Sebagian besar orang mengatakan jatuh cinta itu menyenangkan. Mungkin
mereka lupa jatuh cinta itu kata yang diawali dengan "jatuh". Kebanyakan
orang akan terluka dengan jatuh. Atau setidaknya merasakan sakit
setelah jatuh. Lalu bagian mana yang bisa dibilang menyenangkan dari
jatuh cinta? Bukankah itu sedang terjatuh? Bukankah jatuh itu sakit?
Apa ini juga yang biasa dibilang kalau cinta itu buta?
Tapi kalaupun buta, apa cinta juga mati rasa?
Sehingga jatuhnya kita nikmati begitu saja.
Kalau aku bisa memilih aku tidak ingin jatuh cinta. Jatuh cinta itu menyebalkan.
Analisanya!
Seringkali kamu tanpa sadar menjejalkan namanya dalam kepalamu.
Memikirkannya berlebihan, menduga-duga hal yang tak perlu atau
mencari-cari kemungkinan yang tidak kamu tahu. Hal itu begitu
menyibukkan dengan pikiran-pikiran yang sebenarnya tidak kamu mau.
Kenapa? Karena pikiran itu egois. Belum tentu juga dia atau siapapun
yang kamu cintai itu memikirkan hal yang sama. Apa dia memikirkanmu? Apa
dia sedang mengingatmu? Apa kamu tidak benar-benar dipikirkannya? Ah
sial. Seperti inilah menyebalkannya. Kamu akan kembali bertanya sendiri,
tentang hal-hal tak penting yang egois.
Jatuh cinta itu menyita sebagian besar perasaan dengan
pikiran-pikiran yang juga tak perlu. Perasaanmu hanya akan terbawa
begitu jauh yang terkadang berantakan tidak beraturan. Kamu sendiri
sebagai pemiliknya tidak tahu bagaimana merapikan perasaan itu sendiri.
Mungkin bisa dibilang, kamu akan menempatkan kesempatan merapikan
perasaanmu hanya kepada orang yang kamu jatuhcintai itu. Hanya dia yang
bisa menata rapi segala yang tercerai berai dalam perasaanmu. Sementara
memiliki perasaan yang berantakan seperti itu sangat tidak nyaman.
Tahukah perasaan apa yang paling sering hadir ketika jatuh cinta? Ya
kerinduan. Tak ada yang benar-benar bisa menyita sebagian besar ruangan
perasaan selain kerinduan. Kerinduan hanyalah anak dari perasaan jatuh
cinta yang tumbuh setiap hari kian besar, kian panjang dan membuat
sempit perasaanmu saja. Lagi-lagi kamu akan berpikir hal yang
menyebalkan. Apa dia merindukanmu juga? Apa kerinduanmu akan dia balas
atau akan hanya sekarat menyiksa ruangan perasaanmu yang telah kian
sempit itu? Ah... Pertanyaan tak penting dan egois lagi kan?
Sekali lagi... Kalau aku bisa memilih aku tidak ingin jatuh cinta.
Jatuh cinta itu menyita waktu. Kamu hanya bisa berhenti jatuh cinta
ketika kamu tidur. Itupun kalau sedang beruntung, kalau dia sedang tidak
hadir dalam mimpimu. Sebab kalau dia singgah pula dalam bunga tidurmu,
kamu tidak bisa apa-apa selain menjatuhcintainya juga meski dalam mimpi.
Bukankah jatuh cinta itu merepotkan?
Bukankah jatuh cinta itu perasaan yang egois?
Bukankah jatuh cinta itu JATUH?
Dan bukankah JATUH itu SAKIT?
Lalu bagian mana yang bisa disebut menyenangkan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar