Katrina Kaif as Shanaya Patel
Kareena Kapoor as Meera
Ranbir Kapoor as Prem Kishen
Abhisek Bachan as Jay (special appreance)
***
1 Januari 2006
Meera berkali-kali berkaca melihat dirinya di cermin, dia terlihat sangat bahagia hari ini. Tepat satu jam lagi pertunangannya dengan Anand akan dilaksanakan.
Meera… yuk, keluar… acaranya mau dimulai nich, “terdengar suara ibunya memanggil.
Ya ma… “jawab Meera seraya melihat dirinya dicermin sekali lagi.
Meera pun berjalan keluar dengan perasaan yang tak menentu, jantungnya berdegup kencang. Inilah moment yang ditunggunya sejak lama. Dia bisa melihat laki-laki yang sangat dicintainya sedang berdiri menatapnya.
Tepuk tangan tamu menggema setelah cincin itu melingkar di jari mereka. Meera berkali-kali memandang cincin yang melingkar dijarinya, dia tersenyum sumringah sambil menatap Anand.
Acara selesai…
Anand sedang duduk sendiri di kursi taman rumahnya, berkali-kali dipandangnya cincin yang melingkar dijarinya. Ada raut aneh di wajahnya… entah apa!
Wah Anand… selamat ya, kapan pernikahannya nich? Jay datang menghampiri Anand dan duduk di sebelahnya. Jay adalah teman Anand sejak kecil dan mereka juga rekan satu profesi di perusahaan mobile.
Thanks…”ucap Anand datar.
Eh… Anand, kamu baik-baik aja kan? Biasanya orang berbahagia dihari pertunangannya kok kamu malah terlihat aneh gitu.
Aku sepertinya ngk yakin dengan semua ini.
Kya? Jay kaget ketika mendengar penuturan Anand yang diluar dugaannya. Maksud kamu?
Anand menatap Jay, dia tak mengatakan apapun lalu beranjak pergi membuat Jay semakin tidak mengerti.
Sementara itu Meera masih enggan mengganti gaunnya, dia masih termangu di depan cermin. Semua rencana pernikahan tergelar indah di benaknya, kartu undangan, resepsi, bulan madu… Meera tersenyum sendiri membayangkan semua itu. Setelah lima tahun bersama Anand, moment ini datang juga. Rasanya begitu sulit untuk diungkapkan, orang yang sangat dia cintainya dalam hitungan bulan akan segera menjadi suaminya.
***
2 Januari 2006
Hai sayang… “sapa Meera sumringah didepan pintu apartemen Anand.
Meera…. Ngapain pagi-pagi kesini? Anand sangat kaget melihat kedatangan Meera pagi ini, bagaimana tidak jarum jam masih menunjukkan pukul 6.30 pagi tapi Meera kelihatannya sudah rapi.
Sayang… aku mau nyiapain sarapan buat kamu, kamu kekantor jam 7 kan? Siap-siap gi… sarapannya siap 15 menit… oke ”Meera segera berlalu dari hadapan Anand menuju dapur, cowok itu hanya geleng-geleng kepala. Dia memang tinggal sendiri di apartement ini.
Dan benar saja, begitu Anand selesai mandi dan berkemas, semua sarapan sudah tersiap di meja makan.
Silakan sayang… “ucap Merra antusias.
Kamu nyiapain semua ini? Tanya Anand ragu.
Kenapa? kamu ngk percaya… aku tuh bakal jadi istri yang baik buat kamu.
Anand hanya tersenyum sambil menyantap hidangan.
Sayang… ntar kamu pulang dari kantor, kita nyari undangan ya… sekalian nyari-nyari model gaun pengantin aku.
Meera… pernikahan kita masih dua bulan lagi, kenapa harus terburu-buru?
Sayang… lebih cepat lebih baik lagian kenapa sich? Kok kamu ngk semangat gitu dengan pernikahan kita? Kita tuh udah pacaran lima tahun dan moment ini tuh moment impian aku banget. Ada apa sich Anand? Apa ada yang salah?
Meera… ngk ada apa-apa, oke… kamu menang, kita akan nyari model undangan sore ini, kamu seneng?
Meera tersenyum lebar, seneng banget, nah… gitu donk…”ucapnya senang.
Oke… aku ke kantor dulu, kamu ngk kekantor hari ini?
Ngk… aku nunggu kamu disini ajah sekalian beres-beres, apartement kamu kotor banget… ngk apa-apa kan?
Oke… aku pergi dulu ya… “Anand berlalu pergi namun Meera buru-buru mencegatnya.
Eh, kamu ngk mau nyium aku? Tanya Meera melihat Anand langsung pergi.
Nanti aja kalau kita udah nikah.
Meera memajukan bibirnya sambil tersenyum senang. Dia hanya melihat Anand melangkah pergi, sebentar lagi cowok itu akan jadi suaminya, membayangkannya saja hatinya sudah sangat bahagia… kenapa sich 2 bulan kok rasanya lama banget, “bisiknya pada diri sendiri.
Meera mulai mengutak atik barang-barang Anand…
Berantakan banget sich? Dasar… “gerutu Meera sambil merapikan baju-baju Anand yang bertebaran di tempat tidur. Dia benar-benar terlihat sangat menikmati apa yang dia lakukan, terlihat sekali kalau dia sangat mencintai kekasihnya, Anand.
Meera menghempaskan tubuhnya di sofa, sangat melelahkan… semuanya beres, ini baru apartement ngk kayak tadi… kapal pecah “gerutunya sambil tersenyum puas melihat keadaan apartement Anand sudah rapi. Sepertinya aku memang akan jadi istri yang baik dech… hehehe, “Meera bicara pada dirinya sendiri dan tersenyum sendiri. Dilihatnya jam dinding, jarum jam menunjukkan pukul 14.00 siang, itu artinya masih ada satu jam lagi untuk menunggu Anand pulang. Meera melangkah ke meja kerja Anand hanya ingin melihat-lihat, dia memeriksa file kerja dan tiba-tiba matanya tertuju pada semua buku berwarna abu-abu… bentuknya berbeda dari file lain. Meera mengambilnya … ini kan diary, sejak kapan Anand suka menulis diary? Tanya nya pada diri sendiri…
Penasaran, Meera pun membukanya… betapa kagetnya dia ada sebuah kata yang tertulis cantik dengan huruf kaligrafi yang indah di halaman awal buku tersebut… SHANAYA? Meera menyergitkan kening penuh tanda tanya… dia membalik halaman berikutnya…
To be continue…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar