Katrina Kaif as Shanaya
Kareena Kapoor as Meera
Ranbir Kapoor as Prem
Abhisek Bachan as Jay (special appreance)
***
2 tahun yang lalu…
1 Januari 2004
“London… ini pertama kalinya aku menginjakkan kakiku di kota ini, amazing… semua benar-benar terlihat berbeda. Aku kesini untuk urusan pekerjaan… tapi, sesuatu telah terjadi…”
“Ini hari dimana aku melihatnya pertama kali, ya dikota ini… London sepertinya akan jadi kota yang tidak akan pernah terlupakan… dia benar-benar memberi kesan yang berbeda, ya semua memang akan bertemu dengan orang yang baru dalam hidupnya tapi aku tidak menyadari kalau pertemuan kecil ini akan menjadi suatu cerita yang panjang…”
Anand baru selesai meeting hari ini, hujan sangat deras hingga dia memutuskan untuk duduk dulu di sebuah coffee shop dekat kantor. Begitu sampai, dia sangat kecewa, semua kursi penuh sepertinya suasana hujan seperti ini semua orang sangat senang menikmati secangkir kopi. Dan itu… ada sebuah kursi kosong dengan seorang gadis yang sedang duduk sendiri, tanpa ragu Anand mendekati gadis tersebut.
Boleh aku duduk disini… semua penuh. “ucap Anand yang membuat gadis itu menoleh padanya.
Gadis itu diam sebentar sambil memperhatikan Anand… silahkan ”ucapnya, gadis itu sepertinya tidak keberatan dengan kedatangan Anand.
Kamu sendirian? Tanya Anand.
Ya… “jawab gadis itu dengan nada datar.
Habis dari mana? Tanya Anand yang membuat gadis itu menatap lama padanya, mungkin dia sedang berpikir kenapa Anand terlihat sok akrab dengannya.
Aku tadi habis belanja di market sebelah, hari hujan… jadi ya aku menunggu jemputan ”jawab gadis itu sambil tersenyum dan terlihat sangat canggung.
Oh ya… aku Anand, Anand Kishore. “Anand mengulurkan tangannya.
Shanaya… Shanaya Patel “gadis itu membalas uluran tangan Anand sambil tersenyum. Oh… jemputanku sudah datang, aku pergi dulu… bye ”Shanaya berlalu.
Bye… “jawab Anand, dia terus memandangi gadis itu hingga hilang dari pandangannya. Dia mengulum senyum.
“Begitulah, pertemuan yang sederhana bukan? Tapi entah kenapa aku tidak bisa memalingkan pandangan darinya. Rasanya seperti melihat salju diantara rintikan hujan sore itu… aku terus menatapnya tak henti, aku bisa melihat hujan seakan menyapa wajahnya lembut… entah ada angin apa tiba-tiba dia berbalik menatapku dan melemparkan sebuah senyuman… meski samar aku bisa lihat dengan jelas, ada siluet yang begitu cantik terukir diwajahnya…”
***
3 Januari 2004
“Hanya berselang satu hari, hari ini aku kembali bertemu dengannya, kebetulankah atau… yang jelas hari ini dia bercerita tentang banyak hal… entah kenapa pertemuan kedua ini begitu menyisakan banyak rasa yang mungkin sulit untukku artikan”
Bruk… “Anand menabrak seseorang ketika sedang berjalan di depan kantornya. Begitu dilihatnya…
Shanaya? Kamu? Sedang apa disini? Anand tampak senang begitu menyadari siapa dihadapannya.
Anand? Aku baru habis belanja dan maaf, aku terburu-buru…
Kamu mau kemana?
Ngk kemana-mana, Cuma pengen cepet pulang aja…
Pulang? Ini masih sore Shanaya… bagaimana kalau kita ngobrol dulu.
Shanaya tampak bingung dengan tawaran Anand… dia hanya menatap cowok itu lama tanpa mengatakan apapun.
Please… kita sama-sama orang India kan? Ngk apa-apa kan kalau aku menganggapmu teman? Aku ngk nyulik orang kok…
Hahaha… oke ”Shanaya tertawa dan menyetujui ajakan Anand.
Kita sama-sama dari India, kenapa harus bertemu disini ya… “Shanaya memulai pembicaraan.
Takdir… “jawab Anand pasti.
Takdir? Hahaha… kamu begitu serius, ini hanya kebetulan Anand ”jawab Shanaya santai.
Kamu sering belanja sebanyak itu? Buat apa?
Persiapan pernikahan ”jawab Shanaya yang membuat Anand sedikit kaget.
Pernikahan? Tampak raut heran bercampur kaget dari wajah Anand mendengar jawaban gadis itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar