersenyum lebar… kamu tahu Anand, hari ini pertama kalinya aku lihat seluruh keluarga kumpul bersama, begitu banyak cinta dan kasih sayang… aku menyukainya, ingin rasanya aku menikmatinya setiap hari. Papaku sangat sibuk… dia tak pernah ada waktu untukku, aku benar-benar kesepian…
Kamu ngk akan kesepian lagi Shanaya… aku akan selalu bersamamu, kapanpun… aku akan selalu ada untukmu… “ucap Anand pasti.
Shanaya terperangah, dia menatap Anand lama… mencoba mencari tahu kenapa laki-laki itu begitu memperhatikannya.
Tiba-tiba mobil berhenti…
Kenapa Anand?
Ngk tahu… sebentar aku check dulu… “Anand turun, mencoba membuka bagian depan mobil dan memeriksa keadaan mobil.
Gimana? Tanya Shanaya setengah berteriak dari kaca mobil.
Ngk tahu nich, mesinnya kayaknya baik-baik aja dech… hahahaha… “tiba-tiba Anand tertawa yang membuat Shanaya menatapnya heran.
Ada apa?
Bukan mesin tapi bensinnya yang habis “ujar Anand.
What? Lalu gimana? disini sepi Anand… dimana kita akan beli bensin? Shanaya tampak panik, yang membuat Anand semakin ingin ketawa melihat wajahnya yang terlihat lucu.
Gimana ya? Dorong aja... “ujar Anand dengan santai.
Kya? Shanaya tampak tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Mendorong mobil dijalan sepi kayak gini. Kamu gila ya?
Siapa tahu diujung jalan sana ada yang jual bensin, ya ngk???
Shanaya masih bingung tak mengerti, yang bener aja masa dorong mobil sejauh itu. walaupun terlihat ragu, Shanaya dengan polosnya berjalan ke belakang mobil dan mencoba mendorong mobil itu, tapi NOL besar… jangankan berjalan bergerak aja ngk tuh mobil.
Hahaha… “Anand semakin ketawa melihat tingkah Shanaya. Shanaya… sampe besok kamu dorong tuh mobil ngk bakal geser. Yuk… kita jalan ke depan aja, siapa tahu ada orang kan kita bisa minta bantuan.
Kamu sich, trus gimana donk… aku ngk mau jalan ke depan, gelap ngk ada siapa-siapa lagi. Ntar kalau ada orang jahat gimana… ih ngeri tahu “Shanaya tampak mulai ketakutan.
Ya udah tidur aja nunggu pagi.
Tidur dimana? Mobil?
Ya Shanaya… tidur di mobil, kita ngk bisa lakukan apapun… tenang, aku tidak akan melakukan hal buruk, aku janji… “Anand menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya pada Shanaya, gadis itu tertawa.
Aku tahu…, “jawab Shanaya yakin, dia langsung duduk di dalam mobil.
Ayo… “mereka akhirnya memasuki mobil dan berusaha untuk tidur.
Lama mereka terdiam… tiba-tiba Shanaya bangun.
Kenapa Shanaya?
Aku ngk bisa tidur. Kok rasanya ngk nyaman banget tidur disini, aku tuh parno banget, gimana kalau ada orang jahat nanti?
Lalu Anand menyalakan lampu dan tersenyum melihat wajah Shanaya yang terlihat panik... Ngk bakal ada apa-apa, kamu percaya kan? Kan ada aku…
Shanaya tersenyum, rasanya begitu tenang… seketika rasa takutnya hilang dan tiba-tiba merasa mengingat sesuatu, tentang mimpinya. Entah kenapa tiba-tiba dia merasa, Anand seperti seseorang yang ditunggunya sejak lama.
Anand… kamu tahu sejak kecil aku selalu bermimpi tentang banyak hal, satu hal yang paling aku ingat. Aku berharap suatu hari nanti akan ada seorang pangeran yang datang menjemputku, pengeran seperti yang ada dinegeri dongeng, dia mengendarai kuda, membawa seikat mawar merah… dan membawaku pergi kedunianya yang indah. Tapi sekarang… aku tahu mimpi itu hanya impian anak-anak, tidak akan terjadi di dunia nyata… sejak mama ngk ada rasanya aku sangat takut untuk bermimpi…
Kenapa? Shanaya… semua orang berhak memimpikan apapun, dan tidak ada yang salah dengan impian itu… terkadang impian akan membuat kita lebih hidup, lebih semangat untuk menggapainya. Ayo… tutup matamu, bayangkan semua impian itu… dia akan terasa lebih dekat. Ayolah Shanaya…
Tidak Anand… aku tidak suka lagi bermimpi karena disaat aku membuka mata, semuanya berubah.
Tiba-tiba Anand menggenggam tangan gadis itu, Shanaya tampak kaget…
Ayo… tutup matamu, aku disini… aku akan wujudkan semua mimpimu.
Tiba-tiba Shanaya menutup matanya perlahan… dia seperti membayangkan semua hal. Ada sesungging senyum di wajahnya.
Bayangkan Shanaya… kamu sedang berdiri ditengah salju yang tebal, kamu tampak cantik dengan gaun merah… dan lihat diujung sana ada pengeran impianmu, dia sedang menunggumu Shanaya, hampiri dia… dia sedang menunggumu dengan seekor kuda putih dan seikat mawar merah. Hampiri dia… lihatlah, itu dia… orang yang sedang menunggumu…
Tiba-tiba Shanaya membuka mata… dia menatap Anand lama…
Kenapa Shanaya? Tanya Anand heran.
Aku mau tidur… “ucapnya sambil melepaskan tangannya dari genggaman Anand.
To be continue…
Katrina Kaif as Shanaya
Kareena Kapoor as Meera
Ranbir Kapoor as Prem
Abhisek Bachan as Jay (special appreance)
***
10 Januari 2004
“Hari ini aku mengajak Shanaya kerumah paman, hari ini acara ulang tahun pernikahan paman… aku mengenalkannya pada semua orang. Shanaya gadis yang baik… dalam waktu yang singkat dia sudah bisa akrab dengan semua orang. Apalagi Bima… keponakanku, dia sangat menyukai Shanaya. Aku melihat Shanaya tertawa begitu lepas seperti tidak beban diwajah cantikku, aku bahagia melihatnya. Dia menari dan tertawa bersama semua keluargaku.”
Hari ini aku sangat bahagia… thanks again… hari ini aku benar-benar merasa bagaimana rasanya berada ditengah keluarga, ditengah orang yang mencintai kita. Aku benar-benar merasakan ketulusan dirumah pamanmu “Shanaya selalu saja merasa bahagia bila bersama Anand.
“Aku memperhatikan setiap perkataan Shanaya, aku bisa melihat jelas guratan bahagia di wajahnya, berkali-kali dia tersenyum menatap kedepan, hingga dia tidak menyadari bahwa aku… aku tidak bisa mengalihkan pandangan darinya.”
Ops… Shanaya, aku bosan mendengar ucapan terima kasihmu setiap saat, mulai hari ini ngk ada kata terima kasih, oke… “ucap Anand pura-pura kesal.
Shanaya tersenyum lebar… kamu tahu Anand, hari ini pertama kalinya aku lihat seluruh keluarga kumpul bersama, begitu banyak cinta dan kasih sayang… aku menyukainya, ingin rasanya aku menikmatinya setiap hari. Papaku sangat sibuk… dia tak pernah ada waktu untukku, aku benar-benar kesepian…
Kamu ngk akan kesepian lagi Shanaya… aku akan selalu bersamamu, kapanpun… aku akan selalu ada untukmu… “ucap Anand pasti.
Shanaya terperangah, dia menatap Anand lama… mencoba mencari tahu kenapa laki-laki itu begitu memperhatikannya.
Tiba-tiba mobil berhenti…
Kenapa Anand?
Ngk tahu… sebentar aku check dulu… “Anand turun, mencoba membuka bagian depan mobil dan memeriksa keadaan mobil.
Gimana? Tanya Shanaya setengah berteriak dari kaca mobil.
Ngk tahu nich, mesinnya kayaknya baik-baik aja dech… hahahaha… “tiba-tiba Anand tertawa yang membuat Shanaya menatapnya heran.
Ada apa?
Bukan mesin tapi bensinnya yang habis “ujar Anand.
What? Lalu gimana? disini sepi Anand… dimana kita akan beli bensin? Shanaya tampak panik, yang membuat Anand semakin ingin ketawa melihat wajahnya yang terlihat lucu.
Gimana ya? Dorong aja... “ujar Anand dengan santai.
Kya? Shanaya tampak tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Mendorong mobil dijalan sepi kayak gini. Kamu gila ya?
Siapa tahu diujung jalan sana ada yang jual bensin, ya ngk???
Shanaya masih bingung tak mengerti, yang bener aja masa dorong mobil sejauh itu. walaupun terlihat ragu, Shanaya dengan polosnya berjalan ke belakang mobil dan mencoba mendorong mobil itu, tapi NOL besar… jangankan berjalan bergerak aja ngk tuh mobil.
Hahaha… “Anand semakin ketawa melihat tingkah Shanaya. Shanaya… sampe besok kamu dorong tuh mobil ngk bakal geser. Yuk… kita jalan ke depan aja, siapa tahu ada orang kan kita bisa minta bantuan.
Kamu sich, trus gimana donk… aku ngk mau jalan ke depan, gelap ngk ada siapa-siapa lagi. Ntar kalau ada orang jahat gimana… ih ngeri tahu “Shanaya tampak mulai ketakutan.
Ya udah tidur aja nunggu pagi.
Tidur dimana? Mobil?
Ya Shanaya… tidur di mobil, kita ngk bisa lakukan apapun… tenang, aku tidak akan melakukan hal buruk, aku janji… “Anand menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya pada Shanaya, gadis itu tertawa.
Aku tahu…, “jawab Shanaya yakin, dia langsung duduk di dalam mobil.
Ayo… “mereka akhirnya memasuki mobil dan berusaha untuk tidur.
Lama mereka terdiam… tiba-tiba Shanaya bangun.
Kenapa Shanaya?
Aku ngk bisa tidur. Kok rasanya ngk nyaman banget tidur disini, aku tuh parno banget, gimana kalau ada orang jahat nanti?
Lalu Anand menyalakan lampu dan tersenyum melihat wajah Shanaya yang terlihat panik... Ngk bakal ada apa-apa, kamu percaya kan? Kan ada aku…
Shanaya tersenyum, rasanya begitu tenang… seketika rasa takutnya hilang dan tiba-tiba merasa mengingat sesuatu, tentang mimpinya. Entah kenapa tiba-tiba dia merasa, Anand seperti seseorang yang ditunggunya sejak lama.
Anand… kamu tahu sejak kecil aku selalu bermimpi tentang banyak hal, satu hal yang paling aku ingat. Aku berharap suatu hari nanti akan ada seorang pangeran yang datang menjemputku, pengeran seperti yang ada dinegeri dongeng, dia mengendarai kuda, membawa seikat mawar merah… dan membawaku pergi kedunianya yang indah. Tapi sekarang… aku tahu mimpi itu hanya impian anak-anak, tidak akan terjadi di dunia nyata… sejak mama ngk ada rasanya aku sangat takut untuk bermimpi…
Kenapa? Shanaya… semua orang berhak memimpikan apapun, dan tidak ada yang salah dengan impian itu… terkadang impian akan membuat kita lebih hidup, lebih semangat untuk menggapainya. Ayo… tutup matamu, bayangkan semua impian itu… dia akan terasa lebih dekat. Ayolah Shanaya…
Tidak Anand… aku tidak suka lagi bermimpi karena disaat aku membuka mata, semuanya berubah.
Tiba-tiba Anand menggenggam tangan gadis itu, Shanaya tampak kaget…
Ayo… tutup matamu, aku disini… aku akan wujudkan semua mimpimu.
Tiba-tiba Shanaya menutup matanya perlahan… dia seperti membayangkan semua hal. Ada sesungging senyum di wajahnya.
Bayangkan Shanaya… kamu sedang berdiri ditengah salju yang tebal, kamu tampak cantik dengan gaun merah… dan lihat diujung sana ada pengeran impianmu, dia sedang menunggumu Shanaya, hampiri dia… dia sedang menunggumu dengan seekor kuda putih dan seikat mawar merah. Hampiri dia… lihatlah, itu dia… orang yang sedang menunggumu…
Tiba-tiba Shanaya membuka mata… dia menatap Anand lama…
Kenapa Shanaya? Tanya Anand heran.
Aku mau tidur… “ucapnya sambil melepaskan tangannya dari genggaman Anand.
To be continue…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar