Rabu, 31 Desember 2014

CERBUNG SAANS (Part 3)


Hrithik Roshan as Anand Kishore
Katrina Kaif as Shanaya
Kareena Kapoor as Meera
Ranbir Kapoor as Prem
Abhisek Bachan as Jay (special appreance)

***
Ya… aku sudah bertunangan ”ujar Shanaya sambil memperlihatkan cincin di jarinya. Jadi aku harap kamu jangan jatuh cinta sama aku ya… “ujar Shanaya tampak setengah becanda.
Hahaha… becanda yang bagus ”Anand tertawa mendengar celoteh Shanaya. Good girl ”pikirnya.

“Jujur… sebenarnya aku agak kecewa dengan pengakuannya, rasanya seperti kehilangan… akh, aku mencoba menepis perasaan aneh itu… Anand, kamu pun akan menikah, ingat Merra sedang menunggumu… aku sering mengatakan itu pada diri sendiri, pertemuan singkat dengan Shanaya tidak mungkin menghancurkan kebersamaan yang panjang dengan Meera”

Jadi kamu akan menikah di London? Tanya Anand.
Ya… Aku akan menikah disini… Prem bekerja disini. Jadi ya… dia ingin pernikahan kami diadakan disini.
Kapan? Anand terlihat makin penasaran.
3 bulan lagi… entah kenapa aku merasa waktu begitu cepat. Dia selalu sibuk dengan pekerjaannya, aku sering belanja sendiri. Pesan undangan, padahal aku ingin sekali minta pendapat dia tentang pilihanku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan laki-laki yang terlalu sibuk… “Shanaya tampak menghela nafas panjang seperti lelah dengan keadaan yang dia jalani.
Anand hanya diam mendengarkan perkataan Shanaya, dia tidak berkata apapun…
Oh, maaf ya… kok aku malah jadinya curhat gini? Shanaya tertawa ringan membuat Anand menatapnya agak lama.

“Ada yang berbeda dari senyumannya… aku ingin katakan kalau senyumannya seperti pelangi saat hujan mulai reda, menyimpan begitu banyak warna hingga aku begitu sulit hanya untuk memalingkan pandangan”

Oh… I’ts oke, ngk apa-apa kok, aku mau kok dengernya sampai besok… “ujar Anand setelah terdiam cukup lama.
Hahaha “Shanaya tertawa lagi. Ngomong-ngomong… udah hampir malam, aku harus pulang…
Kamu sendirian? Tanya Anand begitu melihat Shanaya hanya berjalan sendiri.
Tidak, aku akan telpon Prem untuk menjemput… “Shanaya pun mengambil handpone dan menekan nomor, tak lama wajahnya muram…
Ada apa? “tanya Anand
Ngk bisa dihubungi… “Shanaya terlihat sangat kecewa.
I’ts oke… aku akan antar, ayo…
Tapi Anand…
Ayolah Shanaya… aku akan antar dengan selamat kok…
Shanaya tidak bisa menolak karena hari memang sudah mulai gelap…

Seandainya Prem bisa lebih mengerti…”Shanaya berujar sambil terus melihat keluar jendela mobil.
Maksdnya? Tanya Anand yang heran melihat Shanaya.
Kamu tahu Anand? Aku mempunyai sebuah mimpi sederhana, yang mungkin bukan impian gadis zaman sekarang… aku ingin punya suami yang punya waktu untuk keluarga. Bukan laki-laki yang terlalu sibuk… aku ingin hidup normal, hidup dengan baik, suami yang selalu ada waktu untuk keluarga, pagi hari dia bekerja aku akan jaga rumah dan anak-anak, dia akan pulang sore hari dengan seikat bunga mawar dan mengatakan aku cinta padamu setiap hari… just it. Tapi Prem tidak seperti itu…

Tapi kamu mencintainya kan? Pertanyaan Anand membuat Shanaya kaget, dia hanya mengangkat bahu dan kembali menatap keluar jendela. Aku mengenalnya sejak lama, sejak kita masih kecil… dan suatu ketika dia melamarku, aku setuju karena aku pikir dia teman yang baik. Dan aku pikir dia juga akan jadi teman hidup yang baik.

Shanaya… kita tidak bisa memilih teman hidup hanya karena merasa dia baik, semua itu butuh perasaan, kamu harus mencintainya untuk bisa hidup bersamanya.
Shanaya terdiam, dia menatap Anand lama mencoba memahami apa yang barusan dikatakan cowok itu.

***
Tanpa tersadar mereka telah sampai digerbang rumah Shanaya…
Thanks ya… “ucap Shanaya begitu sampai dirumahnya.
Oke… aku berharap kita bisa bertemu lagi “ujar Anand tampak berharap.
Shanaya hanya tersenyum… Anand, aku banyak bicara ya? Sorry…
Ngk apa-apa kok, aku seneng ngobrol sama kamu… selain kerja di perusahaan mobile aku juga konsultan kok, jadi kamu bisa cerita apa aja “ujar Anand becanda.
Hahaha… “Shanaya tersenyum. Oke bye… Shanaya menatap Anand sampai hilang ditikungan jalan. Dia tersenyum.

To be continue…

CERBUNG SAANS (Part 2)

Hrithik Roshan as Anand Kishore
Katrina Kaif as Shanaya
Kareena Kapoor as Meera
Ranbir Kapoor as Prem
Abhisek Bachan as Jay (special appreance)

***
2 tahun yang lalu…

1 Januari 2004

“London… ini pertama kalinya aku menginjakkan kakiku di kota ini, amazing… semua benar-benar terlihat berbeda. Aku kesini untuk urusan pekerjaan… tapi, sesuatu telah terjadi…”
“Ini hari dimana aku melihatnya pertama kali, ya dikota ini… London sepertinya akan jadi kota yang tidak akan pernah terlupakan… dia benar-benar memberi kesan yang berbeda, ya semua memang akan bertemu dengan orang yang baru dalam hidupnya tapi aku tidak menyadari kalau pertemuan kecil ini akan menjadi suatu cerita yang panjang…”

Anand baru selesai meeting hari ini, hujan sangat deras hingga dia memutuskan untuk duduk dulu di sebuah coffee shop dekat kantor. Begitu sampai, dia sangat kecewa, semua kursi penuh sepertinya suasana hujan seperti ini semua orang sangat senang menikmati secangkir kopi. Dan itu… ada sebuah kursi kosong dengan seorang gadis yang sedang duduk sendiri, tanpa ragu Anand mendekati gadis tersebut.

Boleh aku duduk disini… semua penuh. “ucap Anand yang membuat gadis itu menoleh padanya.
Gadis itu diam sebentar sambil memperhatikan Anand… silahkan ”ucapnya, gadis itu sepertinya tidak keberatan dengan kedatangan Anand.
Kamu sendirian? Tanya Anand.
Ya… “jawab gadis itu dengan nada datar.
Habis dari mana? Tanya Anand yang membuat gadis itu menatap lama padanya, mungkin dia sedang berpikir kenapa Anand terlihat sok akrab dengannya.
Aku tadi habis belanja di market sebelah, hari hujan… jadi ya aku menunggu jemputan ”jawab gadis itu sambil tersenyum dan terlihat sangat canggung.
Oh ya… aku Anand, Anand Kishore. “Anand mengulurkan tangannya.
Shanaya… Shanaya Patel “gadis itu membalas uluran tangan Anand sambil tersenyum. Oh… jemputanku sudah datang, aku pergi dulu… bye ”Shanaya berlalu.
Bye… “jawab Anand, dia terus memandangi gadis itu hingga hilang dari pandangannya. Dia mengulum senyum.

“Begitulah, pertemuan yang sederhana bukan? Tapi entah kenapa aku tidak bisa memalingkan pandangan darinya. Rasanya seperti melihat salju diantara rintikan hujan sore itu… aku terus menatapnya tak henti, aku bisa melihat hujan seakan menyapa wajahnya lembut… entah ada angin apa tiba-tiba dia berbalik menatapku dan melemparkan sebuah senyuman… meski samar aku bisa lihat dengan jelas, ada siluet yang begitu cantik terukir diwajahnya…”

***
3 Januari 2004

“Hanya berselang satu hari, hari ini aku kembali bertemu dengannya, kebetulankah atau… yang jelas hari ini dia bercerita tentang banyak hal… entah kenapa pertemuan kedua ini begitu menyisakan banyak rasa yang mungkin sulit untukku artikan”

Bruk… “Anand menabrak seseorang ketika sedang berjalan di depan kantornya. Begitu dilihatnya…
Shanaya? Kamu? Sedang apa disini? Anand tampak senang begitu menyadari siapa dihadapannya.
Anand? Aku baru habis belanja dan maaf, aku terburu-buru…
Kamu mau kemana?
Ngk kemana-mana, Cuma pengen cepet pulang aja…
Pulang? Ini masih sore Shanaya… bagaimana kalau kita ngobrol dulu.
Shanaya tampak bingung dengan tawaran Anand… dia hanya menatap cowok itu lama tanpa mengatakan apapun.
Please… kita sama-sama orang India kan? Ngk apa-apa kan kalau aku menganggapmu teman? Aku ngk nyulik orang kok…
Hahaha… oke ”Shanaya tertawa dan menyetujui ajakan Anand.
Kita sama-sama dari India, kenapa harus bertemu disini ya… “Shanaya memulai pembicaraan.
Takdir… “jawab Anand pasti.
Takdir? Hahaha… kamu begitu serius, ini hanya kebetulan Anand ”jawab Shanaya santai.
Kamu sering belanja sebanyak itu? Buat apa?
Persiapan pernikahan ”jawab Shanaya yang membuat Anand sedikit kaget.
Pernikahan? Tampak raut heran bercampur kaget dari wajah Anand mendengar jawaban gadis itu.

CERBUNG SAANS (Part 1)

Hrithik Roshan as Anand Kishore
Katrina Kaif as Shanaya Patel
Kareena Kapoor as Meera
Ranbir Kapoor as Prem Kishen
Abhisek Bachan as Jay (special appreance)

***
1 Januari 2006

Meera berkali-kali berkaca melihat dirinya di cermin, dia terlihat sangat bahagia hari ini. Tepat satu jam lagi pertunangannya dengan Anand akan dilaksanakan.
Meera… yuk, keluar… acaranya mau dimulai nich, “terdengar suara ibunya memanggil.
Ya ma… “jawab Meera seraya melihat dirinya dicermin sekali lagi.
Meera pun berjalan keluar dengan perasaan yang tak menentu, jantungnya berdegup kencang. Inilah moment yang ditunggunya sejak lama. Dia bisa melihat laki-laki yang sangat dicintainya sedang berdiri menatapnya.
Tepuk tangan tamu menggema setelah cincin itu melingkar di jari mereka. Meera berkali-kali memandang cincin yang melingkar dijarinya, dia tersenyum sumringah sambil menatap Anand.

Acara selesai…
Anand sedang duduk sendiri di kursi taman rumahnya, berkali-kali dipandangnya cincin yang melingkar dijarinya. Ada raut aneh di wajahnya… entah apa!
Wah Anand… selamat ya, kapan pernikahannya nich? Jay datang menghampiri Anand dan duduk di sebelahnya. Jay adalah teman Anand sejak kecil dan mereka juga rekan satu profesi di perusahaan mobile.
Thanks…”ucap Anand datar.
Eh… Anand, kamu baik-baik aja kan? Biasanya orang berbahagia dihari pertunangannya kok kamu malah terlihat aneh gitu.
Aku sepertinya ngk yakin dengan semua ini.
Kya? Jay kaget ketika mendengar penuturan Anand yang diluar dugaannya. Maksud kamu?
Anand menatap Jay, dia tak mengatakan apapun lalu beranjak pergi membuat Jay semakin tidak mengerti.

Sementara itu Meera masih enggan mengganti gaunnya, dia masih termangu di depan cermin. Semua rencana pernikahan tergelar indah di benaknya, kartu undangan, resepsi, bulan madu… Meera tersenyum sendiri membayangkan semua itu. Setelah lima tahun bersama Anand, moment ini datang juga. Rasanya begitu sulit untuk diungkapkan, orang yang sangat dia cintainya dalam hitungan bulan akan segera menjadi suaminya.

***
2 Januari 2006

Hai sayang… “sapa Meera sumringah didepan pintu apartemen Anand.
Meera…. Ngapain pagi-pagi kesini? Anand sangat kaget melihat kedatangan Meera pagi ini, bagaimana tidak jarum jam masih menunjukkan pukul 6.30 pagi tapi Meera kelihatannya sudah rapi.
Sayang… aku mau nyiapain sarapan buat kamu, kamu kekantor jam 7 kan? Siap-siap gi… sarapannya siap 15 menit… oke ”Meera segera berlalu dari hadapan Anand menuju dapur, cowok itu hanya geleng-geleng kepala. Dia memang tinggal sendiri di apartement ini.
Dan benar saja, begitu Anand selesai mandi dan berkemas, semua sarapan sudah tersiap di meja makan.
Silakan sayang… “ucap Merra antusias.
Kamu nyiapain semua ini? Tanya Anand ragu.
Kenapa? kamu ngk percaya… aku tuh bakal jadi istri yang baik buat kamu.
Anand hanya tersenyum sambil menyantap hidangan.
Sayang… ntar kamu pulang dari kantor, kita nyari undangan ya… sekalian nyari-nyari model gaun pengantin aku.
Meera… pernikahan kita masih dua bulan lagi, kenapa harus terburu-buru?
Sayang… lebih cepat lebih baik lagian kenapa sich? Kok kamu ngk semangat gitu dengan pernikahan kita? Kita tuh udah pacaran lima tahun dan moment ini tuh moment impian aku banget. Ada apa sich Anand? Apa ada yang salah?
Meera… ngk ada apa-apa, oke… kamu menang, kita akan nyari model undangan sore ini, kamu seneng?
Meera tersenyum lebar, seneng banget, nah… gitu donk…”ucapnya senang.
Oke… aku ke kantor dulu, kamu ngk kekantor hari ini?
Ngk… aku nunggu kamu disini ajah sekalian beres-beres, apartement kamu kotor banget… ngk apa-apa kan?
Oke… aku pergi dulu ya… “Anand berlalu pergi namun Meera buru-buru mencegatnya.
Eh, kamu ngk mau nyium aku? Tanya Meera melihat Anand langsung pergi.
Nanti aja kalau kita udah nikah.
Meera memajukan bibirnya sambil tersenyum senang. Dia hanya melihat Anand melangkah pergi, sebentar lagi cowok itu akan jadi suaminya, membayangkannya saja hatinya sudah sangat bahagia… kenapa sich 2 bulan kok rasanya lama banget, “bisiknya pada diri sendiri.

Meera mulai mengutak atik barang-barang Anand…
Berantakan banget sich? Dasar… “gerutu Meera sambil merapikan baju-baju Anand yang bertebaran di tempat tidur. Dia benar-benar terlihat sangat menikmati apa yang dia lakukan, terlihat sekali kalau dia sangat mencintai kekasihnya, Anand.

Meera menghempaskan tubuhnya di sofa, sangat melelahkan… semuanya beres, ini baru apartement ngk kayak tadi… kapal pecah “gerutunya sambil tersenyum puas melihat keadaan apartement Anand sudah rapi. Sepertinya aku memang akan jadi istri yang baik dech… hehehe, “Meera bicara pada dirinya sendiri dan tersenyum sendiri. Dilihatnya jam dinding, jarum jam menunjukkan pukul 14.00 siang, itu artinya masih ada satu jam lagi untuk menunggu Anand pulang. Meera melangkah ke meja kerja Anand hanya ingin melihat-lihat, dia memeriksa file kerja dan tiba-tiba matanya tertuju pada semua buku berwarna abu-abu… bentuknya berbeda dari file lain. Meera mengambilnya … ini kan diary, sejak kapan Anand suka menulis diary? Tanya nya pada diri sendiri…
Penasaran, Meera pun membukanya… betapa kagetnya dia ada sebuah kata yang tertulis cantik dengan huruf kaligrafi yang indah di halaman awal buku tersebut… SHANAYA? Meera menyergitkan kening penuh tanda tanya… dia membalik halaman berikutnya…

To be continue…

Terjemahan Indonesia Lirik Ang Laga De Re [Ramleela]

Song: Ang Laga De Re
Movie: Ramleela (2013)
Music: Sanjay Leela Bhansali
Lyrics: Siddharth-Garima
Singers: Aditi Paul, Shail Hada

Ang laga de re
Mohe rang laga de re
Main to teri joganiya
Tu jog laga de re

Sentuh aku dengan tubuhmu
Warnai aku (dalam warnamu)
Aku telah meninggalkan dunia untukmu
Beri aku kebijaksanaanmu sendiri

Prem ka rog laga de re
Berikan saya penyakit cinta ini

Main to teri joganiya
Tu jog laga de re

Ram ratan dhan
Lagan magan man
Tan mora chandan re
Ujli kori preet piyaa
satrang laga de re

Permata dan uang hanya Raam
Hatiku benar-benar tenggelam dalam dirinya, Tubuhku seperti cendana yang beraromakan dia
Cintaku bersih, putih, O tercinta, warna ini dalam tujuh warna...

Ang laga de re, mohe rang laga de re
Main to teri joganiya tu jog laga de re

Raat banjar si hai..
Kaale khanjar si hai..
Tere seene ki lau
Mere andar bhi hai
Tu hawaa de ise
To meraa tan jale
Jalaa de re sang jalaa de re
Mohe ang laga de re

Malam tampaknya tandus, dan terasa seperti belati hitam
Nyalakan api hitammu dalam diriku
Berikan udara itu untuk membakar lebih banyak sehingga tubuhku hangus..
Bakar aku dengan diri sendiri, sentuh aku dengan tubuhmu...

Main to teri joganiya
Tu jog laga de re..

Raas hai raat mein
Teri har baat mein
Bolo main kya karoon
Aise haalaat mein
Hoon main teri malang
Tu hi mera nasha
Chadha de re bhang chadha de re
Prem ki bhang chadha de re

Ada sukacita cinta di malam hari, dan segala sesuatu yang kau katakan...
Katakan apa yang harus aku lakukan, sedemikian situation..

Aku kecanduan tentangmu, kau sendirilah yang memabukkan, membuatku mabuk..
membuatku mabuk dengan minuman cinta

Main to teri joganiya
Tu jog laga de re

Jog laga de re...
Prem ka rog laga de re
Main to teri joganiya
Tu jog laga de re

Ram ratan dhan
Lagan magan man
Tan mora chandan re