Katrina Kaif as Shanaya
Kareena Kapoor as Meera
Ranbir Kapoor as Prem
Abhisek Bachan as Jay (special appreance)
***
Meera, kita mau kemana?
Kamu diam aja ya, ntar juga tahu kok… “walaupun heran Shanaya berusaha untuk tenang, dia yakin Meera tidak akan berbuat hal yang aneh padanya.
Sampai… yuk turun. Shanaya mengikuti Meera turun dari mobil. Kenapa kamu membawa aku kesini? Ngapain kita ke gereja malam-malam seperti ini, “Shanaya tampak bingung kenapa Meera membawanya kegereja kemarin tapi dia begitu takjub melihat tempat itu, taman diluar itu begitu indah, lampu-lampu yang gemerlap… dan didalam seperti ada sebuah pemberkatan. Shanaya membuka pintu dan alangkah terkejutnya dia, disana ada Prem, papanya dan… Anand. Bagaimana bisa mereka semua ada disini.
Shanaya terperanjat dengan apa yang dilihatnya. Jantungnya berdegup kencang, kakinya seperti tertanam dibumi… tak ada kata yang mampu dia ucapkan, semua seperti tertelan hingga ulu hati, nafasnya seperti tertahan di tenggorokan. Rasanya begitu sesak, hanya bulir bening yang mengalir deras dimatanya.
Meera memegang tangan Shanaya, menjelaskan kebingungannya. Sejak aku tahu kamu di Mumbai aku memberi tahu Anand, dia masih menunggumu Shanaya… percayalah, Anand tidak pernah menghianatiku, dia hanya bertemu seseorang yang ditakdirkan untuknya dan mungkin memang disaat bersamaku. Aku sadar… tidak selamanya orang yang tepat itu datang pada waktu yang tepat, mungkin memang kamu datang diwaktu yang salah, tapi kamu tidak mengambilnya waktu itu… tapi kamu lebih memilih tuhan memberikannya diwaktu yang tepat.
Shanaya menatap Meera, airmatanya jatuh. Meera memeluk gadis itu, isaknya tertahan… dia menghapus airmata Shanaya, lihat… dia sedang menunggumu. Shanaya menatap Anand… laki-laki berjalan mendekatinya, rasanya begitu sulit untuk digambarkan.
Anand… “hanya kata itu yang mampu diucapkan Shanaya, dia tertegun, sosok itu berdiri dihadapannya sekarang, sosok yang sangat dia rindukan selama tujuh tahun ini. Tidak ada yang perlu disembunyikan… ya, dia masih sangat mencintainya.
Sejak kapan India punya 2 taj mahal? Kalimat itu keluar dari mulut Anand, Shanaya tersneyum, dia tidak dapat menahan airmatanya, bulir bening itu terus menetes membasahi pipinya. Dia tersenyum melihat sosok dihadapannya kini…
Sejak lama aku menunggumu… Shanaya. Kenapa begitu lama kamu datang, haruskah aku menunggu seumur hidup?
Tapi aku tidak menunggumu Anand… hanya saja aku belum menemukan orang lain setelah kamu.
Anand tidak mengatakan apapun, dia langsung memeluk Shanaya dengan erat… aku mencintaimu, aku mencintaimu Shanaya.
Shanaya masih diam, dia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya… Dia bahkan tidak pernah membayangkan akan bertemu Anand lagi setelah sekian lama.
Anand... Aku pikir, perasaan yang aku rasa 8 tahun yang lalu hanya emosi sesaat karena aku kesepian tapi… ternyata rasa itu tetap ada sampai sekarang. Aku tidak menemukan siapapun Anand. Anand tersenyum mendengar penuturan Shanaya.
Aku tidak Shanaya, sejak pertama kali aku melihatmu aku sudah yakin kalau ini perasaan yang utuh, bukan sesaat … dan saat aku melamarmu delapan tahun yang lalu aku sudah berpikir ribuan kali… semua itu bukan kalimat yang terlontar begitu saja. Aku mencintaimu Shanaya… sejak dulu, saat pertama kali aku melihatmu di coffee shop itu, aku kecewa saat kamu bilang kamu udah tunangan, tapi aku tetap mencintaimu, saat itu aku merasa aku bodoh… tapi Shanaya aku benar-benar bahagia melihatmu tersenyum. Saat kamu pergi aku merasa duniaku hilang… tapi kali ini aku mohon jangan pergi lagi. 7 tahun ini tidak satu hari pun aku lewati tanpa mengingatmu… Anand lalu berlutut dihadapan Shanaya.
Shanaya… Kamu mau kan menikah denganku? Sekarang... Aku akan mencintaimu seperti yang kamu inginkan, aku bekerja dengan baik dan tidak akan mengurangi waktu bersamamu… aku akan memelukmu, menciummu setiap hari dan aku akan bawakan setangkai bunga untukmu setiap hari, aku ingin menghabiskan seumur hidupku bersamamu, aku ingin tua bersamamu… kamu tahu, dari sekian banyak orang, Cuma kamu yang ingin aku miliki… aku mohon Shanaya, kali ini jangan katakan “tidak”…
Shanaya tertegun, kalimat itu yang pernah diucapkan Anand 8 tahun yang lalu dan dia masih mengingatnya dengan baik… Shanaya lalu menatap Papanya yang berdiri tak jauh darinya… papanya itu tersenyum sambil menganggukkan kepalanya…
Shanaya berbalik menatap Anand… tak lama dia tersenyum dan menganggukkan kepalanya dengan cepat…
Aku mau… “ucapannya disela tangisnya, dia langsung memeluk Anand.
Jangan pergi lagi Shanaya, aku sudah lewati banyak waktu hanya untuk menunggu hari ini… “Anand berkata tepat ditelinga Shanaya, gadis itu hanya diam dan memeluk Anand semakin erat.
Meera tersenyum melihat mereka. Pemberkatan mereka dilaksanakan saat itu juga. Rasanya lebih tenang.
Ya… terkadang memang tidak selamanya mencintai orang lain itu sesuatu yang disebut mendua… kerena hati itu tidak pernah tahu, mana tepat dan tidak tepat, mana pantas dan tidak pantas. Tak ada seorangpun yang bisa menebak, kapan, dimana dan pada siapa kita akan jatuh cinta. Cinta itu tidak salah, yang salah hanya ketika kamu sengaja berbagi hati dan tidak berniat untuk memilih.
TAMAT