Hrithik Roshan as Anand Kishore
Katrina Kaif as Shanaya
Kareena Kapoor as Meera
Ranbir Kapoor as Prem
Abhisek Bachan as Jay (special appreance)
***
Perjalanan yang begitu melelahkan, tapi tetap Mumbai kembali mengingatkan Shanaya pada Anand. Entah kenapa cowok itu tidak pernah hilang dari pikirannya. Rasanya ini lebih dalam dari sebuah cinta. Dia berusaha untuk menepis segala kegalauan dan berusaha terlihat baik-baik saja di depan Prem
Meeting hari ini berjalan dengan lancar, Prem tampak sangat senang. Dia mengajak Shanaya untuk makan siang di sebuah restoran.
Shanaya… “tiba-tiba Shanaya dikagetkan oleh seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang dan betapa terpananya Shanaya melihat gadis yang berdiri dihadapannya saat ini.
Meera? Kamu? “Shanaya hampir tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Hai Shanaya, apa kabar? Kamu ngapain disini? Ya ampun… dah lama banget ya kita ngk ketemu.
Aku baik… lagi ada kerja disini “jawab Shanaya sekenanya. Dia pun kaget bisa bertemu Meera setelah sekian lama.
Hai Prem… “ sapa Meera pada Prem.
Hai… kamu lagi apa disini, yuk ikut makan bareng kita “tawar Prem pada Meera.
Ngk usah, aku lagi buru-buru… Shanaya… Aku ingin bicara, kamu bisa?
Shanaya menatap Prem yang duduk dihadapannya sementara cowok itu hanya diam, dia pun sama sekali tidak mengerti apa yang harus dia katakaa… Aku sekarang ada kerja “hanya itu yang diucapkan Shanaya.
Ngk apa-apa, besok kita ketemu lagi disini ya… aku tunggu ”Meera tampak memohon.
Oke… “
Aku pergi dulu, sampai besok ”ucapnya sambil melambaikan tangannya pada Shanaya, gadis itu tak habis pikir kenapa semua hal tentang Anand tidak pernah hilang dari hidupnya. Ada apa lagi ini, disaat dia ingin melupakan semuanya dia malah dihadapkan pada sesuatu yang jelas-jelas membuka luka hatinya kembali, Meera, dia tak lain adalah orang yang dinikahi Anand tujuh tahun yang lalu.
Dia mau bicara apa lagi sama kamu Shanaya?
Entahlah, dia hanya ingin bertemu denganku besok.
Untuk apa lagi? Semua kan sudah jelas. Dia sudah menikah, untuk apa lagi dia bicara sama kamu. Shanaya kalau kamu mau, kita bisa balik ke London hari ini.
Ngk apa-apa, aku akan ketemu dia besok. Terlepas dari apapun aku tidak boleh lari dari kenyataan. Aku sudah bertekad, Meera temanku… menghindarinya tidak akan membuatku lebih baik.
Prem terdiam, lari dari kenyataan memang tidak akan memperbaiki apapun, dia tersenyum, dalam hatinya dia sangat kagum dengan Shanaya.
***
Shanaya melangkahkan kakinya memasuki restoran itu, dia bisa melihat Meera duduk sendirian di salah satu meja.
Hai… kamu menungguku? Maaf ya aku telat, tadi ada keperluan “Shanaya tampak agak canggung.
Ngk apa-apa kok, aku juga baru datang. Aku ingin mengatakan sesuatu Shanaya tapi ngk disini, kamu mau kan ikut denganku kesuatu tempat.
Shanaya agak terdiam, tapi akhirnya dia mengangguk sambil tersenyum.
Setibanya…
Kamu masih ingat tempat ini kan Shanaya? Kita pernah kesini tujuh tahun yang lalu.
Ya… Shanaya tampak tersenyum, “ini taman disamping gereja yang dulu mereka sempat berdoa disini sebelum menjenguk Anand.
Kenapa kamu bawa aku kesini? Tanya Shanaya.
Sejak 7 tahun yang lalu, aku tidak pernah kesini lagi. Dan hari ini aku kesini sama kamu lagi…
Digereja ini juga kan kamu menikah? Pertanyaan Shanaya membuat Meera terpana dan menatapnya agak lama tapi dia tak mengatakan apapun. Aku ingin bertemu kamu karena banyak hal yang ingin aku katakan.
Hal apa itu? pertanyaan Shanaya membuat Meera tersenyum dan mendekatinya.
Meera memajukan duduknya, dia menggenggam tangan Shanaya… kenapa kamu bohong sama aku Shanaya? Kamu dan Prem tidak menikah kan? Kenapa kamu bohong Shanaya?
Shanaya kaget dengan pertanyaan Meera, dia melepaskan genggaman tangan Meera… dan berdiri membelakangi Meera.
Kamu bingung kan aku tahu darimana? Aku sudah tahu sejak 7 tahun yang lalu Shanaya, Prem yang memberitahuku. Kenapa Shanaya?
Aku meninggalkannya bukan untuk menikah, aku hanya tidak ingin membawanya dari dunia yang sejak lama bersamanya, aku hanya tidak ingin jadi seseorang yang egois. Meera… aku sudah pernah bilang kan? Aku tidak ingin membebanimu maupun Anand dengan keadaanku. Aku hanya ingin kamu bahagia, dan semuanya udah kelar kan? Kamu udah nikah dan aku… aku hanya belum menemukan orang yang aku cintai.
Meera tersenyum… kamu udah ketemu kok, hanya saja kamu menghindarinya. “Shanaya menatap Meera dengan tatapan nanar.
Lupakan tentang aku, bagaimana hidupmu? Kamu udah punya anak? “Shanaya berusaha menyeka airmatanya.
Ya… namanya Sanju, umurnya 5 tahun. Sebentar lagi aku mau jemput dia disekolahnya, kamu mau ikut?
Boleh… “Shanaya berusaha tersenyum, diperjalanan suasana hatinya begitu tak menentu. Meera sudah memiliki seorang putri, dia ingin sekali menangis saat ini. Tapi untuk apa, bukankah dia sudah berjanji akan menerima semuanya dengan ikhlas. Bukankah dia sendiri yang bilang, dia tidak menunggu Anand. Tapi kenapa rasanya airmata ini begitu sulit untuk dibendung…
To be continue…
Katrina Kaif as Shanaya
Kareena Kapoor as Meera
Ranbir Kapoor as Prem
Abhisek Bachan as Jay (special appreance)
***
Perjalanan yang begitu melelahkan, tapi tetap Mumbai kembali mengingatkan Shanaya pada Anand. Entah kenapa cowok itu tidak pernah hilang dari pikirannya. Rasanya ini lebih dalam dari sebuah cinta. Dia berusaha untuk menepis segala kegalauan dan berusaha terlihat baik-baik saja di depan Prem
Meeting hari ini berjalan dengan lancar, Prem tampak sangat senang. Dia mengajak Shanaya untuk makan siang di sebuah restoran.
Shanaya… “tiba-tiba Shanaya dikagetkan oleh seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang dan betapa terpananya Shanaya melihat gadis yang berdiri dihadapannya saat ini.
Meera? Kamu? “Shanaya hampir tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Hai Shanaya, apa kabar? Kamu ngapain disini? Ya ampun… dah lama banget ya kita ngk ketemu.
Aku baik… lagi ada kerja disini “jawab Shanaya sekenanya. Dia pun kaget bisa bertemu Meera setelah sekian lama.
Hai Prem… “ sapa Meera pada Prem.
Hai… kamu lagi apa disini, yuk ikut makan bareng kita “tawar Prem pada Meera.
Ngk usah, aku lagi buru-buru… Shanaya… Aku ingin bicara, kamu bisa?
Shanaya menatap Prem yang duduk dihadapannya sementara cowok itu hanya diam, dia pun sama sekali tidak mengerti apa yang harus dia katakaa… Aku sekarang ada kerja “hanya itu yang diucapkan Shanaya.
Ngk apa-apa, besok kita ketemu lagi disini ya… aku tunggu ”Meera tampak memohon.
Oke… “
Aku pergi dulu, sampai besok ”ucapnya sambil melambaikan tangannya pada Shanaya, gadis itu tak habis pikir kenapa semua hal tentang Anand tidak pernah hilang dari hidupnya. Ada apa lagi ini, disaat dia ingin melupakan semuanya dia malah dihadapkan pada sesuatu yang jelas-jelas membuka luka hatinya kembali, Meera, dia tak lain adalah orang yang dinikahi Anand tujuh tahun yang lalu.
