Selasa, 23 Juni 2015

Bisakah Aku Memilih Untuk Tidak Jatuh Cinta?

Sebagian besar orang mengatakan jatuh cinta itu menyenangkan. Mungkin mereka lupa jatuh cinta itu kata yang diawali dengan "jatuh". Kebanyakan orang akan terluka dengan jatuh. Atau setidaknya merasakan sakit setelah jatuh. Lalu bagian mana yang bisa dibilang menyenangkan dari jatuh cinta? Bukankah itu sedang terjatuh? Bukankah jatuh itu sakit?

Apa ini juga yang biasa dibilang kalau cinta itu buta?
Tapi kalaupun buta, apa cinta juga mati rasa?
Sehingga jatuhnya kita nikmati begitu saja.

Kalau aku bisa memilih aku tidak ingin jatuh cinta. Jatuh cinta itu menyebalkan.

Analisanya!

Seringkali kamu tanpa sadar menjejalkan namanya dalam kepalamu. Memikirkannya berlebihan, menduga-duga hal yang tak perlu atau mencari-cari kemungkinan yang tidak kamu tahu. Hal itu begitu menyibukkan dengan pikiran-pikiran yang sebenarnya tidak kamu mau. Kenapa? Karena pikiran itu egois. Belum tentu juga dia atau siapapun yang kamu cintai itu memikirkan hal yang sama. Apa dia memikirkanmu? Apa dia sedang mengingatmu? Apa kamu tidak benar-benar dipikirkannya? Ah sial. Seperti inilah menyebalkannya. Kamu akan kembali bertanya sendiri, tentang hal-hal tak penting yang egois.

Jatuh cinta itu menyita sebagian besar perasaan dengan pikiran-pikiran yang juga tak perlu. Perasaanmu hanya akan terbawa begitu jauh yang terkadang berantakan tidak beraturan. Kamu sendiri sebagai pemiliknya tidak tahu bagaimana merapikan perasaan itu sendiri. Mungkin bisa dibilang, kamu akan menempatkan kesempatan merapikan perasaanmu hanya kepada orang yang kamu jatuhcintai itu. Hanya dia yang bisa menata rapi segala yang tercerai berai dalam perasaanmu. Sementara memiliki perasaan yang berantakan seperti itu sangat tidak nyaman. Tahukah perasaan apa yang paling sering hadir ketika jatuh cinta? Ya kerinduan. Tak ada yang benar-benar bisa menyita sebagian besar ruangan perasaan selain kerinduan. Kerinduan hanyalah anak dari perasaan jatuh cinta yang tumbuh setiap hari kian besar, kian panjang dan membuat sempit perasaanmu saja. Lagi-lagi kamu akan berpikir hal yang menyebalkan. Apa dia merindukanmu juga? Apa kerinduanmu akan dia balas atau akan hanya sekarat menyiksa ruangan perasaanmu yang telah kian sempit itu? Ah... Pertanyaan tak penting dan egois lagi kan?

Sekali lagi... Kalau aku bisa memilih aku tidak ingin jatuh cinta.

Jatuh cinta itu menyita waktu. Kamu hanya bisa berhenti jatuh cinta ketika kamu tidur. Itupun kalau sedang beruntung, kalau dia sedang tidak hadir dalam mimpimu. Sebab kalau dia singgah pula dalam bunga tidurmu, kamu tidak bisa apa-apa selain menjatuhcintainya juga meski dalam mimpi.

Bukankah jatuh cinta itu merepotkan?
Bukankah jatuh cinta itu perasaan yang egois?
Bukankah jatuh cinta itu JATUH?
Dan bukankah JATUH itu SAKIT?

Lalu bagian mana yang bisa disebut menyenangkan?