Dia mau bicara apa lagi sama kamu Shanaya?
Entahlah, dia hanya ingin bertemu denganku besok.
Untuk apa lagi? Semua kan sudah jelas. Dia sudah menikah, untuk apa lagi dia bicara sama kamu. Shanaya kalau kamu mau, kita bisa balik ke London hari ini.
Ngk apa-apa, aku akan ketemu dia besok. Terlepas dari apapun aku tidak boleh lari dari kenyataan. Aku sudah bertekad, Meera temanku… menghindarinya tidak akan membuatku lebih baik.
Prem terdiam, lari dari kenyataan memang tidak akan memperbaiki apapun, dia tersenyum, dalam hatinya dia sangat kagum dengan Shanaya.
***
Shanaya melangkahkan kakinya memasuki restoran itu, dia bisa melihat Meera duduk sendirian di salah satu meja.
Hai… kamu menungguku? Maaf ya aku telat, tadi ada keperluan “Shanaya tampak agak canggung.
Ngk apa-apa kok, aku juga baru datang. Aku ingin mengatakan sesuatu Shanaya tapi ngk disini, kamu mau kan ikut denganku kesuatu tempat.
Shanaya agak terdiam, tapi akhirnya dia mengangguk sambil tersenyum.
Setibanya…
Kamu masih ingat tempat ini kan Shanaya? Kita pernah kesini tujuh tahun yang lalu.
Ya… Shanaya tampak tersenyum, “ini taman disamping gereja yang dulu mereka sempat berdoa disini sebelum menjenguk Anand.
Kenapa kamu bawa aku kesini? Tanya Shanaya.
Sejak 7 tahun yang lalu, aku tidak pernah kesini lagi. Dan hari ini aku kesini sama kamu lagi…
Digereja ini juga kan kamu menikah? Pertanyaan Shanaya membuat Meera terpana dan menatapnya agak lama tapi dia tak mengatakan apapun. Aku ingin bertemu kamu karena banyak hal yang ingin aku katakan.
Hal apa itu? pertanyaan Shanaya membuat Meera tersenyum dan mendekatinya.
Meera memajukan duduknya, dia menggenggam tangan Shanaya… kenapa kamu bohong sama aku Shanaya? Kamu dan Prem tidak menikah kan? Kenapa kamu bohong Shanaya?
Shanaya kaget dengan pertanyaan Meera, dia melepaskan genggaman tangan Meera… dan berdiri membelakangi Meera.
Kamu bingung kan aku tahu darimana? Aku sudah tahu sejak 7 tahun yang lalu Shanaya, Prem yang memberitahuku. Kenapa Shanaya?
Aku meninggalkannya bukan untuk menikah, aku hanya tidak ingin membawanya dari dunia yang sejak lama bersamanya, aku hanya tidak ingin jadi seseorang yang egois. Meera… aku sudah pernah bilang kan? Aku tidak ingin membebanimu maupun Anand dengan keadaanku. Aku hanya ingin kamu bahagia, dan semuanya udah kelar kan? Kamu udah nikah dan aku… aku hanya belum menemukan orang yang aku cintai.
Meera tersenyum… kamu udah ketemu kok, hanya saja kamu menghindarinya. “Shanaya menatap Meera dengan tatapan nanar.
Lupakan tentang aku, bagaimana hidupmu? Kamu udah punya anak? “Shanaya berusaha menyeka airmatanya.
Ya… namanya Sanju, umurnya 5 tahun. Sebentar lagi aku mau jemput dia disekolahnya, kamu mau ikut?
Boleh… “Shanaya berusaha tersenyum, diperjalanan suasana hatinya begitu tak menentu. Meera sudah memiliki seorang putri, dia ingin sekali menangis saat ini. Tapi untuk apa, bukankah dia sudah berjanji akan menerima semuanya dengan ikhlas. Bukankah dia sendiri yang bilang, dia tidak menunggu Anand. Tapi kenapa rasanya airmata ini begitu sulit untuk dibendung…
To be continue…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar